Tuesday, July 2, 2024

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

 


Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan,
pengembangan, pemberian balas jasa, pengintregrasian, pemeliharaan dan pemisah
tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Mangkunegara,2016)

Penyesuaian Diri

 


Enung Fatimah (2006:193) kemampuan menyesuaikan diri yang sehat
terhadap lingkungan merupakan salah satu prasyarat yang penting bagi
terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu yang tidak
mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya karena ketidakmampuannya
dalam menyesuaikan diri baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan
maupun masyarakat pada umumnya.
Penyesuaian diri (adaptasi) ada awalnya berasal dari pengertian yang
didasarkan pada ilmu biologi yang dikenal dengan teori evolusi. Penyesuaian
diri artinya tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi terhadap
berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat ia hidup, seperti cuaca dan
berbagai unsur alamiah lainnya. Dalam istilah lain penyesuaian diri (adaptasi)
disebut dengan istilah adjusment. Adjustment adalah suatu proses mencari
titik temu antara kondisi diri dan tuntutan lingkungan. Manusia dituntut untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam
sekitarnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik indikator-indikator penyesuaian
diri sebagai berikut:
a. Kemampuan bekerja sama
b. Adaptasi lingkungan
c. Orientasi pekerjaan
d. Minat dalam bekerja
e. Kematangan terhadap respon pekerjaan

Kuantitas Hasil Kerja

 


Menurut Agus Tulus Muhammad, dalam Manajemen Sumber Daya
Manusia (2003:355), mengatakan kuantitas yaitu jumlah yang harus
diselesaikan atau dicapai. Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan
keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah
keluaran yang dihasilkan. Anwar Prabu Mangkunegara (2005:18-19),
Mengatakan aspek kuantitatif antara lain:
a. Proses kerja dan kondisi pekerjaan – Waktu yang dipergunakan atau
lamanya melaksanakan pekerjaan
b. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan
c. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja

Kualitas Hasil Pekerjaan Kualitas

 


Pelayanan jasa pada umumnya dikaitkan dengan suatu derajat
keberhasilan atau suatu yang excellent, merupakan derajat kesempurnaan hasil
yang melampaui rata-rata. Produktivitas biasanya selalu dikaitkan dengan
kualitas dan probabilitas. Meskipun demikian ada tiga konsep yang perlu
dipertimbangkan menurut edvardsson yang dikutip oleh Tjiptono Fandy
(2001:53)
1) Produktivitas menekankan pada pemanfaatan sumberdaya yang
seringkali dikuti dengan pengurangan biaya dan rasionalisasi modal.
Fokus utamanya adalah pada produksi.
2) Kualitas lebih menekankan pada aspek kepuasan konsumen dan
pendapatan. Fokus utamanya adalah customer utility
3) Profitabilitas merupakan hasil dari hubungan antara penghasilan
(income), biaya dan modal yang digunakan

Hal-hal Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

 


Kinerja pegawai merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor.Faktor-faktor
tersebut adalah faktor lingkungan internal organisasi, faktor lingkungan eksternal,
dan faktor internal karyawan atau pegawai.
1) Faktor internal pegawai, yaitu faktor-faktor dari dalam diri pegawai yang
merupakan bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang.
Faktor-faktor bawaan, misalnya bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik dan
kejiwaan. Sementara itu, faktor-faktor yang diperoleh, misalnya, pengetahuan
keterampilan, etos kerja. Pengalaman kerja, dan motivasi kerja.
2) Faktor-faktor lingkungan internal organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya,
pegawai memerlukan dukungan organisasi tempat ia bekerja. Dukungan
tersebut sangat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja pegawai, misalnya
penggunaan teknologi robot oleh organisasi. Faktor internal organisasi lainnya
misalnya strategi organisasi, dukungan sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan,serta sistem manajemen dan kompensasi. Oleh
karena itu.manajemen organisasi harus menciptakan lingkungan internal
organisasi yang kondusif sehingga dapat mendukung dan meningkatkan
produktivitas karyawan.
3) Faktor lingkungan eksternal organisasi. Faktor-faktor lingkungan eksternal
organisasi adalah keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan
eksternal organisasi yang mempengaruhi kinerja karyawan.

Indikator Penilaian kerja

 


Menurut Rivai (2009: 563), penilaian kinerja adalah pengetahuan tentang
pekerjaannya, kepemimpinan, inisiatif, kualitas pekerjaan, kerja sama,
pengambilan keputusan, kreativitas, dapat diandalkan. Perencanaan, komunikasi,
kecerdasan, pemecahan masalah. Pendelegasian, sikap, usaha, motivasi dan
organisasi.

  1. Kemampuan Teknis Kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik,
    dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman
    dan pelatihan yang diperolehnya.
  2. Kemampuan Konseptual Kemampuan untuk memahami kompleksitas
    perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit masing-masing kedalam
    bidang operasional perusahaan serta menyeluruh, yang pada intinya individual
    tersebut memahami tugas dan fungsi tanggung jawabnya sebagai seorang
    karyawan.
  3. Kemampuan Hubungan Interpersonal Kemampuan untuk bekerja sama
    dengan orang lain, memotivasi karyawan, dan negosiasi.

Metode Penilaian Kerja

 


Menurut Hanggraeni (2012: 123-124), terdapat beberapa metode penilaian
kinerja, yaitu:
1) Rating Scales ini orang yang memberikan penilaian dalam metode
diharuskan memberikan penilaian terhadap kinerja individu dengan
menggunakan skala angka yang merentang dari rendah sampai tinggi.
2) Checklist
Metode ini penilaian harus memilih penyataan-pernyataan yang paling
sesuai untuk mendeskripsikan kinerja individu.
3) Paired Comparison Method
Dalam metode ini, semua pekerja dinilai secara bersama-sama dengan
teman kerjanya yang lain untuk kriteria-kriteria tertentu.
4) Alternation Ranking Method
Penilaian kinerja dengan metode ini adalah menggunakan semua pekerja
dari yang memiliki kinerja paling bagus sampai dengan yang memiliki
kinerja paling buruk.
5) Critical Incident Method
Dalam metode ini perilaku yang dianggap tidak biasa dan buruk dicatat
untuk kemudian dilakukan review dengan pekerja pada waktu yang telah
ditentukan.
6) Narrative Formn
Metode yang memungkinkan penilaian memberikan penilaian dalam
bentuk naratif atau esai tertulis.
7) Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS)
Metode ini menggabungkan penilaian naratif dengan penilaian kuantitatif
rating scale.
8) Management by Objectives (MBO)
Penilaian ditentukan oleh pekerja bersama-sama dengan atasannya untuk
kemudian dilakukan evaluasi secara bersama-sama secara berkala.
9) 360 Degree
Penilaian diberikan oleh atasan saja, maka dalam metode ini penilaian
diberikan secara 360 derajat yang berarti dari semua pihak, meliputi
atasan, bawahan, teman sekerja, penilaian oleh diri sendiri, pelanggan,
serta semua pihak yang terlibat dalam proses kerja individu