Menurut Janita Dewi (2005:26), pada dasarnya brand image dibangun
dengan tiga cara yaitu :
- Feature-based
Suatu brand dapat dinilai lebih tinggi dengan menambahkan fitur produk
yang bisa menjadi pembangkit citra atau asosiasi dengan cara
membangkitkan dan menjalin ikatan emosional dengan konsumen. - User-imagery
User-imagery digunakan jira sebuah brand menciptakan citra dengan
memfokuskan pada siapa yang menggunakan brand tersebut. Karakteristik
pengguna brand tersebut menjadi nilai dari brand itu di mata konsumen. - Iklan
Kampanye iklan yang efektif bisa membentuk citra produk misalnya
dengan mengasosiasikan suatu brand dengan golongan konsumen tertentu
atau dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat, bahkan
iklan suatu brand tertentu bisa jadi pembeda utama yang membuat suatu
produk berbeda dari produk-produk sejenis.
Setelah brand image tersebut dibangun, maka perlu strategi untuk
mempertahankannya agar menjadi kuat. Menurut Arnold (1992:118), brand
image yang kuat dapat diperoleh dengan cara: - Being different, yaitu produk harus memiliki pembeda atau keistimewaan
sehingga mudah diingat dan dikenal. - Melibatkan slogan atau jingle sehingga mudah diingat dalam aktivitas promosi.
- Symbol exposure, adalah tanda, logo, atau simbol, yang memudahkan
perusahaan untuk mengenalkan produknya sehingga dapat mengenalkan brand
pada konsumen. - Mempertimbangkan brand extensión untuk membuat brand lebih menonjol.
- Menggunakan tanda pengenal atau identifikasi pada produk, seperti
menciptakan kemasan yang unik, atau penggunaan warna yang menarik. - Recall requaries untuk mencapai tingkat brand image yang diinginkan.
No comments:
Post a Comment