Monday, October 16, 2023

Online Brand Experience

 


Paradigma 'pengalaman merek' berasal dari ilmu kognitif, filosofi dan
manajemen dan didefinisikan sebagai, "sensasi, perasaan, kognisi dan respons
perilaku yang ditimbulkan oleh rangsangan terkait merek yang merupakan bagian
dari desain dan identitas merek, kemasan, komunikasi dan lingkungan" (Brakus et
al., 2009) yang dikutip dalam (Sarfraz Ashraf, Arslan Iftikhar, Attia Yameen and
Sohail Younas, 2018). (Menurut Brakus et al., 2009 dalam Yohanes, 2014) yang
dikutip Ahmad (2018) Brand experience didefinisikan sebagai sensasi, perasaan,
kognisi dan tanggapan konsumen yang ditimbulkan oleh merek, terkait
rangsangan yang ditimbulkan oleh desain merek, identitas merek, komunikasi
pemasaran, orang dan lingkungan merek tersebut dipasarkan.
(Brakus et al., 2009 yang dikutip dalam I Gede Putu Pranadata, Mintarti
Rahayu, Ananda Sabil Hussein, 2017) melakukan penelitian terkait brand
experience dengan melihat dari sudut pandang konsumen dengan cara menguji
pengalaman dari konsumen tersebut yang menghasilkan sikap, dan aspek perilaku
konsumen lainnya terkait produk atau jasa. Brand experience dapat dirasakan
secara langsung dan juga tidak langsung oleh konsumen. Konsumen akan
merasakan brand experience secara langsung setelah konsumen mengkonsumsi
produk atau jasa yang ditawarkan oleh merek tersebut, sedangkan konsumen
merasakan brand experience secara tidak langsung yaitu pada saat konsumen
melihat iklan atau strategi-strategi pemasaran lainnya yang dilakukan oleh merek
tersebut terkait produk atau jasa yang mereka tawarkan.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Brakus et al. 2009) mengemukakan
empat dimensi dari brand experience, yaitu:
a. Sensory
Sensory experience berfokus pada bagaimana brand atau brand mampu
membuat konsumen kagum dan merasa tertarik.
b. Affective
Afektif merupakan salah satu dari tiga komponen yang mampu menjelaskan
sikap seseorang (konsumen potensial) terhadap suatu objek atau fenomena
c. Behavioral
Dimensi behavioral dalam brand experience berkaitan dengan perilaku
motorik dan pengalaman perilaku yang dapat diciptakan brand melalui desain
produk dan identitas, kemasan, komunikasi, serta lingkungan.
d. Intellectual
Intellectual experience sebagian besar mengarah pada kemampuan untuk
berfikir dan menyelesaikan masalah secara kognitif dengan menggunakan
konsep ‘intellectual’ yang dibedakan menjadi dua faktor utama yaitu faktor
berfikir dan ingatan serta faktor yang melibatkan kesadaran, produk, dan
evaluasi.

No comments:

Post a Comment