Pendekatan sistem
memberikan suatu kerangka yang menyeluruh dalam menyelesaikan bermacam-macam
permasalahan yang ada. Dengan menggunakan pendekatan sistem, dunia nyata yang
berhubungan dengan masalah dipandang sebagai sistem dan pemecahan masalah
dipandang sebagai suatu studi dari sistem tersebut dengan tujuan tertentu yang
telah ditentukan. Langkah penting dari tahap ini adalah mendiskripsikan sistem
tersebut secara tepat.
a.
Sebagai langkah awal adalah
mendefinisikan masalah yang diangkat dari dunia nyata. Tahap ini merupakan
tahap yang paling kritis karena akan menentukan arah tahap-tahap selanjutnya.
b.
Pemecahan masalah yang
diangkat, dianggap sebagai suatu studi, harus mempunyai tujuan yang jelas.
Kejelasan pemecahan masalah akan menentukan kelancaran proses pencarian solusi
dari permasalahan.
c.
Dunia nyata yang berhubungan
dengan masalah yang diangkat dipandang sebagai sistem. Langkah penting untuk
mengetahui gambaran sistem yang dimaksud adalah dengan mendiskripsikan
keseluruhan secara tepat.
d.
Pada umumnya permasalahan dari
dunia nyata adalah sangat kompleks, Oleh sebab itu perlu dilakukan
penyederhanaan (simplifikasi), karena tidak semua faktor dari sistem nyata
dapat diambil untuk proses pemodelan dalam menyelesaikan masalah yang
dipertimbangkan saja.
e.
Karakterisasi sistem merupakan
hasil dari simplifikasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor
yang relevan utuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang diangkat.
Dalam
menggambarkan suatu sistem, seseorang harus memiliki pemahaman dan
konsep-konsep yang digunakan dalam pendekatan sistem, serta
pengertian-pengertian yang jelas tentang sistem itu sendiri.
Berikut
akan dijelaskan mengenai konsep sistem, karakteristik sistem, parameter dan
variabel sistem, serta lingkungan sistem.
a. Konsep Sistem
Sistem adalah sekumpulan obyek
yang tergabung dalam suatu interaksi atau saling ketergantungan atau
interdepensi yang teratur (Sandi Setiawan, 1991).
Pendapat yang lain, sistem
didefinisikan sebagai sekumpulan elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan didalam suatu lingkungan yang kompleks (Ali Basyah Siregar, 1992).
b. Karakterisasi Sistem
Merupakan diskripsi parsial dari sistem nyata yang hanya
berhubungan dengan permasalahan yang diangkat. Karakterisasi sistem berkenaan
dengan permasalahan yang meliputi : hubungan interaksi (relasi), derajat
ketelitian, sistem statik dan dinamik, waktu kontinyu dan diskrit, serta sistem
deterministik dan stokastik.
1. Hubungan
Interaksi (relasi)
Hubungan interaksi antar komponen
digambarkan melalui hubungan antar variabel-variabel dari komponen yang
berinteraksi. Hubungan “cause effek” ini menghasilkan sesuatu yang
dinamakan dengan hubungan sebab akibat.
Dalam beberapa sistem, tidak
semudah untuk mengidentifikasikan dan mendefinisikan hubungan kausal antar
variabel-variabelnya. Bahkan dalam beberapa kasus tertentu, mungkin terdapat
lebih dari satu sebab untuk sebuah akibat pada suatu sistem tertentu.
2. Derajat Ketelitian
Jika struktur dalam (inner) sistem tidak
diketahui dan sistem digambarkan hanya dengan variabel-variabel yang
berinteraksi dengan lingkungannya saja sering dinamakan dengan “Black-box”.
Sebaliknya, jika struktur dalam sistem digambarkan secara rinci dengan melalui
seluruh komponen dalam suatu sistem beserta atribut-atributnya (melalui
variabel dan hubungan-hubungan). Dalam hal ini sistem dipandang sebagai suatu
“White-box” atau yang biasa dinamakan “Transparent-box”.
