1.
Pembagian material
menurut penggunaannya :
a)
Material MRO (Maintenance,
Repair, Operation), yaitu material yang bersifat habis pakai (consumables) yang
dibutuhkan untuk perawatan dan reparasi peralatan seperti mesin, kendaraan,
instalasi gedung dan lain-lain untuk operasi perusahaan.
Contoh : spark plug, piston, paint, valve, dsb.
b)
Material Program, yaitu
material yang sifatnya habis pakai (consumables) yang diperlukan untuk mencapai
produksi, target, atau program tertentu dari suatu unsur pelaksana.
Contoh : Casing, tubing, TEL, drum sheet, wellhead, dsb.
2.
Pembagian material
menurut jenis barangnya :
1.
Material Umum (general
materials), yaitu material yang digunakan tidak untuk suatu peralatan tertentu,
misalnya pipa, chemical, flensa, dsb.
2.
Suku Cadang (spare parts),
yaitu material yang merupakan komponen pengganti dari suatu peralatan, misal :
piston, ring, crankshaft, flywheel, dsb.
Suku cadang dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis :
a)
Consumable parts
Adalah suku cadang untuk pemakaian ‘wear dan tear’
biasa, misal v-belt, spark plug, dsb.
b)
Replacement parts
Adalah suku cadang yang biasanya diganti pada waktu
overhaul, termasuk assembly parts, misal cylinder gasket, piston, dsb.
c)
Insurance parts
Adalah suku cadang yang biasanya tidak pernah atau
jarang rusak, namun apabila rusak dapat menghentikan kegiatan operasi
peralatan. Contoh : cylinder head, crankshaft, flywheel, dsb.
Untuk keperluan pengendalian tingkat persediaan suku cadang,
peralatan dibagi menajdi 3 kategori :
a)
Peralatan vital (vital
equipment)
Adalah peralatan yang digunakan dalam proses utama (main
process), yang vital terhadap operasi komersial dan keselamatn pekerja yang
apabila rusak akan menyebabkan shutdown. Untuk peralatan vital ini perlu
disediakan insurance, replacement dan consumable parts dalam stock. Untuk vital
equipment yang tersedia spare unitnya, pengadaan suku cadangnya mengikuti
ketentuan essential equipment.
b)
Peralatan esensial (essential
equipment)
Adalah peralatan yang dipergunakan dalam proses yang
esensial terhadap operasi perusahaan. Apabila peralatan tersebut rusak akan
menyebabkan pengurangan jumlah dan mutu produksi. Untuk peralatan jenis ini,
hanay perlu disediakan consumable parts dan sebagian replacement parts.
c)
Peralatan pembantu (auxiliary
equipment)
Adalah peralatan yang tidak langsung digunakan dalam
proses operasi, yang apabila rusak tidak akan berpengaruh pada operasi
perusahaan atau keselamatan. Untuk peralatan jenis ini hanya perlu disediakan
consumable parts.
3.
Pembagian material
menurut frekuensi pemakaian :
1.
Slow moving items, yaitu
material yang bulan pengeluarannya dalam satu tahun terakhir kurang dari 4.
Contoh :
Bulan : J
F M A
M J J
A S O N D
Pengeluaran : 5 7 4
Dalam contoh diatas pengeluaran suatu material hanya terjadi dalam
bulan Maret, Juni, dan November (3 bulan pengeluaran), walaupun dalam satu
bulan bisa terjadi pengeluaran beberapa kali (misal, dalam bulan Juni terdapat
pengeluaran 2 kali).
2.
Fast moving items, yaitu
material yang bulan pengeluarannya dalam satu tahun terakhir 4 atau lebih.
Contoh :
Bulan : J
F M A
M J J
A S O
N D
Pengeluaran : 6
5 6 7 8 10 9
Dalam contoh diatas pengeluaran suatu material terjadi dalam bulan
Februari, Maret, Juni, Agustus, Oktober dan November (7 bulan pengeluaran).
4.
Pembagian material
menurut jenis anggarannya :
a)
Material Operasi, yaitu
material yang dianggarkan dalam anggaran operasi, yang umumnya menyangkut
material MRO.
b)
Material Kapital, yaitu
material yang dianggarkan dalam anggaran kapital, yang digunakan untuk
penambahan penanaman modal dalam perusahaan, umumnya menyangkut material
program.
Penambahan penanaman modal dapat berupa :
-
Penggantian (replacement)
-
Penambahan/perluasan
(additional/extension)
-
Pembangunan baru (new project)
5.
Pembagian material
menurut tujuan penggunaannya :
a)
Material untuk dipakai sendiri
(own use), yaitu material yang dibeli dengan tujuan untuk digunakan dalam
operasi sendiri.
b)
Material untuk dijual lagi
(resale commodities), yaitu material yang dibeli untuk dijual atau dipasarkan
kembali dengan atau tanpa melalui proses produksi.
6.
Pembagian material
menurut harganya :
a)
Material harga tinggi (high
value items), yaitu material yang nilai pemakaiannya tinggi, biasanya mewakili
65% - 75% dari seluruh nilai pemakaian namun jumlah itemnya hanya berkisar antara
5% - 15% dari seluruh item material.
b)
Material harga menengah (medium
value items), yaitu material yang nilai pemakaiannya menengah, biasanya
mewakili 15% - 25% dari seluruh nilai pemakaian dan jumlah itemnya juga
berkisar antara 15% - 25% dari seluruh item material.
c)
Material harga rendah (low
value items), yaitu material yang nilai pemakaiannya rendah, biasanya hanya
mewakili 5% - 15% dari seluruh nilai pemakaian namun jumlah itemnya mencapai
sekitar 65% - 75% dari seluruh item material.
7.
Pembagian material
menurut jenis pembukuannya :
a)
Stock item, yaitu material yang
sering dibutuhkan sehingga disimpan dalam persediaan.
Material dikategorikan sebagai persediaan apabila :
-
Standar Pilihan Perusahaan
(Company Selected Standard = CSS)
-
Dibutuhkan terus menerus atau
disyaratkan keberadaannya.
b)
Material Direct Charge, yaitu
material yang sangat jarang pemakaiannya sehingga tidak perlu disimpan dalam
persediaan. Material ini diadakan untuk digunakan dan dibebankan langsung
kepada pemakai tanpa dicatat di dalam rekening persediaan.
Material dikategorikan sebagai direct charge apabila :
-
Penggunaannya sangat jarang
-
Waktu penggunaannya dapat
diperkirakan sebelumnya sehingga tidak ekonomis untuk disediakan dalam
persediaan
Dalam perkembangannya, stock item bisa menjadi Non-Stock
Item, yaitu material yang cukup
sering dibutuhkan namun tidak perlu disimpan dalam persediaan (Stockless
Policy). Untuk penyediaannya disediakan melalui kontrak jangka pendek maupun
jangka panjang dengan pihak ketiga.
No comments:
Post a Comment