Wednesday, July 3, 2019

Karakteristik DAS (skripsi dan tesis)


Karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada aliran permukaan meliputi:
  1. a) Luas dan Bentuk DAS
Luas dan volume aliran permukaan makin bertambah besar dengan bertambahnya luas DAS. Tetapi, apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai laju dan volume persatuan luas, besarnya akan berkurang dengan bertambahnya luas DAS. Ini berkaitan dengan waktu yang diperlukan air untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke titik kontrol (waktu konsentrasi) dan juga penyebaran atau intensitas hujan.
  1. b) Topografi
Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan, keadaan dan kerapatan parit atau saluran, dan bentuk-bentuk cekungan lainnya mempunyai pengaruh pada laju dan volume aliran permukaan.
  1. c) Tata Guna lahan
pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran permukaan (C), yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan (Suripin, 2003)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Limpasan (skripsi dan tesis)


Aliran pada saluran atau sungai tergantung dari berbagai faktor secara bersamaan. Dalam kaitannya dengan limpasan, faktor yang berpengaruh secara umum dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu faktor meteorologi dan karakteristik daerah tangkapan saluran atau daerah aliran sungan (DAS).
1)  Faktor Meteorologi
Faktor-faktor meteorologi yang berpengaruh pada limpasan terutama  adalah karakteristik hujan, yang meliputi:
  1. Intensitas Hujan
Pengaruh intensitas hujan terhadap limpasan permukaan sangat tergantung pada laju Infiltrasi. Jika intensitas hujan melebihi laju Infiltrasi, maka terjadi limpasan permukaan sejalan dengan peningkatan intensitas curah hujan. Intensitas hujan berpengaruh pada debit maupun volume limpasan.

  1. Durasi Hujan
Total limpasan dari suatu hujan berkaitan dengan durasi hujan dnegan intensitas tertentu. Jika hujan yang terjadi lamanya kurang dari lama hujan kritis, maka lamanya limpasan akan sama dan tidak tergantung pada intensitas hujan.

  1. c) Distribusi Curah Hujan
Laju dan volume limpasan dipengaruhi oleh distribusi dan intensitas hujan di seluruh DAS

Air Limpasan (Run Off) (skripsi dan tesis)


Sebagaimana telah diuraikan dalam siklus hidrologi, bahwa air hujan yang turun dari atmosfer jika tidak ditangkap oleh vegetasi atau oleh permukaan-permukaan buatan seperti atap bangunan atau lapisan kedap air lainnya, maka akan jatuh ke permukaan bumi dan sebagian akan menguap, berInfiltrasi, atau tersimpan dalam cekungan-cekungan. Bila kehilangan dengan cara-cara tersebut telah terpenuhi, maka sisa air hujan akan mengalir langsung di atas permukaan (surface run off), sedangkan untuk pengendalian banjir tidak hanya aliran permukaan, tetapi limpasan (run off). Limpasan merupakan gabungan antara aliran permukaan, aliran-aliran yang tertunda pada cekungan-cekungan, dan aliran bawah permukaan (subsuface flow). (Suripin, 2003)

Kapasitas Aliran Akibat Air Hujan (skripsi dan tesis)


Hujan yang terjadi menyebabkan adanya kemungkinan genangan dan aliran di permukaan tanah (run off) dan sebagian meresap (Infiltrasi) ke dalam lapisan tanah. Jika pada permukaan tanah terjadi genangan lebih besar dari Infiltrasi, maka untuk pengaliran air digunakan drainase muka tanah.
Kapasitas (debit) aliran maksimum dianalisis berdasarkan metode rasional
Q            =             x       0,2772    x    It      x       A
Keterangan:
Q               =    Debit aliran (m3/dt)
               =    Koefisien run off
0,2772       =    Faktor konversi debit puncak ke satuan
It               =    Intensitas hujan
A               =    Luas area hujan (Hasmar, 2002)

Siklus Hidrologi (skripsi dan tesis)


Air di alam terjadi dari hasil proses siklus hidrologi, yaitu suatu proses terjadinya penguapan air permukaan, pembasahan kulit bumi oleh air atau tengkapan air berbentuk embun. Sebagai molekul air yang ringan menjadi awan di udara. Berkumpulnya molekul air yang didinginkan di awan menjadi molekul air semakin besar dan membentuk kristal air yang berat dan akibat grafitasi jatuh kembali ke permukaan bumi yang kemudian disebut hujan. Proses yang terjadi adalah proses penguapan (evaporasi) dan transpirasi. Air hujan kembali ke permukaan tanah, mengalir ke sungai dan teresap ke dalam perut bumi menjadi air tanah. Air yang mengalir di permukaan tanah ini disebut ”run-off water” atau limpasan (Tjokrokusumo, 1998).
Siklus hidrologi adalah suatu proses yang diawali oleh evaporasi/penguapan kemudian terjadinya kondensasi dari awan hasil evaporasi. Awan terus terproses, sehingga terjadi hujan yang jatuh kepermukaan tanah. Pada saat air hujan jatuh ke permukaan tanah, sebagai air run off meresap ke dalam lapisan tanah. Limpasan air permukaan mengalir kepermukaan air di laut, danau, dan sungai. Air infiltrasi meresap kedalam lapisan tanah, menambah tinggi muka air tanah (Hasmar, 2002).
             Bagian dari air yang sampai ke permukaan tanah disebut persediaan air permukaan, yang akan mengalir ke permukaan atau masuk ke dalam tanah. Peristiwa masuknya air ke dalam tanah disebut infiltrasi. Aliran permukaan akan terkumpul di dalam danau dan reservoir atau sungai kemudian ke laut. Air yang masuk ke dalam tanah dapat kembali ke udara dengan penguapan langsung dari permukaan tanah melalui transpirasi oleh tumbuhan atau penguapan dari permukaan sungai setelah air tersebut sampai ke dalam sungai melalui aliran bawah tanah.

