Tuesday, July 16, 2019
End User Computing (EUC) Satisfaction (skripsi dan tesis)
Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang panjang dalam disiplin ilmu sistem informasi. Dalam lingkup end-user computing, sejumlah studi telah dilakukan untuk meng-capture keseluruhan evaluasi di mana pengguna akhir telah menganggap penggunaan dari suatu sistem informasi (misalnya kepuasan) dan juga faktor-faktor yang membentuk kepuasan ini. (Doll et al. 1995 disitasi oleh Chin et al., 2000)
Model evaluasi ini dikembangkan oleh Doll & Torkzadeh. Evaluasi dengan menggunakan model ini lebih menekankan kepuasan (satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek teknologi, dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan penggunaan dari sistem.
Model ini telah banyak diujicobakan oleh peneliti lain untuk menguji reliabilitasnya dan hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna meskipun instrumen ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa yang berbeda.
Technology Acceptance Model (TAM) (skripsi dan tesis)
Model ini telah banyak digunakan dalam penelitian sistem informasi untuk mengetahui reaksi pengguna terhadap sistem informasi (Landry et. al., 2006). Metode TAM ini pertama sekali dikenalkan oleh Davis pada tahun 1989. TAM adalah teori sistem informasi yang membuat model tentang bagaimana pengguna mau menerima dan menggunakan teknologi. Model ini mengusulkan bahwa ketika pengguna ditawarkan untuk menggunakan suatu sistem yang baru, sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan akan menggunakan sistem tersebut, khususnya dalam hal: usefulness (pengguna yakin bahwa dengan menggunakan sistem ini akan meningkatkan kinerjanya), ease of use (di mana pengguna yakin bahwa menggunakan sistem ini akan membebaskannya dari kesulitan, dalam artian bahwa sistem ini memberi kemudahan dalam penggunaannya).
MANAJEMEN PERUBAHAN (skripsi dan tesis)
Dalam setiap perubahan dalam organisasi, kapasitas untuk perubahan secara signifikan dipengaruhi oleh resistensi karyawan untuk mengubah atau resistensi terhadap perubahan (Iverson, 1996). Sedangkan Carnall (1994), menyampaikan gagasan bahwa keterlibatan dalam proses perubahan adalah kunci untuk membantu untuk mengurangi resistensi terhadap perubahan. Keterlibatan ini mencakup, misalnya, tidak hanya sejauh mana individu yang terlibat dalam perencanaan perubahan dan dalam pelaksanaannya, tetapi juga sejauh mana mereka menerima dukungan yang sesuai dari organisasi, seperti pelatihan yang memadai, penyediaan sarana untuk menangani perubahan ( Judson, 1991 ).
Dalam kaitan dengan aspek komitmen, didefinisikan sebagai kekuatan dari keterikatan emosional karyawan untuk mengidentifikasi dengan baik, dan keterlibatan dalam organisasi yang mempekerjakan mereka. Alasan untuk memfokuskan pada masalah komitmen adalah bahwa dimensi tertentu dari komitmen organisasi telah menunjukkan menjadi hal yang paling sangat terkait dengan berbagai fenomena organisasi penting, seperti omset, ketidakhadiran, dan berbagai aspek perilaku diskresioner dan kinerja, termasuk Resistensi terhadap perubahan (Mowday, 1982). Tingkat adaptasi petugas juga sangat dipengaruhi dengan seberapa besar komitmen dan sikap terhadap perubahan itu sendiri (Peccei R, 2008).
Dalam kaitan dengan aspek komitmen, didefinisikan sebagai kekuatan dari keterikatan emosional karyawan untuk mengidentifikasi dengan baik, dan keterlibatan dalam organisasi yang mempekerjakan mereka. Alasan untuk memfokuskan pada masalah komitmen adalah bahwa dimensi tertentu dari komitmen organisasi telah menunjukkan menjadi hal yang paling sangat terkait dengan berbagai fenomena organisasi penting, seperti omset, ketidakhadiran, dan berbagai aspek perilaku diskresioner dan kinerja, termasuk Resistensi terhadap perubahan (Mowday, 1982). Tingkat adaptasi petugas juga sangat dipengaruhi dengan seberapa besar komitmen dan sikap terhadap perubahan itu sendiri (Peccei R, 2008).
