Monday, June 24, 2024

Dimensi Citra Merk

 


Menurut Wijaya (2013:62) citra merek dibentuk dari dimensi-dimensi
berikut ini :
1) Brand Identity (Identitas Merek)
Brand identity merupakan identitas fisik terkait dengan merek
atau produk tersebut sehingga pelanggan bisa dengan mudah
mengidentifikasi dan membedakannya dengan merek atau produk
lain, seperti logo, warna, kemasan, lokasi, identitas perusahaan,
slogan, dan lain-lain.
2) Brand Personality (Personalitas Merek)
Brand personality adalah karakter khas sebuah merek yang
membentuk kepribadian tertentu seperti layaknya kepribadian pada
manusia sehingga pelanggan dapat dengan mudah membedakannya
dengan merek lain dalam kategori yang sama, misalnya karakter
tegas, kaku, berwibawa, atau murah senyum, hangat, penyayang,
berjiwa sosial, atau dinamis, kreatif, independen, dan sebagainya.
3) Brand Association (Asosiasi Merek)
Brand Association adalah hal-hal spesifik yang selalu
dikaitkan dengan suatu merek. Asosiasi merek bisa muncul dari
penawaran unik suatu produk, aktivitas yang berulang dan konsisten,
isu-isu yang sangat kuat berkaitan dengan merek tersebut, ataupun
orang, simbol-simbol dan makna tertentu yang sangat kuat melekat
pada suatu merek.
4) Brand Attitude and Behavior (Sikap dan Perilaku Merek)
Brand attitude and behavior adalah sikap atau perilaku
komunikasi dan interaksi merek dengan pelanggan dalam
menawarkan manfaat dan nilai yang dimilikinya. Attitude and
behavior mencakup sikap dan perilaku pelanggan, aktivitas dan
atribut yang melekat pada merek saat berhubungan dengan pelanggan,
termasuk perilaku karyawan dan pemilik merek.
5) Brand Benefit and Competence (Manfaat dan Keunggulan Merek)
Brand benefit and competence merupakan nilai-nilai dan
keunggulan khas yang ditawarkan oleh suatu merek kepada
pelanggan yang membuat pelanggan bisa merasakan manfaatnya
karena kebutuhan, keinginan, mimpi, dan obsesinya terwujudkan oleh
apa yang ditawarkan merek tersebut. Nilai dan benefit di sini dapat
bersifat functional, emotional, symbolic maupun social.

Faktor Pembentuk Citra Merek

 


Menurut Schiffman dan Kanuk (dalam Arin Anjani 2017:25), citra
merek dibentuk oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1) Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang atau jasa
yang ditawarkan oleh produsen merek tertentu
2) Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau
kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk
yang dikonsumsi
3) Kegunaan atau manfaat, berkaitan dengan fungsi dari suatu produk
yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen
4) Pelayanan, berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani
konsumen
5) Resiko, berkaitan dengan besar-kecilnya akibat dan untung-rugi yang
kemungkinan dialami oleh konsumen
6) Harga, berkaitan dengan seberapa tinggu atau seberapa banyak uang
yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga
dapat mempengaruhi citra jangka panjang
7) Citra milik merek itu sendiri, berupa pandangan, kesepakatan, dan
informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu

Citra Merek (Brand Image)

 


Menurut Kotler dan Armstrong (2008:275) merek adalah nama,
istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasinya yang dimaksudkan
untuk mengidentifikasi produk dari salah satu penjual atau kelompok penjual,
dan mendiferensiasikannya dari produk pesaing.
Menurut Keller, 2013 (dalam Riyadi 2016:33) citra merek adalah
persepsi dan keyakinan yang dimiliki oleh konsumen, seperti tercermin dalam
asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen.
Menurut Aaker dan Biel, 1993 (dalam Hestanto, 2018) citra merek
adalah penilaian konsumen terhadap merek tersebut dalam sebuah pasar.
Penilaian tersebut dapat tercipta berdasarkan pengalaman pribadi maupun
mendengar reputasinya dari orang lain atau media.
Menurut Setiadi, 2003 (dalam Nashiruddin 2015:22) citra merek
mengacu pada skema memori akan sebuah merek, yang berisikan interpretasi
konsumen atas atribut, kelebihan, penggunaan, situasi, para pengguna, dan
karakteristik pemasar atau pembuat merek tersebut. Jadi citra merek adalah
apa yang konsumen pikirkan atau rasakan saat mendengar atau melihat nama
suatu merek

Pengaruh Brand Attachment terhadap Loyalitas Pelanggan

 


