Monday, July 15, 2024

Leader-Member Exchange

Menurut Northouse (2013), Leader-Member Exchange (LMX) adalah

pendekatan unik terhadap kepemimpinan yang menekankan hubungan khusus

yang diciptakan pemimpin dengan setiap pengikutnya. Menurut Bauer &

Erdogan (2015), LMX didefinisikan sebagai sebuah teori yang berfokus pada

kualitas hubungan antara pemimpin dan bawahan untuk memahami pengaruh

peran pemimpin terhadap member, tim atau organisasi. Teori leader member

exchange berfokus pada hubungan dyadic, yakni hubungan antara pemimpin

dengan setiap anggota dan tentunya setiap hubungan dari pemimpin dan

anggotanya memiliki kualitas yang berbeda.

LMX merupakan sebuah teori yang mendukung pemimpin menciptakan

adanya in-group dan out-group; bawahan dengan status in-group akan

mendapatkan tingkat kinerja yang tinggi; less turnover; dan kepuasan kerja

yang lebih besar (Robbins dan Judge, 2013).

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Leader-

Member Exchange merupakan hubungan atasan dengan bawahan yang terjalin

dalam suatu perusahaan atau organisasi.

Menurut Graen dan Uhl-Bien dalam (Haryadi, 2021), LMX terdiri dari

3 dimensi, yaitu:

1. Respect, hubungan antara seorang pemimpin dan bawahan didasari oleh

rasa saling menghormati antara keduanya.

2. Trust, hubungan yang baik terbentuk dari adanya rasa saling percaya antara

pimpinan dengan bawahan.

3. Obligation, rasa kewajiban untuk berinteraksi akan mendorong tumbuhnya

hubungan yang baik antara pimpinan dengan bawahan, dan berkembang

menjadi sebuah kemitraan.

Liden dan Maslyn dalam (Heriyadi, 2021) menyatakan bahwa LMX

terdiri dari empat dimensi, yaitu:

1. Affect, perasaan saling tertarik antar individu, tidak hanya dalam pekerjaan.

Minat ini diwujudkan dalam bentuk keinginan untuk menjalin hubungan

yang bermanfaat secara pribadi (misalnya persahabatan).

2. Loyalty, sejauh mana pemimpin dan pengikut saling mendukung tindakan

dan kepribadian. Kesetiaan ini merupakan kesetiaan terhadap individu

yang umumnya konsisten dari situasi ke situasi.

3. Contribution, kesadaran akan aktivitas yang berorientasi kerja antara

pemimpin dan bawahan menuju tujuan bersama. Hal ini juga mengacu pada

sejauh mana bawahan dapat memenuhi tanggung jawab mereka dan

menyelesaikan tugas-tugas mereka serta sejauh mana pemimpin dapat

menyediakan sumber daya dan peluang untuk menyelesaikan tugas-tugas

tersebut.

4. Professional Respect, yaitu persepsi tentang sejauhmana pimpinan dan

bawahan telah membangun reputasi, baik di dalam maupun di luar

organisasi, mengenai bidang pekerjaannya. Persepsi ini dapat didasarkan

pada data historis, seperti: pengalaman pribadi dengan orang tersebut;

komentar tentang seseorang dari orang-orang di dalam atau di luar

organisasi; dan penghargaan atau pengakuan profesional lainnya yang

diraih oleh orang tersebut.

Menurut Amirullah (2004) dalam (Nusantara, 2015), faktor penyebab

leader member exchange dapat dibagi menjadi 4, yaitu:

1. Karakteristik karyawan. Sifat pegawai yang keras dan tidak disiplin tentu

saja hanya akan memperburuk hubungan antara atasan dan pegawai.

2. Karakteristik dari atasan. Atasan menjadi penentu bagaimana karyawan

bersikap.

3. Interaksi antara atasan dengan bawahan. Jika terjadi interaksi yang teratur

antara atasan dan bawahan, maka komunikasi keduanya juga akan baik.

4. Variabel kontekstual. Variabel kontekstual seperti hal yang tidak disengaja,

sering menimbulkan kesalahpahaman.

26

Menurut Gerstner & Day (1997) dalam (Nusantara, 2015) efek dari

leader member exchange terhadap organisasi dapat dilihat seperti :

1. Kepuasan kerja yang tinggi. Hubungan yang baik dengan atasan akan

menjadikan karyawan nyaman dan puas dalam melakukan pekerjaannya.

2. Komitmen organisasi Efektivitas hubungan baik antara atasan dan

bawahan juga mempengaruhi tingginya komitmen karyawan terhadap

organisasi.

3. Organizational citizen behavior (OCB). Karyawan mengambil inisiatif

kerja tanpa perintah atasan padahal hubungan dengan atasan baik.

4. Penilaian kinerja yang objektif. Atasan yang memiliki hubungan baik

dengan karyawannya akan memberikan penilaian prestasi kerja secara

objektif, bukan subjektif.

5. Menurunnya intensi untuk keluar dari perusahaan. Intensi keluarnya

karyawan dari perusahaan yang rendah merupakan salah satu efek dari

leader member exchange yang positif.

No comments:

Post a Comment