Secara
garis besar perbedaan yang ada dalam masyarakat berdasarkan materi yang
dimiliki seseorang yang disebut sebagai kelas sosial (social class).
Noor membagi kelas sosial dalam tiga golongan, yaitu:
a. Kelas atas (upper class)
Upper class berasal dari golongan kaya raya seperti
golongan konglomerat, kelompok eksekutif, dan sebagainya. Pada kelas ini segala
kebutuhan hidup dapat terpenuhi dengan mudah, sehingga pendidikan anak
memperoleh prioritas utama, karena anak yang hidup pada kelas ini memiliki
sarana dan prasarana yang memadai dalam belajarnya dan memiliki kesempatan
untuk mendapatkan pendidikan tambahan sangat besar. Kondisi demikian tentu akan
membangkitkan semangat anak untuk belajar karena fasilitas mereka dapat
dipenuhi oleh orang tua mereka.
b. Kelas menengah (middle class)
Kelas menengah biasanya diidentikkan oleh
kaum profesional dan para pemilik toko dan bisnis yang lebih kecil. Biasanya
ditempati oleh orang-orang yang kebanyakan berada pada tingkat yang
sedang-sedang saja. Kedudukan orang tua dalam masyarakat terpandang, perhatian mereka
terhadap pendidikan anak-anak terpenuhi dan mereka tidak merasa khawatir akan
kekurangan pada kelas ini, walaupun penghasilan yang mereka peroleh tidaklah
berlebihan tetapi mereka mempunyai sarana belajar yang cukup dan waktu yang
banyak untuk belajar.
c. Kelas bawah (lower class)
Menurut Sumardi (2005) kelas bawah adalah
golongan yang memperoleh pendapatan atau penerimaan sebagai imbalan terhadap
kerja mereka yang jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan pokoknya.
Mereka yang termasuk dalam kategori ini adalah sebagai orang miskin dan
kehilangan amnisi dalam merengkuh keberhasilan yang lebih tinggi. Golongan ini
antara lain pembantu rumah tangga, pengangkut sampah dan lain-lain. Penghargaan
mereka terhadap kehidupan dan pendidikan anak sangat kecil dan sering kali
diabaikan, karena ini sangat membebankan mereka. Perhatian mereka terhadap keluarga
pun tidak ada, karena mereka tidak mempunyai waktu luang untuk berkumpul dan
berhubungan antar anggota keluarga kurang akrab.
Gunawan (2000) mengemukakan mengenai
ciri-ciri umum keluarga dengan status sosial ekonomi atas dan bawah yaitu:
a. Ciri-ciri keluarga dengan status
sosial ekonomi atas:
1) Tinggal di rumah-rumah mewah dengan
pagar yang tinggi dan berbagai model yang modern dengan status hak milik.
2) Tanggungan keluarga kurang dari lima
orang atau pencari nafkah masih produktif yang berusia dibawah 60 tahun dan
tidak sakit.
3) Kepala rumah tangga bekerja dan
biasanya menduduki tingkat professional ke atas.
4) Memiliki modal usaha.
b. Ciri-ciri keluarga dengan status
sosial ekonomi menengah ke bawah:
1) Tinggal di rumah kontrakan atau rumah
sendiri namun kondisinya masih amat sederhana seperti terbuat dari kayu atau
bahan lain dan bukan dari batu.
2) Tanggungan keluarga lebih dari lima
orang atau pencari nafkah sudah tidak produktif lagi, yaitu berusia 60 tahun
dan sakit-sakitan.
3) Kepala rumah tangga menganggur dan
hidup dari bantuan sanak saudara dan bekerja sebagai buruh atau pekerja
rendahan seperti pembantu rumah tangga, tukang sampah dan lainnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa status
sosial ekonomi dapat dilihat dari tingkat pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal
dan kekayaan yang dimiliki individu yang bersangkutan
No comments:
Post a Comment