Monday, November 13, 2023

Dimensi Work Engagement

 


Schaufeli dan Bakker (2004) menjelaskan mengenai dimensi yang
terdapat dalam work engagement, yaitu:
a. Vigor
Vigor merupakan tingginya energinya yang dikeluarkan, kemauan untuk
memberikan usaha yang bisa dipertimbangkan, dan menunjukkan ketekunan
ketika menghadapi kesulitan. Bakker (2007), mengatakan salah satu dimensi
work engagement ditandai oleh tingginya tingkat energi dan ketahanan mental
saat bekerja, kemauan untuk berinvestasi usaha dalam pekerjaan seseorang
dan ketekunan bahkan dalam menghadapi kesulitan. Hasil penelitian yang
dilakukan Schaufeli dan Bakker (2004), individu yang berada pada skor tinggi
biasanya memiliki banyak energi, semangat dan stamina saat bekerja,
sedangkan individu yang berada pada skor rendah pada semangat memiliki
energi yang lebih sedikit.
b. Dedication
Dedication merupakan perasaan individu yang merasa terlibat sangat kuat
dalam suatu pekerjaan, antusias dan bangga terhadap pekerjaan, merasa
inspirasi dan penuh tantangan dalam pekerjaannya. Menurut Schaufeli dan
Bakker (2004), karyawan yang memiliki skor dedication yang tinggi secara
kuat mengidentifikasi pekerjaannya karena menjadikannya pengalaman
berharga, menginspirasi dan menantang. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh
Yudiani (2017), ketika karyawan merasa bahwa pekerjaan memberikan
makna khusus bagi dirinya, maka akan muncul pada karyawan adanya
perasaan antusiasme terhadap pekerjaanya, bangga terhadap pekerjaannya,
dan merasa terinspirasi dan tertantang oleh pekerjaanya yang dimilikinya,
sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerjanya.
c. Absorption
Absorption adalah keterlibatan penuh karyawan terhadap pekerjaannya
dengan berkonsentrasi penuh dan senang terhadap pekerjaannya. Karyawan
yang memiliki skor tinggi pada absorption biasanya merasa senang
perhatiannya tersita oleh pekerjaan, merasa tenggelam dalam pekerjaan dan
memiliki kesulitan untuk memisahkan diri dari pekerjaan. Teori tersebut
diperkuat dengan hasil penelitian Steven dan Prihatsanti (2017), bahwa
adanya aspek absorption membuat karyawan menunjukkan ketekunan dan
konsentrasi terhadap pekerjaanya, sehingga karyawan memiliki work
engagement yang tinggi.
Menurut Macey, dkk. (2009), mencakup 2 dimensi penting dalam work
engagement, yaitu :
a. Work engagement sebagai energi psikis.
Karyawan akan merasakan pengalaman puncak dalam pekerjaannya.
Work engagement merupakan tendangan fisik dari perendaman diri dalam
pekerjaan (immersion), perjuangan dalam pekerjaan (striving), penyerapan
(absorption), fokus (focus), dan keterlibatan (inolvement).
b. Work engagement sebagai energi tingkah laku
Work engagement dapat dilihat dari tingkah laku seorang pekerja, yang
memberikan hasil untuk tempat kerjanya. Tingkah laku yang terlihat dalam
pekerjaan antara lain berupa pekerja akan berfikir dan bekerja secara proaktif,
akan mengantisipasi kesempatan untuk mengambil tindakan dan akan
mengambil tindakan dengan cara yang sesuai dengan tujuan organisasi.
Pekerja yang engaged tidak terikat pada job description, fokus pada tujuan
dan mencoba untuk mencapai secara konsisten mengenai kesuksesan
organisasi. Pekerja secara aktif mencari jalan untuk dapat memperluas
kemampuan yang dimiliki dengan jalan yang sesuai dengan yang yang
penting bagi visi dan misi perusahaan. Pekerja pantang menyerah walau
dihadapkan dengan rintangan atau situasi yang membingungkan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih dimensi dari work
engagement, menurut Schaufeli dan Bakker (2004), yaitu vigor, dedication, dan
absorption. Alasan peneliti memilih dimensi tersebut, karena dimensi dari
Schaufeli dan Bakker (2004) ini dapat memudahkan proses penelitian.
Pertimbangan pemilihan aspek pada penelitian ini juga berdasarkan penelitian
yang dilakukan Steven dan Prihatsanti (2017), adanya aspek vigor, dedication,
dan absorption, karyawan akan berkontribusi untuk mengerjakan pekerjaannya
dengan semangat, tekun, dan penuh tantangan.

No comments:

Post a Comment