Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat banyak penyakit yang ditularkan melalui air limbah. Air limbah ini ada yang berfungsi sebagai pembawa penyakit saja seperti kolera, radang usus, hepatitis, tetapi air limbah juga mengandung banyak organisme patogen penyebab penyakit seperti virus, vibrio kolera, salmonella spp., Shigella spp., Basillus anthraksis, dan jenis mikroorganisme patogen lainnya. Air limbah juga mengandung bahan beracun penyebab iritasi, bau, dan suhu yang tinggi serta bahan mudah terbakar (Udin et al., 1991).
Air limbah mempunyai sifat fisik, kimiawi dan bakteriologi yang dapat menjadi sumber pengotoran lingkungan. Apabila tidak dikelola dengan baik akan dapat menimbulkan pencemaran air permukaan, air tanah atau lingkungan hidupnya. Disamping itu kadang – kadang menimbulkan bau yang tidak enak serta pemandangan yang tidak menyenangkan. Dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran pada Pasal 4 ayat (2) dinyatakan bahwa pengendalian pencemaran air dilakukan untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air melalui upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air. Sehingga perlu dilakukan upaya untuk mengurangi dampak buruk air limbah terhadap lingkungan.
Friday, April 13, 2018
Air Limbah Domestik (skripsi dan tesis)
Yang dimaksud dengan air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga, yang terdiri dari bahan buangan tubuh manusia dan pembersih tubuh, pakaian, dan peralatan rumah tangga. Air limbah domestik yang berasal dari bahan buangan manusia dari tinja dan air kemih, sedang yang berasal dari penyiapan bahan makanan dan pembersihan misalnya : sisa bahan makanan, bahan pencuci, bahan pembersih, dan lain – lain.
Air limbah domestik berwarna abu-abu keruh dan tidak begitu merangsang baunya ketika masih baru. Air limbah domestik terdiri dari air dan padatan terapung dan tersuspensi, koloid dan terlarut (Mara, 1976). Di daerah tropik air limbah domestik akan segera kehilangan oksigen sehingga menyebabkan bau busuk yang sangat menyengat.
Padatan dalam air limbah terdiri dari fraksi anorganik dan fraksi organik. Fraksi anorganik meliputi butiran kasar, garam dan logam. Fraksi organik meliputi protein, karbohidrat, lemak, dan minyak (Reynolds, 1995). Di samping senyawa kimia, tinja dan air kemih juga mengandung berjuta bakteri usus an sejumlah organisme lain. Sebagian besar bakteri tidak berbahaya, bahkan bermanfaat, tetapi sebagian kecil mampu menimbulkan penyakit. Senyawa organik terutama protein dan karbohidrat adalah makanan yang paling disukai oleh bakteri, sehingga dapat dimanfaatkan untuk penogolahan air limbah secara biologi.
Sumber utama air limbah domestik berasal dari perumahan dan daerah perdagangan, sementara sumber lainnya adalah perkantoran atau lembaga serta dari tempat rekreasi. Untuk daerah perumahan, air limbah domestik biasanya diperhitungkan melalui jumlah kepadatan penduduk dan rata – rata tiap orang dalam membuang air limbahnya. Semakin tinggi tingkat kepadatan penduduk di suatu permukiman, maka semakin besar jumlah air limbah yang dihasilkan (Metcalf dan Eddy, 1991 ).
Air limbah domestik berwarna abu-abu keruh dan tidak begitu merangsang baunya ketika masih baru. Air limbah domestik terdiri dari air dan padatan terapung dan tersuspensi, koloid dan terlarut (Mara, 1976). Di daerah tropik air limbah domestik akan segera kehilangan oksigen sehingga menyebabkan bau busuk yang sangat menyengat.
Padatan dalam air limbah terdiri dari fraksi anorganik dan fraksi organik. Fraksi anorganik meliputi butiran kasar, garam dan logam. Fraksi organik meliputi protein, karbohidrat, lemak, dan minyak (Reynolds, 1995). Di samping senyawa kimia, tinja dan air kemih juga mengandung berjuta bakteri usus an sejumlah organisme lain. Sebagian besar bakteri tidak berbahaya, bahkan bermanfaat, tetapi sebagian kecil mampu menimbulkan penyakit. Senyawa organik terutama protein dan karbohidrat adalah makanan yang paling disukai oleh bakteri, sehingga dapat dimanfaatkan untuk penogolahan air limbah secara biologi.
