Thursday, July 4, 2024

Efektivitas Organisasi

 


Sulistiowati & Sulistio (2017) mengemukakan bahwa efektivitas organisasi
dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian organisasi atas tujuan jangka
pendek dan tujuan jangka panjang. Amitai (1982) mengemukakan bahwa
efektivitas organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi
dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran. Daft (2010) menjelasakan
Efektivitas organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi
dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasarannya. Robbins (2008)
mendefinisikan bahwa efektivitas organisasi adalah tingkat pencapaian
organisasi yang dipengaruhi oleh perorangan, kelompok dan struktur dalam
organisasi.
Adapun Sulistiowati & Sulistio (2017) mengatakan bahwa terdapat beberapa
pendekatan untuk melihat efektivitas organisasi yaitu sebagai berikut:
a. Pendekatan tujuan
Pendekatan pencapaian tujuan (goal attainment approacb) menyatakan
bahwa efektivitas sebuah organisasi harus dinilai sehubungan dengan
pencapaian tujuan (ends) ketimbang cara (means). Pendekatan pencapaian
tujuan mengansumsikan bahwa organisasi adalah kesatuan yang dibuat
dengan sengaja, rasional dan mencari tujuan.
b. Pendekatan sistem
Dalam pendekatan sistem tujuan akhir tidak diabaikan namun hanya
dipandang sebagai satu elemen dalam kumpulan kriteria yang lebih
kompleks. Model-model sistem menekankan kriteria yang akan
meningkatkan kelangsungan hidup jangka panjang dari organisasi seperti
kemampuan organisasi untuk memperoleh sumberdaya, mempertahankan
dirinya secara internal sebagai sebuah organisasi sosial, dan berinteraksi
secara berhasil dengan lingkungan eksternalnya. Jadi pendekatan sistem
berfokus bukan pada tujuan akhir tertentu tetapi pada cara yang dibutuhkan
untuk pencapaian tujuan akhir.
c. Pendekatan konstituensi-strategi (strategic-constituencies approach)
Pendekatan konstituensi-strategi mengemukakan bahwa organisasi
dikatakan efektif apabila dapat memenuhi tuntutan konstituensi yang
terdapat didalam lingkungan organisasi tersebut yaitu konstituensi yang
manjadi pendukung kelanjutan eksistensi organisasi tersebut. Pendekatan
ini sama dengan pendekatan sistem, tetapi penekanannya berbeda.
Keduanya memperhitungkan adanya saling ketergantungan, tetapi
pandangan konstituensi strategi tidak memperhatikan semua lingkungan
organisasi. Pandangan ini hanya memenuhi tuntutan dari hal-hal dalam
lingkungan yang dapat mengancam kelangsungan hidup organisasi.
Pendekatan konstituensi strategi memandang organisasi sebagai arena
politik tempat kelompok-kelompok yang berkepentingan bersaing untuk
mengendalikan sumberdaya.
d. Pendekatan nilai-nilai bersaing
Pendekatan nilai-nilai bersaing pendekatan nilai-nilai bersaing mengatakan
bahwa terdapat elemen umum yang mendasari setiap dasar kriteria yang
komprehensif dan elemen tersebut dapat dikombinasikan sedemikian rupa
sehingga menciptakan kumpulan dasar mengenai nilai-nilai bersaing.
Masing-masing kumpulan tersebut membentuk sebuah model keefektifan
yang unik

No comments:

Post a Comment