Sebuah resiko bisa memiliki sumber yang mana kejadian resiko bisa
terjadi, menurut Sepullah (2017) jenis-jenis resiko sebagai berikut:
1) Operational Risk, merupakan resiko yang berhubungan dengan kegiatan
operasional yang ada di perusahaan. Potensi penyimpangan dari hasil yang
diharapkan karena tidak berfungsinya suatu sistem, teknologi, SDM, atau
faktor lainnya. Resiko operasional dapat dibedakan menjadi lima, yaitu
sebagai berikut.
a. Resiko Produktivitas, berkaitan dengan penyimpangan hasil atau
tingkat produktivitas yang diharapkan karena adanya penyimpangan
dari variabel yang mempengaruhi produktivitas, termasuk di dalamnya
adalah teknologi, peralatan, material, dan SDM.
b. Resiko Teknologi, potensi penyimpangan hasil karena teknologi yang
digunakan tidak sesuai kondisi.
c. Resiko Inovasi, merupakan potensi penyimpangan hasil karena
terjadinya pembaharuan, modernisasi, atau transformasi dalam beberapa
aspek bisnis.
d. Resiko Sistem, merupakan bagian dari resiko proses yaitu
penyimpangan hasil karena adanya cacat atau ketidaksesuaian sistem
dalam operasi perusahaan.
2) Financial Risk, merupakan resiko yang berdampak pada kinerja finansial
perusahaan. Resiko finansial dapat dibedakan menjadi lima, yaitu sebagai
berikut.
a. Resiko Keuangan, merupakan fluktuasi target keuangan atau ukuran
manometer perusahaan karena gejolak berbagai variabel makro.
b. Resiko Likuiditas, merupakan ketidakpastian atau kemungkinan
perusahaan tidak dapat memnuhi kewajiban pembayaran jangka pendek
atau pengeluaran tidak terduga. Resiko ini juga dapat didefinisikan
sebagai kemungkinan penjualan suatu asset perusahaan dengan diskon
yang tinggi karena sulitnya mencari pembeli.
c. Resiko Kredit, merupakan resiko di mana debitur dan pembeli secara
kredit tidak dapat membayar hutang dan memenuhi kewajiban seperti
yang tertuang dalam kesepakatan.
d. Resiko Pasar, berkaitan dengan potensi penyimpanan hasil keuangan
karena pergerakan variabel pasar selama proses likuidasi dan
perusahaan harus secara rutin melakukan penyesuaian terhadap pasar
(mark to market). Resiko ini dibedakan menjadi resiko suku bunga,
resiko nilai tukar, resiko komoditas, dan resiko ekuitas.
e. Resiko Permodalan, berupa kemungkinan yang tidak dapat menutupi
kerugian.
3) External Risk, merupakan potensi penyimpangan hasil pada eksposur
korporat dan strategis bisa berdampak pada potensi penutupan usaha
karena pengaruh dari faktor eksternal. Resiko eksternalitas dapat
dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
a. Resiko Reputasi, merupakan potensi hilangnya atau hancurnya reputasi
perusahaan karena penerimaan lingkugan eksternal rendah atau bahkan
hilang.
b. Resiko Lingkungan, merupakan potensi penyimpangan hasil bahkan
potensi penutupan perusahaan karena ketidak mampuan perusahaan
dalam mengelola polusi dan dampak yang ditimbulkan dalam
mengelola polusi oleh perusahaan.
c. Resiko Sosial, merupakan potensi penyimpangan hasil karena
perusahaan tidak akrab dengan lingkungan di mana perusahaan berada.
d. Resiko Hukum, merupakan kemungkinan penyimpangan karena
perusahaan tidak mematuhi peraturan yang berlaku.
4) Strategic Risk, merupakan resiko yang dapat mempengaruhi eksposur
korporat dan eksposur strategis sebagai akibat keputusan strategis yang
tidak sesuai dengan lingkungan eksternal dan internal usaha. Resiko
strategis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Resiko Usaha, adalah potensi penyimpangan hasil korporat (nilai
perusahaan dan kekayaan pemegang saham) dan hasil keuangan karena
perusahaan memasuki suatu bisnis tertentu dengan lingkungan industri
yang khas dan menggunakan teknologi tertentu.
b. Resiko Transaksi Strategis, adalah potensi penyimpangan hasil korporat
maupun strategis sebagai akibat perusahaan melakukan transaksi
strategis.
c. Resiko Hubungan Investor, adalah resiko yang berhubungan dengan
potensi penyimpangan hasil dari eksposur keuangan karena ketidak
sempurnaan dalam membina hubungan dengan investor, baik pemegang
saham maupun kresitur.
No comments:
Post a Comment