Salah satu tujuan manajemen sumber daya manusia, yaitu memastikan
organisasi memiliki tenaga kerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi, serta
dilengkapi dengan sarana untuk menghadapi perubahan yang dapat memenuhi
kebutuhan pekerjanya. Dalam usaha mendukung pencapaian tenaga kerja yang
memiliki motivasi dan berkinerja tinggi, yaitu dengan cara memenuhi kebutuhan- kebutuhannya.
Sistem kompensasi juga berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting dalam
membentuk perilaku dan mempengaruhi kinerja. Namun demikian banyak organisasi
mengabaikan potensi tersebut dengan suatu persepsi bahwa kompensasi tidak lebih
sekadar a cost yang harus diminimisasi. Tanpa disadari beberapa organisasi yang
mengabaikan potensi penting dan berpersepsi salah telah menempatkan sistem
tersebut justru sebagai sarana meningkatkan perilaku yang tidak produktif atau
counter productive. Akibatnya muncul sejumlah persoalan personal seperti low
employee motivation, poor job performance, high turn over, irresponsible behaviour
dan bahkan employee dishonestry yang berawal dari sistem kompensasi yang tidak
proporsional.
Menurut Handoko (2013) menyatakan faktor pendorong penting yang
menyebabkan manusia bekerja adalah adanya kebutuhan dalam diri manusia yang
harus dipenuhi dimana keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia bekerja
dengan menjual tenaga, pikiran dan juga waktu yang dimilikinya kepada perusahaan
dengan harapan mendapatkan kompensasi (imbalan).
Secara umum kompensasi merupakan sebagian kunci pemecah bagaimana
membuat anggota berbuat sesuai dengan keinginan organisasi. Sistem kompensasi ini
akan membantu menciptakan kemauan diantara orang-orang yang berkualitas untuk
bergabung dengan organisasi dan melakukan tindakan yang diperlukan organisasi.
Secara umum berarti bahwa karyawan harus merasa bahwa dengan melakukannya,
mereka akan mendapatkan kebutuhan penting yang mereka perlukan. Dimana
didalamnya termasuk interaksi sosial, status, penghargaan, pertumbuhan dan
perkembangan.
Menurut Long (2013) mendefinisikan sistem kompensasi adalah bagian dari
sistem reward yang hanya berkaitan dengan bagian ekonomi, namun demikian sejak
adanya keyakinan bahwa perilaku individual dipengaruhi oleh sistem dalam spektrum
yang lebih luas maka sistem kompensasi tidak dapat terpisah dari keseluruhan sistem
reward yang disediakan oleh organisasi. Sedangkan reward adalah semua hal yang
disediakan organisasi untuk memenuhi satu atau lebih kebutuhan individual. Adapun
dua jenis reward tersebut adalah sebagai berikut:
- Ekstrinsik kompensasi yaitu kompensasi yang memuaskan kebutuhan dasar
untuk survival dan security dan juga kebutuhan sosial dan pengakuan.
Pemuasan ini diperoleh ari faktor-faktor yang ada di sekeliling para
karyawan dan disekitar pekerjaannya. - Intrinsik kompensasi yaitu kompensasi yang memenuhi kebutuhan yang
lebih tinggi tingkatannya, misalnya untuk kebanggaan, penghargaan, serta
pertumbuhan dan perkembangan yang dapat diperoleh dari faktor-faktor
yang melekat dalam pekerjaan karyawan itu, seperti tantangan karyawan
atau interest suatu pekerjaan yang diberikan, tingkatan keragaman atau
variasi dalam pekerjaan, adanya umpan balik, dan otoritas pengambilan
keputusan dalam pekerjaan serta signifikansi makna pekerjaan bagi nilai- nilai organisasional.
No comments:
Post a Comment