Blau
bermaksud menganalisis struktur sosial yang lebih kompleks, melebihi Homans
yang memusatkan perhatian kepada bentuk-bentuk sosial yang mendasar. Homans
sudah puas bekerja di tingkat prilaku, tetapi menurut Blau pekerjaan seperti
itu hanyalah sebagai alat saja untuk mencapai tujuan lebih besar: “Tujuan utama
sosiologi yang memperlajari interaksi tatap muka adalah untuk meletakkan
landasan guna memahami struktur sosial yang mengembangkan dan menimbulkan
kekuatan sosial yang menandai perkembangannya itu” (Ritzer dan Goodman, 2014:368).
Blau memusatkan perhatian pada proses pertukaran yang menurutnya mengatur
kebanyakan prilaku manusia dan melandasi hubungan antar individu maupun antar
kelompok. Blau membayangkan empat langkah berurutan, mulai dari pertukaran
antara pribadi ke struktur sosial hingga keperubahan sosial:
Langkah
1: pertukaran atau transaksi antar individu yang meningkat ke …
Langkah
2: Diferensiasi status dan kekuasaan yang mengarah ke …
Langkah
3: Legitimasi dan pengorganisasian yang menyebarkan bibit dari …
Langkah
4: Oposisi dan perubahan. Mikro ke Makro.
Di
tingkat individual, Blau dan Homans tertarik pada proses yang sama. Tetapi,
konsep pertukaran sosial Blau terbatas pada tindakan yang bergantung pada
reaksi pemberian hadiah dari orang lain. Tindakan yang 15 segera berhenti bila
reaksi yang diharapkan tidak kunjung datang. Orang saling tertarik karena
berbagai alasan yang membujuk untuk membangun kelompok sosial. Setelah kelompok
sosial itu dibentuk , hadiah yang saling mereka berikan akan membnatu
mempertahankan dan meningkatkan ikatan. Hadiah yang dipertukarkan dapat berupa
sesuatu yang bersifat intrinsik seperti cinta, kasih sayang, dan rasa hormat,
atau yang bernilai ekstrinsik seperti uang dan tenaga dan tenaga kerja fisik.
Orang yang terlibat dalam ikatan kelompok tidak selalu mendapatkan hadiah yang
setara oleh karena itu akan menimbulkan perbedaan kekuasaan dalam kelompok
(Ritzer dan Goodman, 2014:369)
Disampaikan
lebih lanjut bahwa bila satu orang tidak dapat sesuatu dari orang lain, maka
akan tersedia empat kemungkinan. Pertama, orang itu akan memaksas orang lain
untuk membantunya. Kedua, orang itu akan mencari sumber lain untuk memenuhi
kebutuhannya. Ketiga, orang itu akan mencoba terus bergaul dengan baik tanpa
mengharapkan apapun dari orang lain. Keempat, orang itu akan menundukkan diri
terhadap orang lain dengan demikian memberikan orang lain it dengan penghargaan
yang sama (Ritzer dan Goodman, 2014:369).
Pendapat
Blau sama dengan Homans, tetapi Blau teorinya meluas sampai ketingkat fakta
sosial. Contoh ia mengatakan bahwa kita tak bisa menganalisis interaksi sosial
terpisah dari struktur sosial yang melingkunginya. Struktur sosial ini muncul
dari interaksi sosial, tetapi setelah muncul struktur sosial terpisah
keberadaannya dan mempengaruhi proses interaksi (Ritzer dan Goodman, 2014:369-370).
Interaksi sosial mula-mula terjadi di dalam kelompok sosial. Individu tertarik
pada satu kelompok tertentu karena merasa bahwa saling berhubungan menawarkan
hadiah lebih bnayak daripada ditawarkan kelompok lain. Karena tertarik dalam
satu kelompok tertentu, mereka ingin diterima, mereka harus menawarkan hadiah
kepada anggota kelompok yang lain. Upaya pendatang baru untuk mengesankan
anggota kelompok umumnya menimbulkan persatuan kelompok, tetapi persaingan, dan
akhirnya diferensiasi sosial akan terjadi jika terlalu banyak orang memberikan
kesan. Orang yang memberikan hadiah terbaik, paling besar peluangnya untuk
menempati posisi pemimpin. Diferensiasi tak terelakan dalam kehidupan kelompok
sehingga menjadi pemimpin dan pengikut menimbulkan kebutuhan baru sebagai
intergrasi . segera setelah mereka mengakui status pemimpin, kebutuhan pengikut
akan integrasi semakin besar. (Ritzer dan Goodman, 2014:370).