Konsumen akan terikat jika merek dapat memenuhi kebutuhan
hedonis,simbolik, atau fungsional. Terpenuhinya kebutuhan simbolis jika citra
merek yang dipersepsikan oleh konsumen sesuai dengan citra atau konsep diri
yang dimilikinya. Seorang konsumen akan memperlihatkan perasaan yang
mendukung dan menguntungkan pada suatu merek ketika citra merek tersebut
sesuai dengan citra diri mereka (Park dan Lee, 2005). Ini akan menyebabkan
konsumen lebih suka memilih atau membeli merek yang citranya sesuai dengan
citra diri mereka (Kotler dan Keller, 2009) Oleh karena itu keterikatan konsumen
karena merek dapat memenuhi kebutuhan simboliknya akan mengarahkan
konsumen untuk membeli merek yang sama ketika konsumen tersebut bermaksud
memenuhi kebutuhan yang sama.
Keterikatan inipun akan mengarahkan atau memotivasi konsumen untuk
komitmen menggunakan merek yang sama ketika dia berusaha memenuhi
kebutuhannya. Dengan demikian, keterikatan pelanggan pada suatu merek akan
meningkatkan loyalitas mereka pada merek tersebut. Semakin kuat keterikatan
emosional pelanggan maka semakin kuat pula loyalitas mereka pada merek
tersebut. Didukung oleh Hasil penelitian empiris Lacoeuilhe dan Belaid (2007),
Sung et al. (2005), dan Thomson et al. (2005) menunjukkan keterikatan merek
berpengaruh dan dapat memprediksi loyalitas pelanggan pada merek. Dan
penelitian oleh Muhammad Johan (2014) memperlihatkan bahwa keterikatan
merek berpengaruh positif pada loyalitas pelanggan dan brand attachment adalah
variabel yang penting untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas
pelanggan.

Pengaruh Brand Image terhadap Brand Attachment

 


Proses branding bekerja pada area yang berbeda pada sebuah produk atau
jasa. Proses ini akan terkait dengan pembentukan sebuah citra merek. Menurut
(Hermawan Kertajaya, 2007), sebuah produk atau layanan jasa tidak bisa terlepas
dari sebuah merek yang memiliki pengertian bahwa sebuah merek harus
disimbolkan sebagai paying yang dapat melindungi sebuah produk atau jasa.
Tingkat keterikatan emosional terhadap suatu objek dapat memprediksi sifat
interaksi individu dengan objek tersebut. Individu yang terikat dengan seseorang
sangat mungkin untuk berkomitmen dan mau berkorban untuk seseorang tersebut
(Thomson et al., 2005).

Pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap Brand Attachment

 


Persepsi positif terhadap suatu produk atau jasa akan merangsang
kenangan positif sehingga menimbulkan keterikatan emosional tentang produk
atau jasa tersebut. Zhang (2010) menyebutkan “Ketika terjadi pertukaran
informasi melalui eWOM, konsumen akan melakukan evaluasi terhadap produk.
Selain itu, eWOM positif juga dapat mempersuasi pelanggan potensial dan
mempengaruhi persepsi konsumen terhadap suatu review produk ataupun produk
yang direkomendasikan pelanggan lain”. Keterikatan komitmen konsumen
terhadap suatu merek bisa digunakan untuk memprediksi komitmen konsumen
terhadap merek dan kerelaan konsumen untuk melakukan pengorbananan
keuangan untuk mendapatkan merek tersebut.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fitayani Intan Pradani pada tahun
2018, menyatakan hasil penelitian bahwa Electronic Word of Mouth (E-WOM) di
instagram memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Brand
Attachment. Hasil analisis multiple regression menunjukkan bahwa dari kelima
dimensi E-WOM di instagram terdapat dua dimensi yang memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap Brand Attachment, yaitu dimensi Expressing
Positive Feelings dan Helping the Company. 

Hubungan Electronic Word of Mouth dan Brand Image

 


Pada era perkembangan internet dan media sosial yang sangat pesat maka
segala sesuatu dapat di cari di internet, termasuk dalam hal ini adalah kosmetik.
Brand image akan dipengaruhi oleh Electronic Word of Mouth dari pengguna
internet dan media sosial mengenai produk kosmetik tersebut termasuk produk
cream matte Emina. Informasi mengenai produk Emina banyak terdapat di
internet yang mudah di akses oleh pengguna internet, informasi dan review ini
terdapat di web, blog, dan media sosial seperti youtube, Instagram dan facebook.
Informasi mengenai produk cream matte emina menjadi dasar pengetahuan untuk
membandingkan dengan produk lain. Informasi yang didapatkan eWOM melalui
berbagai media sosial dan internet tersebut, akan semakin mengendap dalam
ingatan konsumen dan akan membentuk citra atau image mengenai produk cream
matte Emina.
Salah satu penelitian yang mendukung penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Reza Haikal, et al (2018) eWOM berpengaruh positif
signifikan terhadap brand image, artinya semakin sering eWOM yang dilakukan
melalui informasi dan review suatu produk di internet maupun media sosial maka
akan membentuk dan mempengaruhi citra atau image mengenai produk tersebut
karena sudah mengendap dalam ingatan konsumen. Serta penelitian yang
dilakukan oleh Jalilvand & Samiei (2012) menemukan bahwa eWOM merupakan
salah satu faktor yang paling efektif mempengaruhi Brand Image