Derajat ketelitian diperlukan untuk menggambarkan suatu
sistem secara tepat dalam hubungan dengan banyak faktor. Jika seluruh perincian
dimasukkan dalam penggambaran suatu sistem, maka hal ini bias menjadi tidak
teratur atau menjadi lebih rumit. Namun sebaliknya, jika perincian penting
diabaikan, maka penggambaran sistem
menjadi tidak lengkap. Oleh sebab itu, diperlukan batas tertentu untuk
mengadakan suatu studi.
3.
Sistem statis dan dinamik
Dalam sistem statis, aspek waktu tidak banyak berpern
sehingga variabel-variabel dan hubungan yang digambarkan oleh sistem bersifat
tidak terikat dengan waktu (time-independent).
Sebaliknya, dalam sistem dinamik, aspek waktu sangat
berperan sehingga variabel-variabel dan hubungan-hubungan yang digambarkan sistem
senantiasa berubah-ubah sesuai waktu.
4. Waktu Kontinyu dan Diskrit
Jika elemen waktu diperlukan secara
kontinyu maka variable-variabel sistem harus digambarkan untuk setiap waktu
selama interval waktu pengamatan yang telah ditentukan. Sebaliknya, jika elemen
waktu diperlukan secaraa diskrit, maka variabel-variabelnya digambarkan hanya
untuk saat-saat tertentu yang relevan saja.
Apabila penggunaan waktu secara
kontinyu terlalu rinci maka dalam kondisi tersebut, seseorang harus memilih
penggunaan waktu secara diskrit dengan perubahan-perubahan waktu yang
berlainan. Jika interval perubahan cukup besar, maka didapat penggambaran
sistem secara kasar.
5.
Sistem Deterministik dan Stokastik
Suatu sistem dikatakan
deterministik jika nilai-nilainya dapat diasumsikan oleh variabel-variabel
untuk sistem statis atau perubahan-perubahan variabel dapat diprediksi secara
pasti untuk sistem dinamik jika tidak, maka ketidakpastian akan menjadi ciri
penting dari sistem tersebut dan nilai-nilai yang diasumsikan oleh variabel-variabel
atau perubahan dalam variabel-variabel tersebut, akan terjadi secara random dan
tidak dapat diprediksikan. Sistem seperti ini biasa dapat disebut sistem
probabilistik atau sistem stokastik.
Jika ketidakpastian tidak dominan (tidak berarti) maka
dapat diabaikan dan sistem dipandang sebagai sistem deterministik. Hal ini
merupakan proses penyederhanaan (simplifikasi) atau idealisasi. Jika
ketidakpastian sangat dominan (cukup berarti) maka tidak bisa diabaikan begitu
saja, dan harus dipertimbangkan dalam proses karakterisasi sistem
c. Parameter dan
Variabel Sistem
Atribut suatu komponen sering dinamakan dengan parameter
dan variabel. Parameter adalah atribut intrinsik dari suatu komponen. Variabel
adalah atribut yang diperlukan untuk
menjelaskan interaksi antar komponen-komponen.
d. Lingkungan Sistem
Lingkungan sistem adalah sesuatu yang digunakan untuk
menggambarkan komponen-komponen yang berada di luar sistem, namun memiliki
hubungan interaksi dengan sistem. Hubungan interaksi antar sistem dan lingkungannya,
dilakukan melalui variabel-variabel umum pada kedua sistem tersebut.
Apabila suatu komponen berinterasi dengan sistem ini
tidak dianggap sebagai bagian dari sistem, karena sistem dan lingkungan membuat
suatu dunia sendiri, yang masing-masing tidak kalah menariknya, pemisahan hal
ini menjadi dua bagian, sistem dan lingkungan, adalah untuk memudahkan dan
perubahan-perubahan, karena ini dapat dilakukan dalam banyak cara.
Hal di atas memberikan impliksi bahwa terdapat
pilihan-pilihan khusus dari batas sistem yang dapat menjawab permasalahan.
Pemilihan batas sistem merupakan bagian dari aspek seni dalam pemodelan
matematika, tidak ada pemisahan sistem dan lingkungan secara baku suatu proses karakterisasi sistem akan
memberikan bermacam-macam pilihan batas sistem. Tahap berikutnya setelah proses
karakterisasi sistem adalah penyusunan model.
No comments:
Post a Comment