Menurut Norken
et al (2012:12), manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap
perusahaan dapat dibagi dalam 4 (lima) kategori utama, yaitu:
a.
Manajemen risiko mungkin dapat
mencegah perusahaan dari kegagalan.
b.
Manajemen risiko menunjang secara
langsung peningkatan laba. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak
langsung.
c.
Adanya ketenangan pikiran bagi
manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan terhadap risiko murni,
merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
d.
Manajemen risiko melindungi
perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur pelanggan dan pemasok lebih
menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong
meningkatkan public image.
Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen risiko
antara lain (Mok et.al,1996) :
a.
Memudahkan estimasi biaya
b.
Memberikan pendapat dan intuisi
dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam cara yang benar.
c.
Memungkinkan bagi para pembuat
keputusan untuk menghadapi risiko ketidakpastian dalam keadaan yang nyata
d.
Memungkinkan bagi para pembuat
keputusan untuk memutuskan berapa banyak informasi yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan masalah.
e.
Meningkatkan pendekatan secara
sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
f.
Menyediakan pedoman untuk membantu
perumusan masalah.
g.
Memungkinkan analisa yang cermat
dari pilihan-pilihan
alternatif.
Sasaran utama manajemen risiko adalah menghindari
risiko, yang memunculkan ketidakpastian dan kerugian baik secara proyek, teknis
maupun bisnis. Risiko proyek mengancam rencana proyek. Bila risiko proyek
menjadi kenyataan maka ada kemungkinan jadwal proyek akan mengalami slip dan
biaya menjadi bertambah. Risiko
proyek mengidenifikasibiaya, sumber daya, jadwal, pelanggan, personil (staffing dan organisasi), masalah
persyaratan. Risiko teknis mengancam kualitas dan ketepatan waktu proyekyang
akandihasilkan. Bila risiko
teknis menjadi kenyataan makaimplementasinya menjadi sangat sulit atau tidak
mungkin. Risiko teknis mengidentifikasi desain potensial, ambiguitas,
implementasi, spesifikasi, interfacing, ketidakpastian teknik, verifikasi,
keusangan teknik, masalah pemeliharaan, dan teknologi yang leading edengane.
Risiko bisnis mengancam viabilitas proyek yang akan dibangun. Risiko bisnis
membahayakan proyek. Contoh risiko bisnis adalah pelaksanaan proyekyang baik sebenarnya tidak pernah
diinginkan oleh masyarakat, pelaksanaan proyek yang tidak sesuai dengan
keseluruhan strategi bisnis bagi perusahaan (risiko strategi), kehilangan dukungan manajemen senior sehubungan dengan perubahan pada fokus atau perubahan pada
manusia (risiko manajemen), dan
kehilangan hal-halyang
berhubungan dengan biaya atau komitmenpersonal (risiko biaya). (Gil
dkk, 2014: 1-14)
Sasaran dari monitoring risiko
(aktifitas penelurusan proyek) yaitu memperkirakan apakah risiko yang
diramalkan benar-benar terjadi, memastikan bahwa langkah aversi risiko yang
didefiniskan, untuk risiko telah diterapkan
secara benar, dan mengumpulkan
informasi yang dapat digunakan untuk analisis
risiko masa yang akan datang. (Amornsawadwatana dkk, 2007: 4-8)
No comments:
Post a Comment