Dalam menjalankan pekerjaan seseorang pekerja dapat mengalami stress
kerja. Istilah beban kerja yang berlebihan serta desakan waktu mengakibatkan
karyawan menjadi tertekan dan stress. Beberapa tekanan kerap kali berasal dari
penyelia, sehingga kualitas penyelia yang jelek bisa mengakibatkan stress terhadap
karyawan. Penyelia yang otokratik, wewenang pekerjaan yang tidakjelas
merupakan contoh lain dari sumber stress kerja yang dialami oleh karyawan.
Greebreg dalam Kristanto (2007) mendefinisikan stress kerja sebagai kombinasi
antara sumber –sumber stress pada pekerjaan, karakteristik individual, dan stress di
luar organisasi, yang mempengaruhi emosi, proses, berpikir, dan kondisi seorang
karyawan. Stress yang terlalu hasilnya dapat mengancam kemampuan seseorang
untuk menghadapi lingkungan. sebagai hasilnya, pada diri karyawan berbagai
macam gejala stress dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Sehingga orang
yang mengalami stress kerja bias menjadi gugup dan merasakan kekhawatiran
kronis. Mereka sering menjadi mudah marah dan agresif, tidak dapat rileks atau
menunjukkan sikap yang tidak kooperatif (Veithzal et.al.,2009).
Siagian (2008) menyatakan bahwa stress merupakan kondisi ketengangan
yang berpengaruh empsi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stress yang
tidak bisa diatasi baik biasanya lingkunganya, baik dalam lingkungan pekerjaan
maupun lingkungan luarnya. Artinya, karyawan yang bersangkutan akan
menghadapi berbagai gejala negatif yang pada gilirannya berpengaruh pada prestasi
kerja.
Stress di tempat kerja akhir-akhir ini telah menjadi masalah yang serius bagi
manajemen perusahaan di dalam dunia bisnis (Qureshi et.al., 2013)karyawan
sering dihadapi dengan berbagai masalah dalam perusahaan sehingga sangat
mungkin untuk terkena stress. Studi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
paille (2011) menunjukkan hasil bahwa stress kerja mampu menurunkan kondisi
fisik seseorang di tempat kerja, meningkatkan tekanan psikologis di tempat kerja,
mendorong kekerasan antara rekan-rekan dan menyebabkan kelelahan yang
berlebihan. Stress kerja akan muncul apabila
disuatu titik karyawan merasa tidak dapat lagi memenuhi tuntutan-tuntutan
pekerjaan. Dalam jangka panjang, karyawanyang tidak dapat menahan stress kerja,
karyawan tidak akan mampu lagi bekerja di perusahaan terkait. Pada tahap yang
semakin parah, stress bias membuat karyawan menjadi sakit atau bahkan akan
mengundurkan diri (Manurung & Ratnawati, 2012).
Menurut Hasibun (2006), stress kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan
mental yang dilakukan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan, maka dari itu
bekerja merupakan salah satu bentuk ragam dari segala aktivitas hidup manusia
dalam memenuhi kebutuhan, dimana setiap orang akan melakukan produktivitas
tinggi dengan menghadapkan pencapaian status, keadaan yang lebih baik serta
mencapai kondisi yang memuaskan.
Stress kerja dapat menimbulkan konsekuensi pada individu pekerja. Baik
secara fisiologis, psikologis, dan perilaku. Stress kerja dialami secara terus menerus
dan tidak terkendali dapat menyebabkan terjadinya burnout yaitu kombinasi
kelelahan secara fisik, psikis dan emosi. Bagi organisasi stress di tempatkerja dapat
berakibatkan pada rendahnya kepuasan kerja, kurangnya komitmen terhadap
organisasi, terhambatnya pembentuk emosi positif, pengambilan keputusan yang
buruk, rendahnya kinerja dan tingginya keinginan untukberpindah. Stress di tempat
kerja pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya kerugian finansial pada
organisasi yang tidak sedikit jumlahnya (saragih, 2010).
No comments:
Post a Comment