Kata inovasi berasal dari bahasa inggris innovation berarti perubahan.
Inovasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kegiatan atau pemikiran
manusia untuk menemukan sesuatu yang baru yang berkaitan dengan input,
proses, dan output, serta dapat memberikan manfaat dalam kehidupan
manusia. Inovasi yang berkaitan dengan input diartikan sebagai pola-pola
pemikiran atau ide manusia yang disumbangkan pada temuan baru. Adapun
inovasi yang berkaitan dengan dengan proses banyak berorientasi pada metode,
teknik, ataupun cara bekerja dalam rangka menghasilkan sesuatu yang baru.
Selanjutnya, inovasi yang berkaitan dengan output berdasarkan definisi tersebut
lebih ditujukan pada hasil yang telah dicapai terutama penggunaan pola
pemikiran dan metode atau teknik kerja yang dilakukan. Ketiga elemen dalam
inovasi tersebut sesungguhnya membentuk suatu kesatuan yang utuh. (Makmur
& Rohana, 2012:9)
Menurut Oslo Manual (dalam Zuhal, 2013 :58), inovasi memiliki aspek
yang sangat luas karena dapat berupa barang maupun jasa, proses, metode
pemasaran atau metode organisasi yang baru atau telah mengalami
pembaharuan yang menjadi jalan keluar dari permasalahan yang pernah
dihadapi oleh organisasi.
Selanjutnya Green, Howells & Miles (dalam Zulfa Nurdin, 2016:11)
mendefenisikan inovasi sebagai sesuatu yang baru yaitu dengan memperkenalkan
dan melakukan praktek atau proses baru (barang atau layanan) atau bisa juga
dengan mengadopsi pola baru yang berasal dari organisasi lain. Thomas (dalam
Zulfa Nurdin, 2016:12) mendefinisikan inovasi sebagai peluncuran sesuatu yang
baru. Tujuan diluncurkannya sesuatu yang baru kedalam suatu proses adalah
untuk menimbulkan perubahan besar yang radikal.
Sejalan dengan pendapat diatas Albury dan mulgan (dalam Zulfa Nurdin,
2016:12) mengatakan bahwa sebuah inovasi dapat dikatakan berhasil apabila
penciptaan dan pelaksanaan proses, produk, jasa dan metode yang baru dapat
menghasilkan perbaikan kualitas hasil yang efektif dan efisien.
Adapun inovasi menurut Evert M.Rogers (dalam Suwarno, 2008:9)
adalah sebagai suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan
diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk
diadopsi. Inovasi sendiri secara singkat didefinisikan oleh Ellitan dan Anatan
(2009:36) sebagai perubahan yang dilakukan dalam organisasi yang
didalamnya mencakup kreatifitas dalam menciptakan produk baru, jasa, ide,
atau proses baru.
Sedangkan Fontana (2011:18) menjelaskan inovasi sebagai keberhasilan
ekonomi berkat adanya pengenalan cara baru atau kombinasi baru dari caracara lama dalam mentransformasi input menjadi output (teknologi) yang
menghasilkan perubahan besar atau drastis dalam perbandingan antara nilai
guna yang dipersiapkan oleh konsumen atas manfaat suatu produk (barang/jasa)
dan harga yang ditetapkan oleh produsen.
Selanjutnya Samson dalam Ellitan dan Anatan (2009:3) menerangkan
salah satu alasan mengapa inovasi sangat diperlukan karena cepatnya perubahan
lingkungan bisnis yaitu semakin dinamik dan hostile, sehingga sebuah organisasi
harus bisa mengelola inovasi sebagai penentu keberhasilan organisasi untuk
menjadi competitive.
Ada tiga kunci sukses organisasi untuk melakukan inovasi secara efektif
yang disebutkan oleh Saleh dan Wang (dalam Ellitan dan Anatan, 2009:6) yaitu:
- Enterprenueral strategi yaitu berani mengambil resiko, melakukan
pendekatan bisnis yang proaktif dan komitmen manajemen. - Struktur organisasi yaitu dengan struktur yang lebih fleksibel, adanya
disiplin interfungsional, dan orientasi pada tim kerja lintas fungsional. - Iklim organisasi, yaitu iklim yang promotif dan terbuka kekuasaan dalam
organisasi disebarkan tidak terpusat pada jenjang atas dan memberikan
sistem imbalan yang efektif.
Borins (dalam Sangkala, 2013:25) menyatakan bahwa dalam literature
inovasi terdapat perbedaan antara temuan (invention), kreasi ide baru, dan inovasi.
Dalam literature manajemen juga dikemukakan sejumlah defenisi inovasi dimana
cara luas berada dalam tema-tema perubahan proses atau teknologi yang
menciptakan nilai bagi pelanggan atau organisasi. Inovasi yang berbeda tersebut
lebih kepada semata-mata perubahan.
Halversen (dalam Sangkala, 2013:26) mendefenisikan inovasi dalam
pengertian yang agak luas sebagai “perubahan dalam perilaku” Halversen
menyatakan bahwa tidak ada satupun defenisi yang mampu memberikan
pemahaman inovasi didalam evolusi yang konstan.
Osborn & Brown (dalam Emy, 2015:80) menyatakan bahwa inovasi
merupakan representasi dari ketidakberlanjutan kondisi dimasa lalu.
Ketidakberlanjutan ini menjadi karakteristik yang membedakan inovasi dari
perubahan karena perubahan merepresentasikan sebuah pecahan dari konfigurasi
pelayanan sebelum atau pada saat tersebut dan atau kemampuan profesionalnya.
Inovasi adalah pengenalan terhadap elemen baru kedalam pelayanan organisasi
dalam bentuk pengetahuan baru, organisasi baru, manajemen atau keterampilan
proses yang baru. Perubahan merupakan gambaran perubahan secara bertahap dari
kondisi yang ada saat ini atau merupakan gambaran keberlanjutan dari masa lalu.
Pugh (dalam Emy, 2015:84) menilai inovasi adalah sebuah pengenalan
atas fitur baru dalam organisasi. Inovasi adalah sumber dari perkembangan sosial
dan ekonomi, serta merupakan produk dan fasilitator dari pertukaran ide yang
merupakan darah dari pembangunan. Inovasi dicerminkan oleh produk-produk
dan proses produksi baru, kemajuan teknologi komunikasi, organisasi dan
layanan baru disektor publik dan sector non-profit.