Sumber utama air limbah domestik berasal dari perumahan dan daerah perdagangan, sementara sumber lainnya adalah perkantoran atau lembaga serta dari tempat rekreasi. Untuk daerah perumahan, air limbah domestik biasanya diperhitungkan melalui jumlah kepadatan penduduk dan rata – rata tiap orang dalam membuang air limbahnya. Semakin tinggi tingkat kepadatan penduduk di suatu permukiman, maka semakin besar jumlah air limbah yang dihasilkan (Metcalf dan Eddy, 1991 ).
Karakteristik Air Limbah (skripsi dan tesis)
arakteristik air limbah dapat dibedakan menurut kualitas dan kuantitasnya. Yang dimaksud dengan kualitas karakteristik air buangan adalah ditinjau dari segi fisik, kimia, dan biologi; sedangkan kuantitasnya adalah besarnya kapasitas atau debit air buangan yang dihitung berdasarkan pemakaian dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari baik itu domestik maupun non domestik.
Secara umum karakteristik kualitas air buangan dapat ditentukan oleh dua faktor yaitu: kadar Suspended Solid (SS) dari air buangan dan kadarBiological Oxygen Demand (BOD) air buangan. Karakteristik air buangan menurut kualitasnya terdiri dari :
- Bakteri patogen berasal dari buangan manusia yang sifatnya sangat berbahaya.
- Bakteri Coli sebagai indikatorpencemaran karena coli mudah dikembangbiakkan dan selalu ada di dalam tinja manusia.
Secara umum karakteristik kualitas air buangan dapat ditentukan oleh dua faktor yaitu: kadar Suspended Solid (SS) dari air buangan dan kadarBiological Oxygen Demand (BOD) air buangan. Karakteristik air buangan menurut kualitasnya terdiri dari :
- Sifat Fisik
- Warna
- Bau
- Temperatur
- Kekeruhan
- Sifat Kimia
- Zat Organik
- Zat Anorganik
- Gas – Gas
- Sifat Biologi
- Bakteri patogen berasal dari buangan manusia yang sifatnya sangat berbahaya.
- Bakteri Coli sebagai indikatorpencemaran karena coli mudah dikembangbiakkan dan selalu ada di dalam tinja manusia.
Bakteri Acetobacter xylinum (skripsi dan tesis)
Acetobacter adalah sebuah genus bakteri penghasil asam asetat, ditandai dengan kemampuannya mengubah etanol (alkohol) menjadi asam asetat (asam cuka) dengan bantuan udara. Ada beberapa bakteri dari golongan lain yang mampu menghasilkan asam asetat dalam kondisi tertentu, namun semua anggota genus Acetobacter dikenal memiliki kemampuan ini.
