Wednesday, May 13, 2020

Jenis-Jenis Perceived Risk (skripsi dan tesis)

 Konsumen Menurut Shiffman & Kanuk (2008) tipe resiko utama yang dirasakan para konsumen ketika mengambil keputusan mengenai produk meliputi : 1. Risiko keuangan adalah risiko bahwa produk tidak akan seimbang dengan harganya. 2. Product risk mengacu pada kualitas sebuah produk, kinerjanya, kepalsuan produk dan masalah lain yang berhubungan dengan produk tersebut. 3. Risiko fungsional adalah risiko bahwa produk tersebut tidak mempunyai kinerja seperti yang diharapkan. 4. Risiko fisik adalah risiko terhadap diri dan orang lain yang dapat ditimbulkan produk 5. Risiko sosial adalah risiko bahwa pilihan produk yang jelek dapat menimbulkan rasa malu dalam lingkungan sosial. 6. Risiko psikologis adalah risiko bahwa pilihan produk yang jelek dapat melukai ego konsumen. 17 7. Risiko waktu adalah risiko bahwa waktu yang digunakan untuk mencari produk akan sia-sia jika produk tersebut tidak bekerja seperti yang diharapkan. Dalam penelitian Naiyi (2004) yang berjudul “Dimensions of Consumer’s Perceived Risk in Online Shopping”, dimensi perceived risk yangdigunakan adalah ;
1. Fraud risk mengacu pada perhatian konsumen mengenai kepercayaan terhadap penjual pada online shopping 
2. Delivery risk mengacu pada perhatian konsumen mengenai proses pengiriman barang 
3. Financial risk mengacu pada perhatian kosumen mengenai kemungkinan kehilangan uang ketika berbelanja melaui internet
 4. Process dan time risk mengacu pada pandangan terhadap waktu, kemudahan dan kenyamanan konsumen mengenai berbelanja melalui internet
 5. Privacy risk mengacu pada perhatian konsumen mengenai keamanan dari informasi pribadi ketika berbelanja secara online. 
6. Information risk mengacu pada perhatian konsumen terhadap ketidaksesuaian informasi menganai penjual ataupun produk. Dimensi-dimensi perceived risk yang lain yang dapat ditemui adalah : Menurut Benson (Arweidya, 2011) menjelaskan bahwa 
1. Financial risk Adalah risiko bahwa produk tersebut tidak akan seimbang dengan harganya (Shiffman &Kanuk, 2008). Sedangkan menurut Ko, et.al 18 (2004) financial risk adalah persepsi bahwa sejumlah uang tertentu bisa hilang atau diperlukan untuk membuat sebuah produk bekerja dengan baik, termasuk ada tidaknya biaya yang dikeluarkan ketika produk tersebut rusak. Penjelasan lainnya mengenai financial risk yaitu menurut Demirdogen (2010) yaitu kemungkinan bahwa sebuah pembelian mengakibatkan kehilangan sejumlah uang atau sumber daya lainnya, termasuk biaya tambahan yang dikeluarkan selama proses transaksi jual beli.Naiyi (2004) menjelaskan bahwa financial risk pada jual beli di internet berhubungan dengan perbandingan harga online dengan harga offline, dijelaskan bahwa harga online lebih mahal dari harga offline. Naiyi juga menjelaskan bahwa financial risk terkait dengan kesesuaian antara harga produk dengan kualitas produk yang dijual.
 2. Psychological risk Kaplan, et.al (2010) menjelaskan bahwa psychological risk merupakan kemungkinan bahwa sebuah produk yang di beli tidak sesuai dengan citra diri. Sementara itu Shiffman & Kanuk (2008) menjelaskan bahwa psychological risk berkaitan dengan terlukanya ego konsumen akibat dari pilihan produk yang jelek. Ego konsumen ini termasuk dalam rasa kekecewaan dan ketidakpuasan terhadap produk yang dibeli melaui internet (Ha, 2002).Naiyi (2004) menjelaskan bahwa psychological risk juga termasuk kecemasan saat berbelanja online. 
3. Product risk Product risk mengacu pada kualitas sebuah produk, kinerjanya, kepalsuan produk, dan masalah lain yang berhubungan dengan produk  tersebut. Hal ini diantaranya yaitu performa produk, kualitas produk, keaslian produk (Naiyi, 2004) dan garansi produk tersebut (Ha, 2002). 
4. Delivery risk Delivery risk mengacu pada perhatian konsumen mengenai proses pengiriman barang (Naiyi, 2004). Risiko-risiko yang dimaksudkan dalam delivery risk ini yaitu termasuk kerusakan barang selama prosespengantaran barang, risiko hilangnya barang dalam pengantaran barang,risiko salah alamat dan ketepatan waktu pengiriman barang. Resiko Kenyamanan Menurut Ariff, et all (2007) yang menjelaskan bahwa resiko kenyamanan adalah tentang persepsi konsumen atas resiko bahwa produk yang dibeli akan memakan waktu dan usaha untuk memperbaiki dan menyesuaikan sebelum dapat digunakan. Ketika konsumen merasakan resiko kenyamanan yang tinggi, mereka merasa sangat kesulitan untuk mereka melakukan suatu perilaku belanja online. 

No comments:

Post a Comment