Pengendalian Pencemaran Air (skripsi dan tesis)


Berdasarkan UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air dan Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 Pasal 49 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air, kegiatan konservasi sumberdaya air diarahkan melalui kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Air (PSDA) dengan maksud untuk menjaga kelangsungan, keberadaan, daya dukung, saya tampung, dan fungsi sumberdaya air. Untuk mencapai tujuan konservasi sumberdaya air tersebut, dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan, yaitu:
  1. Perlindungan dan pelestarian sumber air;
  2. Pengawetan air;
  3. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
Kementerian Pekerjaan Umum (2010) menjelaskan bahwa kondisi lingkungan dan permasalahan konservasi sumber daya air di Wilayah Kabupaten sleman terkait dengan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, yaitu :
  1. Semakin menurunnya kualitas air akibat pertumbuhan penduduk beserta aktifitasnya yang menjadi sumber pencemar baik pertanian, domestik, maupun non-domestik (industri, rumah sakit, pusat perbelanjaan, dan lainnya);
  2. Kualitas air sungai di hampir semua sungai berada di bawah baku mutu kelas kualitas air yang sudah ditetapkan;
  3. Belum tercukupinya jumlah IPAL komunal/terpusat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang membutuhkan;
  4. Masih adanya industri, rumah sakit, hotel, restoran, yang belum mempunyai IPAL secara mandiri untuk mengolah limbahnya masing-masing;
  5. Kurangnya sosialisasi tentang pentingnya IPAL terpusat/komunal dan belum tegasnya sanksi hukum terhadap para pelanggaran.
Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air pada pasal 1 (3) menyebutkan bahwa pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.

Sumber dan Komponen Air Buangan Industri (skripsi dan tesis)


Perkembangan industri memberikan dampak positif dan negatif, antara lain berupa kenaikan devisa negara, transfer teknologi, dan penyerapan tenaga kerja. Namun demikian, perkembangan industri juga menyebabkan pencemaran limbah industri yang bila tidak dikelola dengan baik dan benar akan mengganggu keseimbangan lingkungan, sehingga pembangunan yang berwawasan lingkungan tidak dapat tercapai (Hamid & Pramudyanto, 2007).
Pengamatan terhadap sumber pencemar dapat dilakukan pada masukan, proses, maupun pada keluarannya dengan melihat spesifikasi dan jenis limbah yang dihasilkan.
Gambar 2.9  Skema Sistem Input Output dalam Proses Industri
Sumber : Kristanto, 2002
 
  







Kandungan zat-zat yang berasal dari setiap industri ditentukan oleh jenis industri itu sendiri. Tabel berikut menunjukkan perkiraan komposisi air limbah beberapa jenis industri.
Tabel 2.9  Perkiraan Komposisi Air Limbah Beberapa Jenis Industri
Sumber : Puslitbang Pengairan, Prasurvei Polusi di Pulau Jawa, 1974 dalam Mahbub dkk., 1990
Jenis IndustriPerkiraan Jenis Pencemar dalam Limbah
Industri logam
Industri bajaZat tersuspensi, minyak, asam, kapur, logam berat, soda
Industri pengecoranSianida, NaOH, Cl2, Cu, Cr, F, Pb, Na, Zn, zat tersuspensi, Ca(OH)2, H2SO4, NaCO3, dan lainnya.
Pabrikasi MetalAsam, basa, sianida, logam, dan lainnya.
Industri kimia
Industri bahan kimiaBahan-bahan kimia organik dan anorganik.
iIndustri kertasSelulosa, fiber, lignin, soda, Na2S, H2SO4, NaHCO3, dan lainnya.
Industri PetrokimiaAmoniak, soda, asam sulfida, arsen, dan lainnya
Industri gasFenol, ammonia, sianida.
Industri sabunNaOH, gliserin, asam-asam organik
Industri spiritus/alcoholAlkohol, karbohidrat.
Industri Tekstil
Drying/finishingNaOH, Na2CO3, detergen, zat warna, kanji, malam, petins, alkohol, asam-asam, zat organik, dan lainnya.
BatikNila, FeSO4, CaO, tawas, NaOH, Na2CO3, zat organik (asam tannin dan zat warna) dan lainnya.
Industri bahan makanan
Pabrik gulaZat tersuspensi, glukosa, ampas, malam, tebu, CaCO3, Ca-oksalat, garam fosfat, SiO2, garam Ca dan lainnya.
Pengolahan susu makanan-minumanZat organik (protein, lemak, laktosa dan lainnya)
Industri FarmasiBahan kimia organik dan anorganik
Penyamakan KulitZat tersuspensi protein, CaCO3, Ca(OH)2, CaSo4, NaS, asam tannin, zat warna, H2SO4, Cr dan lainnya.
Agro industri tapiocaZat organik, sianida