Saturday, October 21, 2023

Definisi Kepemimpinan Visioner

 


Kepemimpinan menurut Northouse, (2013) merupakan proses di mana
individu memengaruhi sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Daft,
(1999) dalam bukunya “Leadership : Theory and Practice” juga menjelaskan
mengenai kepemimpinan yaitu pengaruh hubungan yang terjadi diantara pemimpin
dan pengikut yang menginginkan suatu perubahan nyata serta mencerminkan tujuan
bersama.
Pada perkembangan teori kepemimpinan ini diawali dari pendekatan sifat
(trait). Kepemimpinan menurut sifat (trait theory) yaitu studi yang mencoba untuk
mengidentifikasi ciri-ciri, kepribadian, kecerdasan, nilai-nilai, dan kemampuan
orang yang dipercaya sebagai pemimpin alami (Daft, 1999). Setelah itu muncul
suatu pemikiran tentang teori perilaku (behavioral theory), teori ini menjelaskan
suatu pemikiran bahwa kepemimpinan dibagi menurut perilakunya, yaitu
pemimpin otokratis dan demokratis. Pemimpin otokratis adalah seorang pemimpin
yang berfokus pada hasil, otoritas, dan mendapatkan kekuasaan dari posisi.
Sedangkan pemimpin demokratis adalah pemimpin yang berfokus pada kepuasan
pengikut (Daft, 1999). Pendekatan selanjutnya dalam perkembangan teori
kepemimpinan adalah pendekatan kontigensi. Teori dalam pendekatan ini 
menjelaskan suatu kepemimpinan agar dapat efektif harus ada kesesuaian yang
tepat antara perilaku atau gaya pemimpin dalam situasi atau kondisi tertentu (Daft,
1999).
Lalu pada era modern saat ini muncul sebuah pemikiran mengenai
kepemimpinan yang baru seperti kharismatik, transformasional serta visioner. Para
pemimpin yang disebutkan memiliki kharisma didefinisikan sebagai pemimpin
yang memiliki kemampuan untuk mengilhami dan memotivasi orang untuk
melakukan lebih dari yang biasanya mereka lakukan, meskipun ada hambatan dan
pengorbanan pribadi. Kepemimpinan transformasional adalah seorang pemimpin
yang memiliki kemampuan untuk memimpin perubahan dalam visi, strategi, dan
budaya organisasi serta mempromosikan inovasi dalam produk dan
teknologi.kepemimpinan transformasional juga berfokus pada kualitas yang tak
berwujud seperti visi, nilai-nilai bersama, dan ide-ide untuk membangun hubungan,
memberikan makna yang lebih besar danmenemukan landasan bersama untuk
meminta pengikut dalam proses perubahan (Daft, 1999).
Kepemimpinan visioner menurut Andriansyah, (2015) adalah kemampuan
pemimpin dalam mencipta, merumuskan, mengkomunikasikan, mensosialisasikan,
mentransformasikan, dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang
berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial antar anggota organisasi dan
stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi pada masa depan yang harus
diraih atau diwujudkan melalui komitmen seluruh anggota organisasi.
Kepemimpinan ini dapat ditemukan dalam setiap aspek masyarakat, baik bisnis,
pemerintah, gerakan perubahan sosial, organisasi keagamaan, kelompok 
masyarakat atau tim olahraga (Kirkpatrick, 2004 dalam Dhammika, 2016). Selain
itu, kepemimpinan visioner mengacu pada kapasitas untuk menciptakan dan
mengkomunikasikan pandangan tentang keadaan yang diinginkan dan mendorong
komitmen untuk masa depan yang lebih baik. Colton (1985 dalam Dhammika,
2016), mendefinisikan kepemimpinan visioner sebagai salah satu kepemimpinan
yang "menetapkan tujuan dan sasaran untuk tindakan individu dan kelompok, yang
tidak mendefinisikan siapa kita tetapi apa yang kita inginkan atau lakukan."
Kartanegara, (2003) mengartikan kepemimpinan visioner sebagai pola
kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu
dilakukan bersama-sama oleh para anggota organisasi dengan cara memberi arahan
dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas. Visi
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ingin dicapai secara ideal serta
gambaran tentang sesuatu yang ingin dicapai di masa depan. Visi yang berhasil
ditanamkan dalam suatu kepemimpinan visioner selanjutnya akan memberikan
hasil yang positif dalam organisasi dengan menciptakan dan mengomunikasikan
pandangan tentang keadaan yang diinginkan serta mendorong komitmen untuk
masa depan yang lebih baik (Conger, 1999 dalam Dhammika, 2014).
Kepemimpinan visioner selain terkait kemampuan untuk melihat masa depan, juga
memberikan kepemimpinan dalam organisasi dengan latar belakang yang kuat
untuk memenuhi tantangan dan menyelesaikannya tanpa kerepotan (Senge, 2006
dalam Mupa, 2015).

No comments:

Post a Comment