Bakteri-bakteri Acetobacter dikenal penting secara komersial, antara lain karena dapat digunakan dalam produksi cuka (dengan sengaja mengubah etanol pada anggur menjadi asam asetat namun dapat juga merusak anggur, dengan menghasilkan asam asetat atau etil asetat, yang merusak rasa anggur tersebut. Pertumbuhan Acetobacter pada anggur dapat dicegah dengan sanitasi yang efektif, pemisahan udara dari anggur secara sempurna, maupun penggunaan secukupnya sulfur dioksida sebagai pengawet pada anggur. Di laboratorium, Acetobacter dikenali dengan mudah dengan pertumbuhan koloninya di medium yang mengandung 7% etanol, dan ditambahi kalsium karbonat secukupnya untuk memburamkan medium sebagian. Ketika koloni tersebut membentuk asam asetat yang cukup, kalsium karbonat kemudian melarut sehingga terbentuk daerah bening yang jelas pada medium. (Martinko, 2005)
Salah satu spesies acetobacter yang banyak dikenal adalah Acetobacter xylinum. Spesies ini adalah bakteri gram negatif yang memiliki kemampuan sintesis prolific selulosa yang unik yaitu dengan mensekresikan kristal-kristal mini yang bersatu membentuk microfibrils. Material ini kemudian membentuk senyawa yang lebih besar yang disebut sebagai pita. Pita inilah yang secara langsung dapat kita lihat dengan mikroskop cahaya biasa. (Bergey’s, 1984)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Alpha Proteobacteria
Ordo : Rhodospirillales
Familia : Pseudomonadaceae
Genus : Acetobacter
Spesies : xilynum
Gambar 2. Acetobacter Xilynum (Sdumber: Bergey’s, 1984)
Keterangan:
Bakteri-bakteri Acetobacter dikenal penting secara komersial, antara lain karena dapat digunakan dalam produksi cuka (dengan sengaja mengubah etanol pada anggur menjadi asam asetat namun dapat juga merusak anggur, dengan menghasilkan asam asetat atau etil asetat, yang merusak rasa anggur tersebut. Pertumbuhan Acetobacter pada anggur dapat dicegah dengan sanitasi yang efektif, pemisahan udara dari anggur secara sempurna, maupun penggunaan secukupnya sulfur dioksida sebagai pengawet pada anggur. Di laboratorium, Acetobacter dikenali dengan mudah dengan pertumbuhan koloninya di medium yang mengandung 7% etanol, dan ditambahi kalsium karbonat secukupnya untuk memburamkan medium sebagian. Ketika koloni tersebut membentuk asam asetat yang cukup, kalsium karbonat kemudian melarut sehingga terbentuk daerah bening yang jelas pada medium. (Martinko, 2005)
Salah satu spesies acetobacter yang banyak dikenal adalah Acetobacter xylinum. Spesies ini adalah bakteri gram negatif yang memiliki kemampuan sintesis prolific selulosa yang unik yaitu dengan mensekresikan kristal-kristal mini yang bersatu membentuk microfibrils. Material ini kemudian membentuk senyawa yang lebih besar yang disebut sebagai pita. Pita inilah yang secara langsung dapat kita lihat dengan mikroskop cahaya biasa. (Bergey’s, 1984)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Alpha Proteobacteria
Ordo : Rhodospirillales
Familia : Pseudomonadaceae
Genus : Acetobacter
Spesies : xilynum
Gambar 2. Acetobacter Xilynum (Sdumber: Bergey’s, 1984)
Keterangan:
- Dinding sel
- Membran sel
- Kapsul
- Citoplasma
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUATAN NATA (skripsi dan tesis)
Untuk menghasilkan produksi nata yang maksimal perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
Pembentukan nata terjadi karena proses pengambilan glukosa dari larutan gula kemudian digabungkan dengan asam lemak membentuk precursor (penciri nata) pada membrane sel. Precursor ini selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk ekskresi dan bersama enzim mempolimerisasi glukosa menjadi selulosa yang merupakan bahan dasas pembentukan slime (Palungkun,1993).
Menurut Rahman (1992) nata ini merupakan hasil fermentasi dari Acetobacter xylinum, bakteri ini dapat tumbuh dan berkembang dalam medium gula dan akan mengubah gula menjadi selulosa. Kadar karbohidrat optimum untuk berlangsungnya produksi nata adalah 10%.
- Jenis dan konsentrasi medium
Pembentukan nata terjadi karena proses pengambilan glukosa dari larutan gula kemudian digabungkan dengan asam lemak membentuk precursor (penciri nata) pada membrane sel. Precursor ini selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk ekskresi dan bersama enzim mempolimerisasi glukosa menjadi selulosa yang merupakan bahan dasas pembentukan slime (Palungkun,1993).
Menurut Rahman (1992) nata ini merupakan hasil fermentasi dari Acetobacter xylinum, bakteri ini dapat tumbuh dan berkembang dalam medium gula dan akan mengubah gula menjadi selulosa. Kadar karbohidrat optimum untuk berlangsungnya produksi nata adalah 10%.
- Jenis dan konsentrasi starter
- Lama fermentasi
- Suhu fermentasi
- pH fermentasi
- Jenis dan konsentrasi suplemen
- Tempat fermentasi
UREA (skripsi dan tesis)
Urea merupakan senyawa organic yang terdiri dari karbon, nitrogen, oksigen, dan hidrogen, dengn rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan karbamid, khususnya dalam penggunaannya di Eropa. Urea merupakan senyawa organic pertama yang dapat disintesa secara buatan dari material inorganik.
Urea diproduksi secara komersial dari dua material, yaitu ammonia dan karbon dioksida. Karbon dioksida sendiri merupakan hasil produksi dari pembuatan Amonia dari hidrokarbon. Produksi Urea terjadi pada reaksi kimia yang setimbang pda konversi tertentu.
Dua reaksi yang menjadi pronsip sinteas urea adalah
Reaksi pertama bersifat eksotermis:
2NH3 + CO2 → H2N-COONH4 (ammonium carbamate)
Sedangkan reaksi kedua bersifat endotermis
H2N-COONH4 → (NH2)2CO + H2O
Namun secara keseluruhan reaksi bersifat eksotermis.
Urea merupakan denaturant protein yang sangat kuat. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kelarutan dari beberapa jenis protein. Menurut Adi (2006), Urea adalah sumber nutrisi bagi bakteri yang melakukan fermentasi sari kelapa atau whey menjadi nata. Fungsi utamanya sebagai penyedia nitrogen, dng adanya suplai nitrogen tambahan, bakteri akan berkembang biak secara cepat. Sebenarnya di dalam air kelapa atau whey sudah ada nitrogen, namun dalam bentuk organik, sehingga tidak dapat langsung dimanfaatkan oleh bakteri karena bakteri hanya dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk inorganik: - nitrate [NO3-] atau ammonium [NH4+].
Urea diproduksi secara komersial dari dua material, yaitu ammonia dan karbon dioksida. Karbon dioksida sendiri merupakan hasil produksi dari pembuatan Amonia dari hidrokarbon. Produksi Urea terjadi pada reaksi kimia yang setimbang pda konversi tertentu.
Dua reaksi yang menjadi pronsip sinteas urea adalah
Reaksi pertama bersifat eksotermis:
2NH3 + CO2 → H2N-COONH4 (ammonium carbamate)
Sedangkan reaksi kedua bersifat endotermis
H2N-COONH4 → (NH2)2CO + H2O
Namun secara keseluruhan reaksi bersifat eksotermis.
Urea merupakan denaturant protein yang sangat kuat. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kelarutan dari beberapa jenis protein. Menurut Adi (2006), Urea adalah sumber nutrisi bagi bakteri yang melakukan fermentasi sari kelapa atau whey menjadi nata. Fungsi utamanya sebagai penyedia nitrogen, dng adanya suplai nitrogen tambahan, bakteri akan berkembang biak secara cepat. Sebenarnya di dalam air kelapa atau whey sudah ada nitrogen, namun dalam bentuk organik, sehingga tidak dapat langsung dimanfaatkan oleh bakteri karena bakteri hanya dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk inorganik: - nitrate [NO3-] atau ammonium [NH4+].
PEPTON (skripsi dan tesis)
Pepton pada dasarnya adalah salah satu jenis peptida yang dihasilkan dari daging hewan yang dicerna oleh enzim proteolases. Sedangkan peptida adalah sebuah molekul yang tersusun dari berbagai macam asam amino yang mengandung Nitrogen (N). Dalam bentuk yang lebih besar, molekul petida bergabung satu sama lain menjadi sebuah protein.
Pemanfaatan peptone dalam proses mikrobiologi khususnya proses fermentasi adalah sebagai sumber protein (N) dalam media nutrient untuk perkembangan bakteri dan jamur. Pepton dapat diformulasikan dalam bentuk padat maupun cair untuk kultur jaringan selektif maupun non selektif. Kandungan peptone dapat dilihat pada tabel berikut: (Krisno, 2000)
Pemanfaatan peptone dalam proses mikrobiologi khususnya proses fermentasi adalah sebagai sumber protein (N) dalam media nutrient untuk perkembangan bakteri dan jamur. Pepton dapat diformulasikan dalam bentuk padat maupun cair untuk kultur jaringan selektif maupun non selektif. Kandungan peptone dapat dilihat pada tabel berikut: (Krisno, 2000)
Subscribe to:
Posts (Atom)