Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kemiskinan antara
lain : pertumbuhan ekonomi (Siregar dan Wahyuniarti,2008), pendidikan (Siregar
\
dan Wahyuniarti,2008), pengangguran (Prasetyo,2010), kependudukan
(Wongdesmiwati,2009), dan kesehatan (Myrdal,2000).
1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang
dari Negara yang bersangkutan untuk menyediakan barang ekonomi kepada
penduduknya yang ditentukan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi,
institusional (Kelembagaan), dan ideologi terhadap berbagai tuntutan keadaan
yang ada menurut Michael Todaro (2004). Menurut pandangan ekonom klasik,
Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus, maupaun ekonom
Neoklasik, Robert Solow dan Trover Swan, menyatakan pada dasarnya ada empat
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu :
a. Jumlah penduduk
b. Jumlah stok barang modal
c. Luas tanah dan kekayaan alam
d. Tingkat teknologi yang digunakan
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau berkembang
apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari pada sebelumnya. Sedangkan
menurut Schumpater, faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi
adalah proses inovasi dan pelakunya adalah inovator atau wiraswata. Menurut
Boediono (1985), pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita
dalam jangka panjang. Menurut Todaro (2004), ada tiga faktor utama dalam
pertumbuhan ekonomi, yaitu
a. Akumulasi modal
Termasuk semua investasi baru yang berwujud, misalkan tanah, bangunan,
peralatan fiskal, dan sumber daya manusia (Human resources). Akumulasi
modal akan terjadi jika ada sebagian dari pendapatan sekarang di tabung
kemudian diinvestasikan kembali dengan tujuan untuk memperbesar output di
masa-masa yang akan datang.
b. Pertumbuhan penduduk angkatan kerja
Pertumbuhan penduduk yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan
kerja secara tradisonal telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam
pertumbuhan ekonomi. Artinya, semakin banyak angkatan kerja semakin
produktif tenaga kerja, sedangkan semakin banyak penduduk akan
meningkatkan potensi pasar domestiknya.
c. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi disebabkan oleh teknologi cara-cara baru dan cara-cara
lama yang diperbaiki dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisonal. Ada
tiga klasifikasi kemajuan teknologi, yaitu :
1. Kemajuan teknologi yang bersifat netral, terjadi jika tingkat output
yang dicapai lebih tinggi dari kuantitas dan kombinasi-kombinasi
input yang sama.
2. Kemajuan teknologi yang bersifat hemat tenaga kerja (labour saving)
atau hemat modal (capital saving), yaitu tingkat output yang lebih
tinggi yang bisa dicapai dengan jumlah tenaga kerja atau modal yang
sama.
3. Kemajuan teknologi dalam meningkatkan modal, terjadi jika
penggunaaan teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan
barang modal yang ada secara produktif.
2 Pendidikan
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pendidikan dibagi tiga, yaitu :
1. Pendidikan Formal
Adalah jalur pendidikan yang struktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi jenjang pedidikan formal :
a. Pendidikan Dasar (SD) dan madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain
yang sederajat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTS).
b. Pendidikan Menegah, merupakan lanjutan dari pendidikan dasar.
Pendidikan menengah tediri atas, Sekolah Menengah Atas (SMA),
17
Sekolah Menengah Kejurusan (SMK), Madrasah Aliyah (MA), serta
bentuk lain yang sederajat.
c. Pendidikan Tinggi, merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan Diploma, Sarjana, dll.
2. Pendidikan Non Formal
Adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
dengan terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi
masyarakat yang membutuhkan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal.
3. Pendidikan Informal
Adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan
belajar mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal
maupun informal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional
pendidikan.
3 Pengangguran
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin
mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran
yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran
masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro
ekonomi yang paling utama (Todaro, 2005).
1. Jenis- jenis pengangguran :
18
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja
atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka
pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
a. Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga
kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b. Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya
tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang
bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
c. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini
cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah
berusaha secara maksimal.
2. Macam-macam pengangguran
Berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokan menjadi beberapa jenis,
yaitu:
a. Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment)
adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang
(naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b. Pengangguran struktural (Struktural Unemployment)
adalah pengangguran yang diakibatkan ole
h perubahan struktur
ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran
struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti : akibat permintaan berkurang, akibat kemajuan dan teknologi, dan akibat
kebijakan pemerintah.
c. Pengangguran friksional (Frictional Unemployment)
adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian
antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut
pengangguran sukarela.
d. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat
pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
a. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi
akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi
tenaga mesin-mesin
b. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan
oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi).
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan
masyarakat (aggrerat demand).
Indikator pengangguran terbuka yang digunakan oleh BPS adalah tingkat
pengangguran terbuka (TPT).
