Saturday, May 30, 2020

Aspek-aspek resiliensi (skripsi dan tesis)


Menurut Connor & Davidson (dalam Rinaldi, 2010), resiliensi terdiri dari
5 aspek diantaranya:
1. Kompetensi personal, standar yang tinggi dan keuletan.
Memperlihatkan bahwa Individu merasa sebagai orang yang mampu
mencapai tujuan dalam situasi kemunduran atau kegagalan.
2. Percaya pada diri sendiri, memiliki toleransi terhadap afek negatif dan
kuat/tegar dalam menghadapi stres.
Hal tersebut berhubungan dengan ketenangan, cepat melakukan coping
terhadap stress, berpikir secara hati-hati dan tetap fokus sekalipun sedang
dalam menghadapi masalah.
3. Menerima perubahan secara positif dan dapat membuat hubungan yang
aman (secure) dengan orang lain.
Hal ini berhubungan dengan kemampuan beradaptasi atau mampu
beradaptasi jika menghadapai perubahan.
4. Kontrol diri dalam mencapai tujuan dan bagaimana meminta atau
mendapatkan bantuan dari orang lain.
5. Pengaruh spiritual, yaitu yakin pada Tuhan atau nasib.
Xiaonan & Zhang (dalam Apriawal, 2012) membagi resiliensi ke dalam
tiga aspek, yaitu:
a. Tenacity, yaitu menggambarkan ketenangan hati, ketetapan waktu, dan
control diri individu saat menghadapi situasi yang sulit serta saat
menghadapi tantangan.
b. Strength, yaitu fokus pada kapasitas individu untuk dapat pulih kembali dan
menjadi lebih kuat setelah mengalami kemunduran dan pengalaman
traumatis masa lalau.
c. Optimism, yaitu merefleksikan kecenderungan individu untuk melihat sisi
positif suatu hal dan percaya terhadap diri sendiri serta lingkungan sosial.
Reivich dan Shatte (dalam Widuri, 2012), memaparkan tujuh
kemampuan yang membentuk resiliensi, yaitu sebagai berikut:
a. Regulasi emosi (emotion regulation)
Regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang di bawah kondisi
yang menekan. Pengaturan emosi yang baik akan memunculkan sikap
tenang yang bisa membuat individu bisa berpikir dan membuat rencana
untuk menata kehidupannya kedepan menjadi lebih baik.
b. Impulse Control
Pengendalian impuls adalah kemampuan Individu untuk mengendalikan
keinginan, dorongan, kesukaan, serta tekanan yang muncul dari dalam diri.
Kemampuan individu untuk mengendalikan impuls sangat terkait dengan
kemampuan regulasi emosi yang ia miliki. Individu yang memiliki control
impuls yang rendah akan cenderung berpengaruh terhadap emosi yang bisa
mengendalikan pikiran dan tingkah laku mereka.
c. Optimism
Individu yang resilien adalah individu yang optimis, optimisme adalah
ketika kita melihat bahwa masa depan kita cemerlang. Individu yang
mempunyai sikap optimis akan merasa mampu untuk bangkit dari situasi
sulit, dan percaya bahwa dia bisa lebih baik di masa yang akan datang.
d. Causal Analysis
Causal analysis merujuk pada kemampuan individu untuk
mengidentifikasikan secara akurat penyebab dari permasalahan yang ia
hadapi. Aspek ini sangat di butuhkan oleh seorang individu, karena
meupakan dasar untuk mengambil tindakan berikutnya. Kemampuan ini
haruslah dimiliki karena selain sebagai dasar, juga sebagai sebuah referensi
diri dalam menentukan apa yang dilakukan kedepan. Individu yang
mempunyai causal analysis yang baik, akan mampu menata ulang rencana
dan siap melangkah lagi dengan rencana yang lebih matang.
e. Empati
Empati sangat erat kaitannya dengan kemampuan individu untuk membaca
tanda-tanda kondisi emosional dan psikologis orang lain. Individu yang
mempunyai sikap empati akan cenderung lebih mudah bersosialisasi, karena
individu lebih peka dalam membaca kondisi orang lain. Dengan kondisi itu
individu bisa mendapatkan dukungan positif dari banyak orang bila ia
berada dalam situasi sulit. Hal itu tentu akan sangat berpengaruh terhadap
resiliensi individu yang bersangkutan.
f. Self-efficacy
Self-efficacy merepresentasikan sebuah keyakinan bahwa individu mampu
memecahkan masalah yang dialami dan mencapai kesuksesan. Hal ini
sangat berkaitan erat dengan resiliensi, karena dengan sikap itu individu
akan merasa mampu bangkit darri situasi yang sulit.
g. Reaching out
Adalah suatu kemampuan untuk bisa mengambil hikmah ataupun hal positif
yang didapat dalam suatu kegagalan. Individu yang mempunyai kemampuan
ini cenderung memandang segala sesutau secara positif, sehingga mampu
mengatasi situasi sulit yang dihadapi.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menggunakan pendapat Connor
dan Davidson yang menyatakan bahwa aspek-aspek resiliensi yaitu: kompetensi
personal, percaya pada diri sendiri, menerima perubahan secara positif, kontrol diri, dan pengaruh spiritual

No comments:

Post a Comment