Sunday, April 21, 2024

Tujuan Promosi

 


Menurut Dharmmesta (2016:9.16) promosi dilakukan karena memiliki beberapa
tujuan yaitu

  1. Modifikasi Perilaku berupa mengubah perilaku yang sudah dilakukan atau memperkuat
    perilaku yang sudah dilakukan. Seperti jika seseorang sudah terbiasa mengkonsumsi
    merek A, maka iklan dapat berusaha untuk mendorong konsumen menggunakan merek
    lain atau ada iklan yang berguna untuk mendorong konsumen untuk tetap
    mengkonsumsi merek A.
  2. Memberi Tahu (informatif), kegiatan promosi ditujukan untuk memberi tahu pasar
    yang dituju tentang penawaran perusahaan. Promosi dengan tujuan memberi tahu
    cocok dilakukan ditahap awal dalam daur hidup produk, sehingga dapat meningkatkan
    permintaan primer. Promosi yang bersifat informatif penting untuk membantu
    konsumen dalam membuat keputusan pembelian.
  3. Membujuk (persuasif), promosi bersifat persuasif berusaha membujuk konsumen
    untuk melakukan pembelian. Dengan tujuan perusahaan memperoleh citra positif
    dimata konsumen, sehingga dapat memberi pengaruh yang lama terhadap perilaku
    pembeli.
  4. Mengingatkan, promosi bertujuan mengingatkan yang dilakukan untuk
    mempertahankan merek produk dihati masyarakat dan terutama saat produk dalam
    tahap kedewasaan dalam daur hidup produk. Perusahaan berusaha mempertahankan
    pembeli yang ada dengan mengingatkan melalui iklan.

Definisi promosi

 


Menurut Kotler dan Armstrong (2014:501), Promosi adalah aktivitas yang
mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan untuk membeli
produk itu.
Menurut William Stanton dalam Sunyoto (2015:154), promosi adalah unsur dalam
bauran pemasaran yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk dan
mengingatkan tentang produk perusahaan.
Menurut Burnett dalam Dharmmesta (2016:9.9), promosi adalah fungsi pemasaran yang
memfokuskan pengkomunikasian komponen-komponen program pemasaran secara
persuasif kepada khalayak sasaran untuk menunjang pertukaran antar pemasar dan
konsumen untuk membantu mencapai tujuan dari kedua pihak. Menurut peneliti promosi
adalah komponen-komponen program pemasaran yang sangat membantu untuk
membujuk pelanggan membeli suatu produk.

Dimensi kualitas produk

 


Fandy Tjiptono (2008, dalam Ani Lestari dan Edy Yulianto, 2018:76) mengatakan
bahwa kualitas produk memiliki beberapa dimensi, yaitu:

  1. Kinerja, yaitu karakteristik operasi dan produk inti yang dibeli.
  2. Daya tahan, merupakan usia produk, dan lama pemakaian produk sebelum produk rusak
    atau digantikan.
  3. Kesesuaian dengan spesifikasi, kesesuaian sejauh apa karakteristik desain dan operasi
    memenuhi standar yang telah ditetapkan.
  4. Fitur, yaitu ciri-ciri tambahan untuk melengkapi manfaat dasar dari suatu produk.
  5. Reabilitas, merupakan kemungkinan kecil mengalami kerusakan pada produk atau gagal
    pakai.
  6. Estetika, merupakan daya tarik dari suatu produk kepada konsumen.
  7. Kesan kualitas, merupakan pandangan konsumen terhadap kualitas dan keunggulan
    yang dimiliki suatu produk.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk

 


Assauri (2001, dalam Inka Janita Sembiring, Suharyono, dan Andriani Kusumawati,
2014:3) mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas suatu produk
yaitu:
1) Fungsi suatu produk
Kegunaan dari suatu produk, untuk apa produk diciptakan dan apa kegunaannya bagi
konsumen.
2) Wujud luar
Faktor wujud luar yang terdapat dalam suatu produk tidak hanya terlihat dari bentuk
tetapi warna dan pembungkusnya. Kemenarikan suatu produk dilihat dari bentuk, warna,
serta logo yang menarik.
3) Biaya produk bersangkutan.
Biaya untuk perolehan suatu barang, misalnya harga barang serta biaya untuk barang itu
sampai kepada pembeli. Hal ini meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, serta biaya
operasional barang

Manfaat kualitas produk

 


Kotler dan Amstrong (2001:279) mengatakan bahwa dalam merencanakan
penawaran suatu produk harus melewati lima tingkat yaitu:

  1. Produk Utama, merupakan manfaat yang dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh
    konsumen pada setiap produk.
  2. Produk Generik, merupakan produk yang dapa memenuhi fungsi produk yang paling
    dasar.
  3. Produk Harapan, merupakan produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut
    serta keadaan yang layak untuk dibeli.
  4. Produk Pelengkap, merupakan atribut produk yang dilengkapi dengan berbagai manfaat
    sehingga dapat memberi tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk
    pesaing.
  5. Produk Potensial, merupakan berbagai maca tambahan dan perubahan yang mungkin
    dikembangkan untuk suatu produk pada masa yang akan datang

Definisi kualitas produk

 


Kotler dan Armstong (2004, dalam Dita Putri Anggraeni, Srikandi Kumadji, dan
Sunarti, 2016:173) mengatakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu produk
dalam menjalankan fungsi dan kinerjanya yang dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhan pelanggan”. Kualitas produk menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh
sebuah produk, sehingga produsen dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas
agar dapat menarik perhatiaan konsumen dan memenangkan pasar. Sedangkan menurut
Jahanshahi et al (dalam Made Virma Permana, 2013:117) kualitas produk merupakan
unsur yang dijadikan pertimbangan oleh konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian. Lalu menurut Kotler dan Armstrong (dalam Jackson R.S. Weenas, 2013:609)
kualitas produk merupakan kemampuan yang dimiliki suatu produk dalam menjalankan
fungsinya. Dari pendapat tokoh di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk
merupakan kemampuan suatu produk dalam menjalankan fungsiya agar dapat menarik
perhatian konsumen. Dari pendapat tokoh diatas peneliti menyimpulkan bahwa kualitas
produk sangat memepengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk.

Minat Beli

 


Menurut Swastha dan Irawan dalam Fure (2012:275) minat beli berhubungan
dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam
membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat beli,
ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat. Minat beli yang ada dalam diri
konsumen merupakan fenomena yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran,
minat beli merupakan suatu perilaku konsumen yang melandaskan suatu
keputusan pembelian yang hendak dilakukannya.
Ali Hasan (2014:173) menyatakan bahwa minat beli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta
berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode unit tertentu. dapat
dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dadri diri konsumen
yang merefleksikan rencana pembalian sejumlah produk dengan merek tertentu.
Hal ini sangat diperlukan oleh seorang pemasar untuk mengetahui minat beli
konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun para ahli ekonomi
mengginakan fariabel minat untuk memprediksikan perilaku konsumen dimasa
datang.
Menurut Staton (1984:163) mengatakan ada 6 proses tahapan yang dilakukan oleh
konsumen ketika membuat keputusan pembelian, 6 proses itu adalah:
Pengenalan kebutuhan yang belum terpuaskan
Identifikasi berbagai alternatif untuk memperoleh kepuasan
Evaluasi berbagai alternatif
Keputusan beli (purchase decisions)
Perilaku purna-beli (postpurchase behavior)