Menurut Tambunan (2001), pengangguran dapat mempengaruhi tingkat
kemiskinan dengan berbagai macam cara, antara lain :
1. Jika rumah tangga memiliki batasan likuiditas, yang berarti bahwa konsumsi
saat ini sangat dipengaruhi oleh pandapatan saat ini, maka bencana
pengangguran akan secara langsung mempengaruhi income proverty rate
dengan consumption poverty rate.
2. Jika rumah tangga tidak menghadapi batasan likuiditas, yang berarti bahwa
konsumsi saat ini tidak terlalu dipengaruhi oleh pendapatan saat ini, maka
peningkatan pengangguran akan menyebabkan peningkatan kemiskinan dalam
jangka panjang, tetapi tidak terlalu berpengaruh dalam jangka pendek. Tingkat
pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan lapangan pekerjaan
yang relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran yang ada.
.4 Kependudukan
Penduduk mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan
suatu wilayah. Karena itu perhatian terhadap penduduk tidak hanya dari sisi
jumlah, tetapi juga kualitas. Penduduk yang berkualitas merupakan modal bagi
pembangunan dan diharapkan dapat mengatasi berbagai akibat dari dinamika
penduduk (BPS,2011).
Pertumbuhan penduduk yang cepat akan berpengaruh terhadap tingkat
kepadatan penduduk di wilayah tersebut. Kepadatan penduduk dapat didefinisikan
sebagai jumlah orang persatuan luas lahan (per km2
, per mil) di suatu daerah. Laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat diakibatkan karena tingginya angka
kelahiran di suatu wilayah tersebut. Salah satu implikasinya akan tingginya angka
kelahiran adalah banyaknya jumlah anak-anak di wilayah tersebut. Dengan
demikian, jumlah angkatan kerja secara otomatis menanggung beban yang lebih
banyak untuk menghidupi anak-anak dibawah usia 14 tahun. Penduduk yang
berusia lanjut maupun yang masih anak-anak secara ekonomis disebut beban
ketergantungan artinya, mereka merupakan anggota masyarakat yang tidak
produktif, sehingga menjadi beban angkatan kerja yang produktif (Todaro,2006).Laju pertumbuhan maupun penurunan penduduk tidak cukup
menggambarkan kondisi kemiskinan tersebut disuatu daerah. Dalam hubungannya
dengan tingkat kemiskinan, selain jumlah penduduk harus memperthatikan pada
variable lainnya, misalnya kesejahteraan masyarakat di daerah itu, tingkat
pendidikan dan kesehatan masyarakat, tingkat penyerapan tenaga kerja, serta laju
pertumbuhan ekonomi. Sehingga jumlah penduduk yang diimbangi dengan
perbaikan dalam pembangunan manusia seharusnya mampu mengurangi tingkat
kemiskinan di daerah tersebut (BPS,2010)
5 Kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak
dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Pembangunan
kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas
sumber daya manusia dan mendukung pembangunan ekonomi, serta memiliki
peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Langkah-langkah yang telah ditempuh adalah peningkatan akses kesehatan
terutama bagi penduduk miskin melalui pelayanan kesehatan gratis; peningkatan
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular termasuk polio dan flu burung;
peningkatan kualitas, keterjangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan dasar;
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan; penjaminan mutu, keamanan
dan khasiat obat dan makanan; penanganan kesehatan di daerah bencana; serta
peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
Kemampuan untuk bertahan hidup lama diukur dengan indikator harapan
hidup pada saat lahir (life expectancy at birth/e0). Angka e0 untuk tingkat provinsi yang disajikan merupakan hasil penghitungan secara tidak langsung dengan
menggunakan paket program Mortpack berdasarkan data rata-rata jumlah anak
lahir dengan rata-rata jumlah anak masih hidup yang menurut umur ibu 15-49
tahun, yang bersumber dari data hasil survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas
) dengan memperlihatkan tren hasil sensus penduduk (SP). Selain angka kematian
bayi, Angka Harapan Hidup (AHH) juga digunakan sebagai indikator untuk
menilai derajat kesehatan penduduk. Semakin tinggi nilai angka harapan hidup di
suatu wilayah, maka mengindikasikan pembangunan sosial ekonomi terutama
yang terkait dengan fasilitas kesehatan wilayah tersebut semakin maju. Semakin
maju pembangunan daerah di bidang kesehtan menunjukan tingkat kesehatan
yang ada dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk masyarakat
miskin.
Berdasarkan teori mengenai lingkaran kemiskinan yang dikemukakan
Myrdal bahwa semakin tinggi tingkat kesehatan masyarakat yang ditunjukan
dengan meningkatnya nilai AHH maka produktivitas akan semakin meningkat .
peningkatan produktivitas dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang
nantinya akan menurunkan tingkat kemiskinan. Artinya semakin tinggi angka
harapan hidup maka tingkat kemiskinan akan menurun.
No comments:
Post a Comment