Indikator pembangunan manusia merupakan salah satu alat ukur yang dapat
digunakan untuk menilai kualitas pembangunan manusia, baik dari sisi
dampaknya terhadap kondisi fisik manusia (kesehatan dan kesejahteraan)
maupun yang bersifat non-fisik (intelektualitas). Pembangunan yang
berdampak pada kondisi fisik masyarakat tercermin dalam angka harapan
hidup serta kemampuan daya beli, sedangkan dampak non-fisik dilihat dari
kualitas pendidikan masyarakat (Sukmaraga, 2011). Indeks pembangunan manusia merupakan indikator strategis yang banyak
digunakan untuk melihat upaya dan kinerja program pembangunan secara
menyeluruh di suatu wilayah. Dalam hal ini IPM dianggap sebagai gambaran
dari hasil program pembangunan yang telah dilakukan beberapa tahun
sebelumnya. Demikian juga kemajuan program pembangunan dalam suatu
periode dapat diukur dan ditunjukkan oleh besaran IPM pada awal dan akhir
periode tersebut. IPM merupakan ukuran untuk melihat dampak kinerja
pembangunan wilayah yang mempunyai dimensi yang sangat luas, karena
memperlihatkan kualitas penduduk suatu wilayah dalam hal harapan hidup,
intelektualitas dan standar hidup layak. Pada pelaksanaan perencanaan
pembangunan, IPM juga berfungsi dalam memberikan tuntunan dalam
menentukan prioritas perumusan kebijakan dan penentuan program
pembangunan. Hal ini juga merupakan tuntunan dalam mengalokasikan
anggaran yang sesuai dengan kebijakan umum yang telah ditentukan oleh
pembuat kebijakan dan pengambil keputusan.
IPM merupakan indeks komposit yang dihitung sebagai rata-rata sederhana
dari 3 (tiga) indeks yang menggambarkan kemampuan dasar manusia dalam
memperluas pilihan-pilihan, yaitu:
1. Indeks Harapan Hidup
2. Indeks Pendidikan
3. Indeks Standar Hidup Layak
No comments:
Post a Comment