Semua
uraian tersebut mengingatkan kepada bahasan Homans tentang teori pertukaran.
Namun, Blau bergerak pada tingkat kemasyarkatan dan membedakan antara dua jenis
organisasi sosial. Organisasi jenis pertama proses dari pertukaran dan persaingan. Organisasi
kedua tak muncul begitu saja tetapi dengan sengaja didirikan untuk mendapatkan
keuntungan. Dalam mengamati organisasi sosial ini, Blau memusatkan perhatian
kepada sub kelompok yang terdapat di dalamnya. Ia menyatakan bahwa kelompok
pemimpin dan oposisi ada di dalam kedua jenis organisasi tersebut. kedua
kelompok itu lahir dari proses interaksi. Pada jenis organisasi kedua, kelompok
pemimpin dan oposisi di bangun di dalma struktur organisasi (Ritzer dan
Goodman, 2014).
Dengan
bergerak melampaui bentuk prilaku mendasar seperti Homans dan masuk dalam
struktur sosial yang kompleks, Blau harus menyadari bahwa ia harus
menyesesuaikan teori pertukaran ke tingkat kemasyarkatan. Ia mengakui perbedaan
enensial antara kelompok kecil dengan kehidupan kolektif luas (Ritzer dan
Goodman, 2014 ). Norma dan Nilai. Menrut Blau, mekanisme yang menengahi antara
struktur sosial yang kompleks itu adalah norma dan nilai yang ada di dalam
masyarakat. Kesepakatan bersama atas nilai dan norma digunakan sebagai media
kehidupan sosial dan sebagai mata rantai yang menghubungkan transaksi sosial.
Norma dan nilai memungkinkan pertukaran sosial dalam struktur sosial yang
kompleks dan menentukan perkembangan organisasi dan reorganisasi sosial di
dalamnya (Ritzer dan Goodman, 2014:372). Ada mekanisme lain yang menegahi
antara struktur sosial, tetapi Blau memusatkan perhatiannya pada konsesus dan
nilai. Konsesus dan nilai ini mengganti pertukaran yang tak langsung menjadi
langsung. Seorang anggota harus menyesusaikan diri dengan norma kelompok dan
mendapatkan persetujuan karena
penyesuaian itu karena kenyataan bahwa penyesuaian diri memberikan kontribusi
atas pemeliharaan dan stabilitas (Ritzer dan Goodman, 2014).
Konsep
norma menurut Blau ini mengalihkan perhatian ketingkat pertukaran antara
individu dengan kolektivitas, tetapi konsep nilai mengalihkan perhatiannya
ketingkat hidup kemasyarakatan pada skala terluas. Blau mengatakan: Nilai
bersama yang terdiri dari berbagai jenis dapat dibayangkan sebagai media
transaksi sosial yang meluas batas interaksi sosial dan struktur hubungan
sosial melalui waktu dan ruang sosial. Konsesus dalam nilai sosial menyediakan
basis untuk memperluas jarak transaksi sosial melampaui batas-batas kontak
sosial langsung dan mengekalkan struktur sosial melampaui bata umur manusia
(Ritzer dan Goodman, 2014:373).
Menurut
Blau, nilai ini dipandang sebagai media atau alat sosial yang berfungsi untuk
memperluas transaksi-transaksi sosial. Dalam hal ini ada empat nilai. Pertama,
nilai-nilai yang bersifat khusus atau partikular. nilai khusus (particularistic
values) berfungsi sebagai media integrasi dan solidaritas. Nilai ini membantu
mempersatukan anggota dengan sebuah kelompok berkenaan dengan suatu hal seperti
patriotism atau mengenai kualitas sekolah atau perusahaan Kedua, nilai-nilai
yang bersifat universal. Ketiga, nilai-nilai yang bersifat melegitimasi
otoritas. Keempat, nilai-nilai oposisi. (Raho, 2017:180-181)
Dengan
demikian melalui teori pertukaran sosial, Blau mengganti peran individu ini
dengan berbagai jenis fakta sosial sebagai contoh, Blau membahas tentang
kelompok, organisasi, koletivitas, masyarakat, norma dan nilai.
No comments:
Post a Comment