Alex, (2011:184) menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada disekitar para pekerjaan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas yang dibebankan.
- Lingkungan kerja fisik
Lingkungan kerja fisik bersifat nyata, berkenaan dengan kondisi tempat atau
ruangan dan kelengkapan material atau peralatan yang di perlukan pegawai untuk
bekerja.
a. Pewarnaan
Pewarnaan harus diperhatikan dalam sebuah lingkungan kerja, karena warna
mempengaruhi jiwa seseorang yang ada di sekitarnya. Menurut Sedarmayanti
(2011:21), menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan
sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan
penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna kadang-kadang
menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain karena dalam sifat warna dapat
merangsang perasaan manusia.
b. Kebersihan
Lingkungan yang bersih dapat menimbulkan perasaan yang nyaman dan
senang sehingga dapat mempengaruhi semangat kerja seseorang. Dalam setiap
instansi hendaknya selalu menjaga kebersihan lingkungan kerja yang bersih
akan dapat mempengaruhi kesehatan kejiwaan. Kebersihan lingkungan bukan
hanya berarti kebersihan tempat kerja, tetapi jauh lebih luas daripada itu
misalkan kamar kecil yang berbau tidak sedap akan menimbulkan rasa kurang
menyenangkan bagi para pegawai yang menggunakan. Menjaga kebersihan
pada umumnya diperlukan tugas khusus tetapi ini bukan semata-mata
kewajiban dari petugas khusus tersebut. Setiap pegawai wajib ikut
bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan tempat meeka bekerja.
c. Pertukaran udara
Pertukaran udara yang baik akan menyehatkan badan dan menimbulkan
kesegaran, sehingga dapat menimbulkan semangat kerja seseorang. Tanaman
merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh manusia.dengan
cukupnya oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara
psikologis akibat adanya tanaman disekitar tempat kerja, keduanya akan
memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan segar
selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat setelah
bekerja.
d. Penerangan
Penyediaan penerangan yang cukup tetapi tidak menyilaukan akan
menjadikan suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih baik dan lebih
teliti. Menurut Sedarmayanti (2011:23), cahaya atau penerangan sangat besar
manfaatnya bagi pegawai guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja,
oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang
tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan
lambat, banyak mengalami kesalahan dan pada akhirnya menyebabkan kurang
efesien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga organisasi sulit dicapai.
e. Keamanan
Rasa aman akan menimbulkan ketenangan dan mendorong semangat kerja
kegairahan untuk bekerja bagi para pegawainya. Dalam hal ini ialah
keamanan terhadap milik pribadi pegawai. Misalnya kendaraan pribadi
pegawai yang tidak diawasi dengan baik dan tidak adanya pemberian jaminan
keamanan pada pegawai ketika mereka bekerja, akan membuat mereka
merasa tidak terlindungi, tidak ada ketenangan, dan selalu merasa di bayangbayang oleh rasa takut tidak aman. Hal ini secara pssikologis akan
mengganggu mental dan menghambat konsentrasi sehingga hasil pekerjaan
tidak maksimal, apabila organisasi dapat memberikan jaminan keamanan,
maka ketenangan bekerja akan timbul. Keamanan dinilai sangat penting guna
memberikan kenyamanan bagi pegawai dalam bekerja sehingga dapat
memberikan hasil yang optimal.
f. Tata ruang
Tata peralatan dalam ruang lantai yang tersedia, yang dapat mempengaruhi
aktivitas ruang kantor adalah penyusunan atau pengaturan dari pada perlakuan
dan pegawai dalam bergerak. - Lingkungan kerja non fisik
Lingkunga kerja non fisik bersifat tidak nyata, berkenaan dengan suasana
sosial atau pergaulan (komunikasi) antar personel diunit kerja masing-masing atau
dalam keseluruhan organisasi kerja. Menurut Sedarmayanti (2011:31) Lingkungan
kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan
kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun
hubungan dengan bawahan. Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok
lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.
Faktor-faktor lingkungan kerja non fisik (psikologis) menurut Sedarmayanti
(2011:301) yang kemudian dijadikan sebagai indikator lingkungan kerja non fisik
adalah sebagai berikut:
a. Hubungan yang harmonis
Hubungan sosial yang harmonis di dalam organisasi, baik antara pegawai
dengan pemimpin, maupun antara pegawai dengan pegawai merupakan
faktor-faktor yang cukup penting dalam meningkatkan motivasi kerja
pegawai. Adanya ketegangan yang muncul dalam organisasi, akan
menurunkan motivasi kerja seorang pegawai, sehingga kinerjanya tidak
optimal. Untuk itu, tugas seorang pemimpin adalah menciptkan hubungan
kerja yang harmonis diantara para pegawai, misalnya dengan mengatasi
berbagai permasalahan yang muncul diantara para pegawai, melakukan
rekreasi bersama dan lain-lain.
b. Kesempatan untuk maju
Kemampuan atau kesempatan untuk maju merupakan faktor yang juga sangat
penting untuk diperhatikan setiap organisasi. Faktor ini berhubungan dengan
kebutuhan pegawai untuk mendapatkan penghargaan dan perhatian atas
kinerjanya. Apabila pegawai diberikan kesempatan untuk maju, mereka akan
berusaha untuk meningkatkan kualitas kerja pekerjanya, sehingga mereka
akan menunjukkan kinerja yang optimal.
c. Keamanan dalam pekerjaan
Keamanan dalam pekerjaan adalah terjaminnya keselamatan kerja pegawai
selama menjalankan tugasnya, misalnya aman dari berbagai kondisi yang
membahayakan, memperoleh perlakuan yang adil dan sebagainya. Dengan
terpenuhinya berbagai kondisi keamanan tersebut setiap pegawai akan
memperoleh ketenangan dalam bekerja, yang berpengaruh terhadap kinerja.
No comments:
Post a Comment