PELAYANAN PUBLIK (skripsi dan tesis)
Konsep pelayanan tidak selalu harus dikaitkan dengan pemberian layanan langsung kepada pengguna jasa saja, tetapi juga di dalam internal pemberi jasa itu sendiri. Tetapi proporsi tetap harus lebih besar kepada pengguna jasa. Demikian juga e-gov harus lebih banyak memberikan perhatian kepada pengguna jasa, karena memang esensi Pemerintah adalah untuk itu, dan karena itu Pemerintah ada, tanpa mengabaikan kepentingan internalnya dalam rangka untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggannya.
Dalam mengamati kualitas pelayanan pada lembaga pemerintahan, kita tidak dapat melupakan pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana diatur pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Agaratur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, yang menggantikan Keputusan Menteri Penertiban Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993, tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum.
Pada keputusan menteri yang terbaru ini, disebutkan bahwa prinsip pelayanan publik harus mengandung unsur-unsur antara lain:
Dalam mengamati kualitas pelayanan pada lembaga pemerintahan, kita tidak dapat melupakan pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana diatur pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Agaratur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, yang menggantikan Keputusan Menteri Penertiban Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993, tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum.
Pada keputusan menteri yang terbaru ini, disebutkan bahwa prinsip pelayanan publik harus mengandung unsur-unsur antara lain:
- Kesederhanaan, maksudnya disini adalah prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan;
- Kejelasan, yaitu meliputi kejelasan tentang persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik, kejelasan tentang unit kerja dan pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan, penyelesaian keluhan / persoalan / sengketa dalam pelaksanaan pelayanan pulik, serta rincian biaya pelayanan publik dan tatacara pembayarannya;
- Kepastian Waktu, yaitu pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang ditentukan;
- Akurasi, yaitu produk pelayanan publik dapat diterima dengan benar, tepat dan sah;
- Keamanan, yaitu proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastaian hukum;
- Tanggung Jawab, artinya ada pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk untuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik;
- Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika;
- Kemudahan akses, maksudnya disini tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika;
- Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, maksudnya adalah pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas;
- Kenyamanan, maksudnya adalah lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat, serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti, parker, toilet tempat ibadah dan lain sebagainya.
- Prosedur pelayanan, harus dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduannya;
- Waktu penyelesaian, yaitu sejak pengajuaan permohonan sampai dengan penyelesaiannya harus dipastikan, termasuk waktu pengaduannya;
- Biaya pelayanan, rinciannya harus dipastikan dalam proses pemberian pelayanan;
- Produk pelayanan, yaitu hasil pelayanan yang akan diterima harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;
- Sarana dan prasarana, harus disediakan secara memadai oleh penyelenggara pelayanan publik;
- Kompetensi petugas pemberi pelayanan, harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) (skripsi dan tesis)
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya.
Menurut Wahyudi A (2011), dinyatakan bahwa Simpus merupakan pilihan bagi daerah dalam mengembangkan sistem informasi yang lebih cepat dan akurat. Sejatinya, Simpus dapat lebih menggantikan peranan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), karena Simpus merupakan hasil dari pengolahan berbagai sumber informasi seperti SP2TP, survei lapangan, laporan lintas sektor, dan laporan sarana kesehatan swasta. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, Simpus pun dikembangkan melalui sistem komputerisasi dalam suatu perangkat lunak (software) yang bekerja dalam sebuah sistem operasi. Akan tetapi, pada kenyataannya Simpus di berbagai daerah tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
Menurut Wahyudi A (2011), dinyatakan bahwa Simpus merupakan pilihan bagi daerah dalam mengembangkan sistem informasi yang lebih cepat dan akurat. Sejatinya, Simpus dapat lebih menggantikan peranan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), karena Simpus merupakan hasil dari pengolahan berbagai sumber informasi seperti SP2TP, survei lapangan, laporan lintas sektor, dan laporan sarana kesehatan swasta. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, Simpus pun dikembangkan melalui sistem komputerisasi dalam suatu perangkat lunak (software) yang bekerja dalam sebuah sistem operasi. Akan tetapi, pada kenyataannya Simpus di berbagai daerah tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (skripsi dan tesis)
Menurut Gaol ( 2008 ), Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem informasi yang selain melakukan pengolahan transaksi yang sangat berguna untuk kepentingan organisasi, juga banyak memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Menurut Kumorotomo W (2004), Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem/mesin yang terpadu (integral) untuk mengumpulkan,memproses, menyimpan, menyajikan dan mendistribusikan informasi guna mendukung fungsi operasi, pengawasan, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem informasi manajemen (SIM) digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida, lapisan dasarnya merupakan informasi untuk pengolahan transaksi, lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari, lapisan ketiga terdiri sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen dan lapisan puncak terdiri dari sumber informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen puncak.
