Monday, June 24, 2024

Dimensi Brand Image

 


Dimensi menurut Kotler dan Keller (2016:195) brand image memiliki tiga
(3) dimensi, sebagai berikut:

  1. Recognition (Pengenalan)
    Mencerminkan dikenalkan sebuah merek oleh konsumen berdasarkan past
    exposure. Recognition berarti konsumen mengingat akan adanya atau
    mengingat keberadaan dari merek tersebut. Recognition ini sejajar dengan
    brand awareness. Brand awareness diukur dari sejauh mana konsumen
    dapat mengingat suatu merek, tingkatannya dimulai dari brand unware,
    brand recognition, brand recall, tof of mind, dan dominat brand.
  2. Reputation (Reputasi)
    Reputasi ini sejajar dengan perceived quality. Sehingga reputasi
    merupakan status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena di mata
    konsumen merek atau brand memiliki suatu track record yang baik.
  3. Affinity (afinitas)
    Affinitas adalah emotional relationship yang timbul antara sebuah merek
    dengan konsumennya. Affinity sejajar dengan asosiasi positif yang
    membuat seorang konsumen menyukai suatu produk atau jasa, pada
    umumnya asosiasi positif merek (terutama yang membentuk citra merek)
    menjadi pijakan konsumen dalam keputusan pembelian dalam loyalitasnya
    pada merek tersebut.
    Dimensi citra merek menurut Tjiptono (2012:9) bahwa dimensi-dimensi
    utama yang mempengaruhi dan membentuk citra sebuah merek tertuang dalam
    berikut ini:
  4. Brand identity
    Dimensi pertama adalah brand identity atau identitas merek. Barang
    identity merupakan identitas fisik yang berkaitan dengan merek atau
    produk tersebut sehingga konsumen mudah mengenali dan
    membedakannya dengan merek atau produk lain, seperti logo, warna,
    kemasan lokasi, identitas perusahaan yang memayunginya, slogan dan
    lain-lain.
  5. Brand Personality
    Dimensi kedua adalah brand personality atau personalitas merek.
    Personalitas merek adalah karakter khas sebuah merek yang membentuk
    kepribadian tertentu sebagaimana layaknya manusia, sehingga khalayak
    konsumen dengan mudah membedakannya dengan merek lain dalam
    kategori yang sama, misalnya karakter tegas, kaku, berwibawa, ningrat,
    atau murah senyum, hangat, penyayang, berjiwa sosial, atau dinamis,
    kreatif, independent, dan sebagainya.
  6. Brand Association
    Dimensi ketiga adalah brand association atau asosiasi merek. Asosiasi
    merek adalah hal-hal spesifik yang pantas atau selalu dikaitkan dengan
    suatu merek, bias muncul dari penawaram unik suatu produk, aktivitas
    yang berulang dan konsisten misalnya dalam hal sponsorship atau
    kegiatan social responsibility, isu-isu yang sangat berkaitan dengan merek
    tersebut, maupun person.
  7. Brand Attitude & Behavior
    Dimensi keempat adalah brand attitude atau sikap dan perilaku merek.
    Sikap dan perilaku merek adalah sikap atau perilaku komunikasi dan
    interaksi merek dengan konsumen dalam menawarkan benefit-benefit dan
    nilai yang dimilikinya. Kerap sebuah merek menggunakan cara-cara yang
    kurang pantas dan melanggar etika dalam berkomunikasi, pelayanan yang
    buruk sehingga mempengaruhi pandangan public terhadap sikap dan
    perilaku merek tersebut, atau sebaliknya, sikap dan perilaku simpatik,
    jujur, konsisten antara janji dan realitas, pelayanan yang baik dan
    kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat luas membentuk persepsi
    yang baik pula terhadap sikap dan perilaku komunikasi, aktivitas dan
    atribut yang melekat pada merek saat berhubungan dengan khalayak
    konsumen, termasuk perilaku karyawan dan pemilik merek.
  8. Brand benefit & Competence
    Dimensi kelima adalah brand benefit and competence atau manfaat dan
    keunggulan merek. Manfaat dan keunggulan merek merupakan nilai-nilai
    dan keunggulan khas yang ditawarkan oleh suatu merek pada konsumen
    yang membuat dapat merasakan manfaat karena kebutuhan, keinginan,
    mimpi dan obsesinya terwujudkan oleh apa yang ditawarkan tersebut.
    Nilai dan benefit disini dapat bersifat functional, emotional, symbolic
    maupun social, misalnya merek produk deterjen dengan benefit
    membersihkan pakaian (functional benefit/values), menjadikan pemakai
    pakaian yang dibersihkan jadi percaya diri (emotional benefit/values),
    menjadi symbol gaya hidup masyarakat modern yang bersih (symbolic
    benefit/values) dan memberi inspirasi bagi lingkungan untuk peduli pada
    kebersihan diri, lingkungan dan hati Nurani (socialbenefit/values).
    Manfaat, keunggulan dan kompetensi khas suatu merek akan
    mempengaruhi brand image produk individua tau Lembaga / perusahaan
    tersebut.

No comments:

Post a Comment