Saturday, June 22, 2019

Langkah-Langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik (skripsi dan tesis)

 

Dengan digunakannya tarif biaya overhead pabrik yang berbeda-beda untuk tiap departemen maka produk yang melewati suatu departemen produksi akan dibebani dengan biaya overhead pabrik sesuai dengan tarif departemen yang bersangkutan. Hal ini mempunyai akibat terhadap ketelitian dan penentuan harga pokok produksi. Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap sebagai berikut :

II. D. 1.  Menyusun Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Dalam menyusun anggaran hanya overhead pabrik harus diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead pabrik yaitu sebagai berikut :
  1. Kapasitas teoritis
Kapasitas teoritis ialah kapasitas pabrik atau suatu departemen untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu.
  1. Kapasitas normal
Kapsitas normal ialah kemampuan perusahaan untuk mempro-duksi dan menjual produknya dalam jangka panjang. Dalam penentuan kapasitas normal diperhitungkan pada kecenderungan penjualan jangka panjang.
  1. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan
Kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang. Tarif biaya overhead pabrik mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut :
  1. Akan berakibat terjadinya perbedaan yang besar pada tarif biaya overhead pabrik dari tahun ke tahun. Hal ini biasanya dialami oleh perusahaan-perusahaan yang menggunakan per-alatan serba otomatis.
  2. Sebagian akibat perubahan yang besar pada tarif biaya over-head pabrik dari periode ke periode maka biaya-biaya akibat adanya fasilitas menganggur dikapasitaskan dan diperhitung-kan dalam harga pokok produksi.

  1. D. 2. Memilih Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada Produk
Anggaran biaya overhead pabrik yang telah disusun kemu-dian memasuki langkah memilih dasar yang akan dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk yaitu :
  1. Satuan Produk
Metode ini adalah paling sederhana dan langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk. Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu macam produk

  1. Biaya bahan baku
Metode ini dipakai bila biaya overhead pabrik yang dominan bervariasi dengan nilai bahan baku (misalnya biaya bahan baku). Bahan baku yang dikeluarkan semakin besar dalam pengolahan produk semakin besar pula biaya overhead pabrik yang dibe-bankan kepadanya.
  1. Biaya Tenaga Kerja
Jika sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja langsung maka dasar yang dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:

  1. Jam Tenaga Kerja Langsung
Karena ada hubungannya yang erat antara jumlah upah dengan jumlah jam kerja maka disamping biaya overhead pabrik dibe-bankan atas dasar upah tenaga kerja langsung dapat pula dibe-bankan atas dasar jam tenaga kerja langsung.

  1. Jam Mesin
Bila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (misalnya bahan baku atau listrik yang dipakai untuk men-jalankan mesin) maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam mesin. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:

Biaya Overhead Pabrik (skripsi dan tesis)

 

Biaya overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagi biaya bahan tidak langsung, pekerjaan tidak langsung dan beban pabrik lainnya yang tidak mudah diidentifikasi atau dibebankan langsung ke pekerjaan atau tujuan akhir biaya. Biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara yaitu :
  1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya.
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu :
  1. Biaya bahan baku penolong.
Biaya bahan baku penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.


  1. Biaya reparasi dan pemeliharaan
Biaya ini meliputi biaya suku cadang, biaya bahan habis dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan equipmen, kendaraan, perkakas labotarium dan aktiva lain yang diperlukan oleh pabrik.
  1. Biaya tenaga kerja tidak langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat dipertimbangkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Tenaga kerja tidak langsung terdiri dari :
  1. Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu seperti departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan depar-temen gudang.
  2. Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi se-perti kepala departemen produksi, karyawan administrasi, pabrik dan mandor.
  3. Biaya timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan per-alatan, perkakas labotarium, alat kerja dan aktiva tetap lainnya yang digunakan oleh pabrik.
  1. Biaya yang timbul sebagai akibat dari berlalunya waktu
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan equipmen, asuransi kecelakaan karyawan dan biaya amortisasi
  1. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan uang tunai.
Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada biaya perusahaan misalnya biaya listrik PLN.
  1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hu-bungannya dengan perubahan volume produksi.
Dalam hal ini biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu :
  1. Biaya overhead pabrik tetap yaitu biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu.
  2. Biaya overhead pabrik variabel yaitu biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
  3. Biaya overhead pabrik semivariabel yaitu biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan volume kegiatan. Penentuan tarif biaya overhead pabrik dan untuk pengendalian biaya overhead pabrik semi variabel digolongkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
  1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen
Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
  1. Biaya overhead pabrik langsung departemen yaitu biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut.
  2. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen yaitu biaya over-head pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departe-men.
Misalnya : biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi, gedung dan pabrik (bila gedung digunakan oleh berbagai departemen).