Menurut Whitten,et al. ( 2001), Salah satu metodologinya adalah FAST (Framework of the Application of System Technique).
Tahap-tahap pengembangan sistem yaitu sebagai berikut :
1). Studi pendahuluan (preliminary investigation)
Pada tahap ini bertujuan untuk :
2). Analisis masalah (problem analisis)
Tujuan tahap ini adalah :
Tahap ini bertujuan untuk :
Tujuan pada tahap ini adalah :
Tujuan pada tahap ini adalah : merancang sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi, yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik, dengan kegiatan:
6). Membangun sistem baru (construction)
Tujuan pada tahap ini adalah :
Tahap ini bertujuan untuk menerapkan sistem yang baru termasuk dokumen dan pelatihan.
8). Evaluasi sistem
Pengembangan suatu sistem bisa dilakukan dari nol (sama sekali sistem/aplikasi belum ada) atau bisa juga dilakukan pengembangan dari suatu sistem yang ada untuk perbaikan atau penyempurnaan. Dalam proses pengembangan, apabila sistem pernah ada (tidak dari nol), maka kita harus melakukan evaluasi terdahulu pada sistem yang pernah ada dan kemudian setelah sistem tersebut dikembangkan maka dilakukan lagi evaluasi akhir.
Menurut Kumorotomo W (2004), Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem/mesin yang terpadu (integral) untuk mengumpulkan,memproses, menyimpan, menyajikan dan mendistribusikan informasi guna mendukung fungsi operasi, pengawasan, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem informasi manajemen (SIM) digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida, lapisan dasarnya merupakan informasi untuk pengolahan transaksi, lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari, lapisan ketiga terdiri sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen dan lapisan puncak terdiri dari sumber informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen puncak.
Menurut Whitten,et al. ( 2001), Salah satu metodologinya adalah FAST (Framework of the Application of System Technique).
Tahap-tahap pengembangan sistem yaitu sebagai berikut :
1). Studi pendahuluan (preliminary investigation)
Pada tahap ini bertujuan untuk :
- Mengetahui masalah, peluang dan tujuan pengguna.
- Mengetahui ruang lingkup yang akan dikerjakan.
- Mengetahui kelayakan perencanaan proyek.
2). Analisis masalah (problem analisis)
Tujuan tahap ini adalah :
- Mempelajari dan menganalisis sistem yang sedang berjalan dengan menggunakan PIECES.
- Mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya.
Tahap ini bertujuan untuk :
- Mengidentifikasi kebutuhan pengguna (data, proses, dan interface).
- Menganalisa kebutuhan sistem.
Tujuan pada tahap ini adalah :
- Mengidentifikasi alternatif sistem.
- Menganalisis kelayakan alternatif sistem.
- Pemilihan alternatif sistem.
Tujuan pada tahap ini adalah : merancang sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi, yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik, dengan kegiatan:
- Perancangan keluaran (output)
- Perancangan masukan (input)
- Perancangan interface
6). Membangun sistem baru (construction)
Tujuan pada tahap ini adalah :
- Membangun dan menguji sistem sesuai kebutuhan dan spesifikasi rancangan.
- Mengimplementasikan interface antara sistem baru dan sistem yang ada.
Tahap ini bertujuan untuk menerapkan sistem yang baru termasuk dokumen dan pelatihan.
8). Evaluasi sistem
Pengembangan suatu sistem bisa dilakukan dari nol (sama sekali sistem/aplikasi belum ada) atau bisa juga dilakukan pengembangan dari suatu sistem yang ada untuk perbaikan atau penyempurnaan. Dalam proses pengembangan, apabila sistem pernah ada (tidak dari nol), maka kita harus melakukan evaluasi terdahulu pada sistem yang pernah ada dan kemudian setelah sistem tersebut dikembangkan maka dilakukan lagi evaluasi akhir.
SISTEM INFORMASI (skripsi dan tesis)
Sistem adalah hubungan satu unit dengan unit lainnya yang saling berhubungan satu sama lainnya dan yang tidak dapat dipisahkan serta menuju suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Apabila satu unit macet/terganggu, unit lainnya pun akan terganggu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut (Gaol, 2008).
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Informasi yang merupakan sumber daya strategis bagi organisasi atau suatu entitas yang mendukung kelangsungan hidup bagi organisasi. Oleh karena itu informasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi (Kumorotomo W, 2004).
James A. O’Brien ( 1999 ) mengatakan bahwa Sistem Informasi adalah sebuah perpaduan / gabungan orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya dan data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi pada suatu organisasi.
Menurut Daihani (2001), kebutuhan informasi saat ini sangat meningkat, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Informasi yang dibutuhkan tidak dilihat dari jumlah informasi yang dihasilkan, tetapi kualitas dari informasi (quality of information) tersebut.
Kualitas informasi ditentukan oleh beberapa hal yaitu :
Menurut Kumorotomo W (2004), Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Usaha untuk memperoleh suatu informasi harus melalui suatu proses transformasi dengan membuat data menjadi bermakna. Dengan demikian untuk memperoleh suatu informasi diperlukan sumber daya input, yang diproses menjadi sumber daya output. Proses pengolahan informasi memerlukan alat pengolah informasi, yaitu hardware, software, dan brainware.
Nilai dan manfaat Informasi dan Komunikasi berbasis Sistem Tehnologi apapun, tergantung tidak hanya pada fungsi langsung yang disediakan oleh hardware dan software, tetapi juga bagaimana individu dan organisasi dapat beradaptasi dengan itu (Berg, 1999).
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Informasi yang merupakan sumber daya strategis bagi organisasi atau suatu entitas yang mendukung kelangsungan hidup bagi organisasi. Oleh karena itu informasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi (Kumorotomo W, 2004).
James A. O’Brien ( 1999 ) mengatakan bahwa Sistem Informasi adalah sebuah perpaduan / gabungan orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya dan data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi pada suatu organisasi.
Menurut Daihani (2001), kebutuhan informasi saat ini sangat meningkat, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Informasi yang dibutuhkan tidak dilihat dari jumlah informasi yang dihasilkan, tetapi kualitas dari informasi (quality of information) tersebut.
Kualitas informasi ditentukan oleh beberapa hal yaitu :
- Ketersediaan (availability)
- Mudah dipahami (comprehensibility)
- Relevan
- Bermanfaat
- Tepat waktu
- Keandalan (reliability)
- Akurat
- Konsisten
- Kelengkapan
Menurut Kumorotomo W (2004), Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Usaha untuk memperoleh suatu informasi harus melalui suatu proses transformasi dengan membuat data menjadi bermakna. Dengan demikian untuk memperoleh suatu informasi diperlukan sumber daya input, yang diproses menjadi sumber daya output. Proses pengolahan informasi memerlukan alat pengolah informasi, yaitu hardware, software, dan brainware.
Nilai dan manfaat Informasi dan Komunikasi berbasis Sistem Tehnologi apapun, tergantung tidak hanya pada fungsi langsung yang disediakan oleh hardware dan software, tetapi juga bagaimana individu dan organisasi dapat beradaptasi dengan itu (Berg, 1999).
Subscribe to:
Comments (Atom)