Monday, March 23, 2020

Model Seasonal ARIMA (Autoregressive integrated moving average)


Pemodelan ARIMA merupakan metode yang fleksibel untuk
berbagai macam data deret waktu, termasuk untuk menghadapi
fluktuasi data musiman. Secara umum, model seasonal ARIMA
dituliskan dengan notasi ARIMA (p,d,q)(P,D,Q) s
, yaitu dengan (p,d,q) bagian tidak musiman dari model, (P,D,Q) bagian musiman
dari model dan s merupakan jumlah periode per musim.
Penerapan metode ARIMA adalah dengan menggunakan
pendekatan metode Box-Jenkins, yaitu tahapan-tahapan yang
diperlukan dalam menentukan parameter ARIMA serta pengujiannya
sebelum akhirnya digunakan sebagai model prakiraan selama
beberapa waktu ke depan. Tahapan dalam pnegolahan diuraikan sebagai berikut:
  1. Tahap Identifikasi
    Tahap identifikasi merupakan suatu tahapan yang digunakan
    untuk mencari atau menentukan nilai p,d dan q dengan bantuan
    autocorrelation function (ACF) atau fungsi autokorelasi dan partial
    autocorrelation function (PACF) atau fungsi autokorelai parsial.
    2. Tahap Estimasi
    Tahap berikutnya setelah p dan q ditentukan adalah dengan
    mengestimasi parameter AR dan MA yang ada pada model. Estimasi ini
    bisa menggunakan teknik kuadrat terkecil sederhana maupun dengan
    metode estimasi tidak linier. Pada tahap estimasi ini, teknik perhitungan
    secara matematis relatif kompleks, sehingga pada umumnya para peneliti
    menggunakan bantuan software yang menyediakan fasilitas
    perhitungannya seperti Minitab, SPSS dan EViews .
    3. Tahap Tes Diagnostik
    Model yang telah melewati uji signifikasi parameter dalam tahapn
    estimasi, kemudian akan dilakukan uji diagnostik untuk meyakinkan
    apakah spesifikasi modelnya telah benar. Jika residualnya ternyata white
    noise , maka modelnya sudah baik. Bila residualnya tidak white noise
    maka modelnya dapat dikatakan tidak tepat dan perlu dicari spesifikasi
    yang lebih baik. Untuk melakukan uji diagnostik, tahapannya adalah:
    a. Estimasi model ARIMA (p,d,q)
    b. Hitung residual dari model tersebut
    c. Hitung ACF dan PACF dari residual
    d. Uji apakah ACF dan PACF signifikan. Bila ACF dan PACF tidak
    signifikan, ini merupakan indikasi bahwa residual merupakam white
    noise yang artinya model telah cocok.
    4. Tahap Prakiraan
    Tahap prakiraan ini dilakukan setelah modelnya lolos tes
    diagnostik. Prakiraan ini sesungguhnya merupakan penjabaran dari
    persamaan berdasarkan koefisien-koefisien yang didapat, sehingga kita
    dapat menentukan kondisi di masa yang akan datang.

No comments:

Post a Comment