Pengendalian (skripsi dan tesis)

 

Pengertian pengendalian adalah usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting[1]. Pengertian pengendalian menurut Mulyadi adalah proses untuk memeriksa kembali menilai dan selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan[2].
Anthony Dearden Bedford mendefinisikan pengendalian sebagai proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya[3]. Pengendalian harus selalu mengadakan komparasi atau perbandingan antar hasil sesungguhnya yang dicapai dengan proyeksi yang ditetapkan dalam perencanaan, untuk menilai prestasi (per-formance) masa lalu dan meletakkan tanggung jawab adanya penyimpangan yang terjadi.
Hary Wibowo menguraikan bahwa sebenarnya apa yang dikehendaki oleh manajemen adalah pengendalian biaya yang mengarah pada efisiensi. Efisiensi atau tepat guna dapat diartikan kemampuan menggunakan input tertentu untuk menghasilkan output tertentu yang tepat tujuan atau efisiensi yang mengarah pada efektivitas. Tujuan tetap menjadi orientasi untuk ber-gerak dalam mengambil keputusan manajemen.
Masukan yang dilakukan bagian produksi dalam proses pengolahan harus selalu diukur tingkat efisiensi dan efektivitas. Bagian produksi dapat dikatakan efisien jika menggunakan masukan lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang sama atau menggunakan masukan yang sama untuk menghasilkan keluaran yang lebih besar. Pengukuran efisiensi lebih mengarah pada segi kuantitatif dan pengukuran efektivitas adalah hubungan antara keluaran bagian produksi dengan tujuannya. Semakin besar kontribusi keluaran bagian produksi terhadap pencapaian tujuan perusahaan, semakin efektif kegiatan bagian produksi tersebut. Kesimpulannya pengukuran efekti-fitas lebih ditekankan pada segi kuantitatif.[4]
Pengertian biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hu-bungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi. Biaya produksi dibagi menjadi tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik.
Berdasarkan pengertian diatas maka pengertian pengendalian baiaya produksi adalah setiap biaya yang diperlukan dalam proses pengolahan bahan baku dengan cara melaksanakan setiap aktivitas sesuai yang direncanakan. Adapun tujuan pengendalian biaya produksi adalah sebagai berikut :



  • Mencegah terjadinya pembocoran biaya
  • Menilai prestasi manajemen dalam melaksanakan fungsinya
  • Mendorong ditaatinya kebijakan yang telah ditetapkan
  • Mengarahkan semua elemen yang terkait dalam kegiatan produksi

Penggolongan Biaya Sesuai dengan Tujuan Pengambilan Keputusan (skripsi dan tesis)

 

  1. Biaya relevan (Relevan Cost)
Biaya relevan adalah biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan di dalam pengambilan keputusan.
  1. Biaya tidak relevan (Irrelevant Cost)
Biaya tidak relevan adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya ini tidak perlu diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.

Penggolongan Biaya untuk Tujuan Pengendalian Biaya (skripsi dan tesis)

 

  1. Biaya terkendalikan (Controllable Cost)
Biaya terkendalikan adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pemimpin tertentu dalam jangka waktu tertentu.
  1. Biaya tidak terkendalikan (Uncontrollable Cost)
Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pemimpin atau pejabat tertentu berdasar wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pejabat dalam jangka waktu tertentu.

Penggolongan Biaya Sesuai dengan Obyek atau Pusat Biaya yang Dibiayai (skripsi dan tesis)

 

  1. Biaya langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada obyek dan pusat biaya tertentu
  1. Biaya tidak langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada obyek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa obyek atau pusat biaya.

Penggolongan Biaya Sesuai dengan Tendensi Perubahannya terhadap Aktivitas atau Kegiatan atau Volume (skripsi dan tesis)

 

  1. Biaya tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu. Biaya tetap per unit besarnya berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya per unit, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya tetap per unit.
  1. Biaya variabel (Variable Cost)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin rendah semakin tinggi biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah total biaya variabel. Biaya variabel per  unit tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan, jadi biaya varabel per unit konstan.
  1. Biaya semi variabel (Semi Variable Cost)
Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah biaya total, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding.