Sistem kontrol adalah suatu sistem yang membahas
tindakan manusia untuk merubah keadaan mesin.
Sistem kontrol bisa dihubungkan dengan permesinan, pneumatik, hydraulik, atau sistem-sistem
elektrik. Sebagian dari sistem teknologi, sistem kontrol seringkali dirancang
untuk membuat mesin menjadi lebih canggih dibandingkan dari manusianya. Beberapa kesalahan umum pada perancangan sistem kontrol adalah :
·
Fungsi kontrol tidak jelas.
·
Membutuhkan
terlalu banyak cara pengoperasian.
·
Petunjuk
pengoperasian yang tidak standard atau tidak layak.
·
Lokasi yang
tidak semestinya agar pengontrolan mesin mudah diamati.
·
Dapat
dioperasikan dengan kurang hati-hati.
·
Tidak ada umpan
balik atas respon pengoperasian kontrol.
·
Dalam posisi
yang tidak standard.
Ini semua dan problem-problem yang lain dapat dihindari degan
mengikuti prinsip-prinsip umum dari rancangan berikut :
1.
Definisi
Fungsi Kontrol. Apakah yang akan dilakukan terhada mesin dan jenis masukan mana
yang diperlukan, misalnya : ketelitian,
kecepatan dan kekuatan dari gerakan operator. Penglihatan atau kemampuan untuk
melihat dan posisi dari kontrol dalam hubungannya dengan pandangan lain dan
keperluan manusia dalam pekerjaan. Kesinambungan gerakan-gerakan atau gerakan-gerakan terpisah di antara
pemberhentian (stop).
2.
Ketentuan pada
bagian tubuh digunakan untuk mengoperasikan kontrol dan rancangannya
disesuaikan (gambar 2.7) untuk
ketelitian yang tinggi dalam menggunakan tombol-tombol yang dapat
dioperasikan melalui jari-jemari dan pergelangan tangan, tenaga yang kuat,
ketelitian yang rendah dalam menggunakan pengungkit, pedal, dan sebagainya,
dapat dioperasikan dengan tangan dan kaki.
3.
Menempatkan
atau menentukan tempat kontrol dengan tepat dalam sudut pandang bagian-bagian
tubuh yang akan digunakan. Arah atau petunjuk gerakan kontrol seharusnya juga
dipilih untuk disesuaikan dengan fungsi anatomi manusia.
4.
Jarak atau
ruang kontrol untuk menghindari kecelakaan alam pengoperasian atau gangguan
dari beberapa bagian lain di tempat kerja. Secara nyata, jari-jemari (tangan)
mengoperasikan kontrol lebih rapat jaraknya dari pada menggunakan tenaga
pegangan. Bahkan kontrol dengan menggunakan ujung jari kadang-kadang sangat
rapat,contohnya : tombol atau tuts-tuts pada kalkulator kecil.
5.
Lindungi
kontrol dimana kecelakaan pada waktu pengoperasian akan membahayakan, contoh :
tombol-tombol start seharusnya dilindungi oleh lingkungan sekelilingnya dimana
dengan hanya membiarkan ujung jari yang masuk. Dengan demikian tidak akan
dioperasikan oleh penyikatan yang dapat menyebabkan kecelakaan atau yang yang
lebih kecil dari itu.
6.
Tempat kontrol
agar dapat dioperasikan dengan nyaman ketika operator mempunyai pandangan yang
penuh terhadap situasi mesin yang sedang dikontrol.
7.
Penentuan
tempat dan pengenalan kontrol membuat pergerakan- pergerakan mereka dapat
digabungkan dengan gerakan mesin yang sedang dikontrol atau beberapa display atau peragaan yang digabungkan,
contohnya pergerakan mesin pengungkit naik untuk mengangkat atau menaikkan
beberapa bagian mesin, dan turun untuk menurunkan atau merendahkannya. Sejauh display-display tersebut dihubungkan,
suatu prinsip umum yang lebih tertuju pada display
yang sama akan bergerak dalam arah yang sama seperti permukaan tombol kontrol
yang paling dekat dengannya (gambar 2.8). Bagian ini, berputar menurut arah
putaran jarum jam, umumnya digunakan untuk meningkatkan suatu jumlah atau
kuantitas.
8.
Dimana tata
letak yang standard untuk kontrol yang ada, akan ditempatkan menurut posisi
yang sesuai.
9.
Mempertimbangkan
apakah ada populasi dengan bentuk yang tetap yang akan mempengaruhi cara-cara
manusia yang akan mencoba lebih alami untuk mengoperasikan kontrol (stereotype), contoh : saklar lampu,
kran-kran, pedal kendaraan, tombol-tombol dan volume radio.
10.
Menggunakan
tipe kontrol yang tidak stabil dimana penempatan ketelitian diperlukan, tetapi
sesuai penyesuaian daerah yang lebar, termasuk sejumlah putaran juga
diperlukan, contohnya: penempatan kontrol untuk meja mesin milling
11.
Menggunakan
kontrol penyesuaian yang terpisah (bunyi berhenti) atau susunan tombol-tekan
lebih baik dari pada kontrol yang berkesinambungan ketika suatu nilai terpisah
harus selalu ditempatkan, contoh : menyetel radio atau televisi.
12. Menggunakan kontrol yang
berkesinambungan hanya ketika menyesuaikan ketepatan atau menempatkan jumlah
yang besar dan terpisah yang lebih dipentingkan (katakanlah lebih dari 20).
Penyesuaian yang berkesinambungan memerlukan putaran yang tepat, diikuti oleh
gerakan-gerakan yang sesuai dan baik. lni dapat dijadikan waktu pemakaian (time consuming) dan memerlukan suatu
perubahan tekanan diatas kontrol. Meminimumkan reaksi yang salah dalam kontrol yang berkesinambungan.
13. Membuat kontrol lebih
mudah diidentifikasikan. Penggunaan simbol-simbol standard identifikasi dalam
bentuk tertentu. Dalam pelabelan (penamaan) kontrol pada suatu alat atau
instrument dijamin ada ketidak-ambigiusan (tidak mempunyai dua arti) tentang
penamaan yang menunjukkan kontrol. Apabila operator sedang melihat kebawah
terhadap alat-alat atau instrument-instrument (pada seluruh atau sebagian besar
perintah), label atau penamaan
diletakkan diatas tambol atau saklar
14. Dalam suatu panel
pengontrol, secara fungsional kombinasi kontrol-kontrol harus dioperasikan
dalam suatu susunan. Dalam panel-panel ini, kontrol harus juga dihubungkan
secara dekat dengan display-display
yang sesuai.
15. Memperlengkapi beberapa
umpan balik pada operator karena gerakan kontrol sudah cukup dan telah
terdaftar pada mesin, contoh :
·
Sebuah lampu pembatas atau dikombinasikan dengan kontrol
masuk.
·
Sebuah suara elektrik yang dapat didengar.
·
Sebuah bunyi mekanik yang tersendiri.
·
Sebuah perubahan rasa yang jernih dalam gaya pengoperasian.
16. Membangun beberapa
ketahanan (resistan) pada kontrol dengan cara lain juga memelihara atau
mengontrol ditempat yang terang dan keras. Ketahanan gerak dari kontrol,
mungkin juga menjadi suatu umpan-balik yang berguna, contohnya: setir mobil dan
tekanan progresif pada beberapa sistem pengereman.
No comments:
Post a Comment