Monday, July 1, 2024

Kepemimpinan Transformasional

 


Model kepemimpinan yang berkembang pesat pada dua dekade terakhir ini
lebih didasarkan pada upaya pemimpin mengubah berbagai nilai, keyakinan, dan
kebutuhan para bawahan. Kepemimpinan Transformasional adalah perspektif
jangka panjang, dimana tidak hanya menekankan perhatian pada situasi sekarang
tetapi juga memperhatikan situasi masa yang akan datang.
Robbins dan Judge (2015;258) menyatakan bahwa pemimpin
transformasional adalah “Pemimpin yang menginspirasi para pengikutnya untuk
menyampingkan kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan
mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para pengikutnya”.
O’Leary dalam Martha Andy Pradana (2013:3) menyatakan
kepemimpinan transformasional adalah “Gaya kepemimpinan yang digunakan
oleh seorang manajer bila dia ingin suatu kelompok melebarkan batas dan
memiliki kinerja melampaui status quo organisasi mencapai serangkaian sasaran
organisasi yang sepenuhnya baru”.

Gaya Kepemimpinan

 


Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan
untuk mempengaruhi bawahan, agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula
dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang
disuka dan sering diterapkan oleh pemimpin.
Menurut Rivai (2011:45), gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi
yang merupakan hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sikap, yang sering
ditetapkan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain dalam
melaksanakan kegiatan pengendalian. Gaya kepemimpinan terdiri dari empat (4)
hal, yaitu:

Pengertian Kepemimpinan

 


Berikut ini dikemukakan pendapat menurut beberapa ahli mengenai
kepemimpinan yaitu sebagai berikut :
Yukl (2011:8), mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah :
“Proses untuk mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju
dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara
efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk
mencapai tujuan bersama.”
Robbins dan Judge (2015:249), mengemukakan bahwa “Kepemimpinan
adalah sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok menuju
pencapaian sebuah visi atau tujuan yang ditetapkan”.
Kepemimpinan menurut DuBrin (2015:3) adalah :
‘Upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai
tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan
yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan
perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan
mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan
untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar
tujuan organisasional dapat tercapai”.

Manajemen Sumber Daya Manusia

 


Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan bagian dari manajemen.
Manajemen sumber daya manusia lebih memfokuskan diri kepada unsur manusia
atau pegawai yang dimana pegawai adalah aset utama organisasi yang harus
dipelihara dengan baik dan dimanfaatkan secara produktif. Berikut ini
dikemukakan mengenai pendapat beberapa ahli tentang pengertian manajemen
sumber daya manusia:
Andrew F. Sikula (2010:10) menyatakan personnel administration is
implemention of human resources (man power) by and within an enterprise.
Wayne F. Cascio (2010:10) menyatakan human resources management is
the attraction, selection, retention, development and utilization of human
resources in order to achive both individual and organizational objectives.
Dessler (2010:4) menyatakan :
human resource managements means the policies and practices one needs
to carry out the people or human resource aspects of management
position, including recruiting, screening, training, rewarding, and
appraising.
Mathis dan Jackson (2012:4) menyatakan “Sesuatu yang berhubungan
dengan sistem rancangan formal dalam suatu organisasi untuk menentukan dan
efesiensi dilihat dari bakat seseorang untuk mewujudkan sasaran suatu
organisasi”.

Pengertian Manajemen

 


Berikut ini dikemukakan mengenai pendapat beberapa ahli tentang
pengertian manajemen :
Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2012:22) adalah
management insolves coordinating and overseeing the work activities of others so
their activities completed efficiently and effectively.
Oey Liang Lee (2011:16) mendefinisikan manajemen adalah seni dan
ilmu, dalam manajemen terdapat strategi memanfaatkan tenaga dan pikiran orang
lain untuk melaksanakan suatu aktifitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya.
Handoko (2011:3) menyatakan bahwa proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha dari para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan

Manajemen

 


Manajemen merupakan ilmu sekaligus seni dalam mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dengan adanya
manajemen diharapkan daya guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen akan
dapat ditingkatkan.

Dampak Authentic Leadership

 


Authentic Leadership dapat menumbuhkan harapan untuk
bawahannya berbentuk tekad dan determinasi yang kuat dalam upaya
dalam mencapai tujuan. Menurut Illies et al. (2005) Authentic Leadership
menghasilkna pengaruh positif sebab pemimpin berfokus dan konsisten
mendukung determinasi diri dan tekad bawahan. Walumbwa (2010)
menyebutkan adanya pengaruh yang dapat ditimbulkan jika Authentic
Leadership diterapkan. Pengaruh yang tercipta yakni hubungan antara
atasan dan bawahan yang transparan, yang mana bawahan mempunyai
kepercayaan moral dan standar etika pemimpin mereka. Perihal tersebut
mendorong keyakinan bahwa pemimpin akan mengambil keputusan yang
adil, dan bawahan percaya bagaimana keputusan itu akan berdampak pada
mereka (Walumbwa et al., 2010).
Selain itu, peneliti meyakini bawah standar etika dan moral yang
menunjukkan Authentic Leadership membentuk integritas seorang atasan.
Authentic Leadership menujukkan rasa saling menghargai bawahannya,
dan hal ini dapat dilihat dengan hubungan yang terbuka dan perasaan yang
positif (Gardner et al., 2005)