Kinerja (performance) diartikan sebagai hasil kinerja yang dicapai oleh
seseorang atau kelompok (organisasi) dalam waktu tertentu. Menurut Mangkunegara
(2000) mengemukakan bahwa “kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pekerja dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan padanya”.
Sedangkan Simamora (1995) berpendapat bahwa “kinerja merupakan suatu
pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang pada akhirnya secara langsung dapat
tercermin dari keluaran (output) yang dihasilkan”. Keluaran yang dihasilkan dapat
berupa fisik maupun non fisik, hal ini ditegaskan oleh Nawawi (2001) yang
menyebutkan kinerja dengan istilah karya, yaitu “sesuatu hasil pelaksanaan pekerjaan
baik yang bersifat fisik/material maupun non fisik”.
Rukmana (2000: 32), kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi”.
Menurut Baird (2000: 32) mendefinisikan kinerja sebagai :
“….a process that unfold over a period of time. Performance is an action (a
verb) not an event (a noun) and composed of many components, not a result the
happens at one point of time. If we are to mange performance, we must manage the
action : the verb and not the noun. The outcome (the noun) the actial results is what
happens because of how we manage the process…..performance management is a
countinuous process of working with people to accomplish desires result.”
Sedangkan menurut Poter dan Lawler dalam buku Byars dan Rue (1995: 499)
“kinerja adalah seperangkat hasil usaha seseorang yang dimodifikasikan dengan
kemampuan, sifat atau karakteristik individu dan persepsinya terhadap peran yang
harus dilakukannya”. Usaha dalam hal ini adalah sejumlah energi yang dikerahkan
individu terhadap pelaksanaan pekerjaannya baik energi fisik maupun mental.
Kemampuan dan sifat merupakan karakteristik individu yang tercakup dalam
kinerjanya.
Kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam
pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu.
Robbins (1996) menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah fungsi dari interaksi
antara kemampuan dan motivasi. Simamora (1997) menyatakan bahwa maksud
penetapan tujuan kinerja adalah menyusun sasaran yang berguna tidak hanya bagi
evaluasi kinerja pada akhir periode tapi juga untuk mengelola proses kerja selama
periode tersebut.
As’ad (1995) menyatakan bahwa kinerja karyawan merupakan kesukesan
seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja pada dasarnya merupakan
hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu. Berhasil tidaknya kinerja
karyawan dipengaruhi oleh tingkat kinerja dari karyawan secara individu maupun
kelompok. Menurut Bernardin dan Russel (1993) ada 6 kriteria yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana kinerja karyawan secara individu, yaitu kualitas, kuantitas,
ketepatan waktu, efektivitas, kemandirian, dan komitmen kerja.
Seseorang karyawan yang memiliki kinerja yang tinggi dapat menunjang
tercapainya sasaran yang ditetapkan dan tujuan organisasi. Karyawan dalam
melaksanakan pekerjaannya harus memiliki keahlian dan ketrampilan yang sesuai
dengan pekerjaan yang ditekuninya. Untuk mengetahui kinerja karyawan, maka perlu
diadakan penilaian terhadap kinerja itu sendiri. Dari penilaian tersebut dapat
diketahui bahwa kinerja yang dihasilkan oleh karyawan telah memenuhi standar atau
tidak. Sehingga berguna untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja karyawan,
serta sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan.
Kinerja pada umumnya dikatakan sebagai ukuran bagi seseorang dalam
pekerjaannya. Kinerja merupakan landasan bagi produktivitas dan mempunyai
kontribusi bagi pencapaian tujuan organisasi. Tentu saja kriteria adanya nilai tambah
digunakan di banyak perusahaan untuk mengevaluasi manfaat dari suatu pekerjaan
dan/atau pemegang jabatan. Kinerja dari setiap pekerja harus mempunyai nilai
tambah bagi suatu organisasi atas penggunaan sumber daya yang telah dikeluarkan.
Untuk mencapai kinerja yang tinggi, setiap individu dalam perusahaan harus
mempunyai kemampuan yang tepat (creating capacity to perform), bekerja keras
dalam pekerjaannya (showing the willingness to perform) dan mempunyai kebutuhan
pendukung (creating the opportunity to perform). Ketiga faktor tersebut penting,
kegagalan dalam salah satu faktor tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kinerja,
dan pembentukan terbatasnya standard kinerja.
Jadi Kinerja karyawan adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas
maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja individu
ini akan tercapai jika didukung oleh atribut individu, upaya kerja (work effort) dan
dukungan organisasi. Dengan kata lain kerja individu adalah hasil : Atribut individu
yang menentukan kapasitas untuk mengerjakan sesuatu. Atribut individu ini meliputi
faktor individu (kemampuan dan keahlian, latar belakang serta demografi) dan faktor
psikologis meliputi persepsi, attitude, personality, pembelajaran dan motivasi, upaya
kerja (work effort) yang membentuk keinginan untuk mencapai sesuatu dan dukungan
organisasi, yang memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu. Dukungan
organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, lingkungan kerja, struktur
organisasi dan job design
No comments:
Post a Comment