Sunday, July 7, 2024

Tujuan Pelatihan

 


Menurut pasal 9 Undang-Undang Ketenagakerjaan tahun 2003, pendidikan dan
pelatihan kerja dilaksanakan dan ditargetkan dengan tujuan untuk membekali,
meningkatkan dan mengembangkan keterampilan kerja guna meningkatkan
kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan. Menurut Hidayati (2020:106)
tujuan pelatihan meliputi:

  1. Memperbaiki kinerja
  2. Memutakhirkan keahlian-keahlian para pegawai sejalan dengan kemajuan
    teknologi
  3. Membantu waktu belajar pegawai baru untuk dapat kompeten dalam
    pekerjaan
  4. Meningkatkan kepekaan dalam memecahkan masalah operasional dengan
    cepat dan tepat
  5. Mempersiapkan pegawai untuk mendapatkan promosi jabatan
  6. Mengembangkan karir individu
  7. Meningkatkan profesionalisme pegawai dalam melakukan pekerjaannya.

Pengertian Pelatihan

 


Pelatihan merupakan proses pembelajaran yang memungkinkan karyawan
melakukan tugasnya sesuai dengan standar. Pelatihan akan membentuk perilaku
karyawan yang sesuai dengan yang harapan perusahaan dan kemudian membekali
karyawan dengan berbagai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan
bidang pekerjaannya. Menurut Rachmawati (2008:110) dalam buku Hidayati
(2020:102) bahwa pelatihan merupakan wadah lingkungan bagi pegawai, untuk
memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan
perilaku tertentu yang berhubungan dengan pekerjaan.
Menurut pendapat tersebut, pelatihan adalah kegiatan dalam arti untuk
meningkatkan dan mengembangkan sikap, perilaku, keterampilan dan
pengetahuan pegawai sesuai dengan keinginan dari suatu organisasi dengan tujuan
untuk mencapai pencapaian kinerja yang lebih baik. Pelatihan bertujuan untuk
mengurangi atau menghilangkan terjadinya kesenjangan antara keterampilan
karyawan dan kebutuhan organisasi. Karyawan adalah aset yang paling berharga,
hal ini karena karyawan memiliki segala potensi untuk dilatih dan dikembangkan
lebih lanjut agar lebih efisien dan optimal dalam kinerja untuk mencapai tujuan
organisasi

Indikator Efektivitas

 


Menurut Gomes (2000:209) dalam jurnal Zacky (2022) untuk mengukur
efektivitas suatu program pelatihan dapat diketahui melalui informasi berdasarkan
tingkatan berikut:

  1. Reaction (Tanggapan/Respon)
  2. Learning (Pengetahuan)
  3. Behaviors Evaluation (Evaluasi Perilaku)
  4. Organizational Result (Hasil Organisasi)

Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

 


Efektivitas kerja pegawai dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait.
Hasibuan (2017:113) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi efektivitas kerja, yaitu:
a) Lingkungan Kerja
Suasana lingkungan dimana pegawai bekerja baik lingkungan fisik seperti
keadaan ruangan, fasilitas dan juga lingkungan non physical seperti
hubungan dengan pegawai lain.
b) Pengawasan
Pengawasan yang dilakukan perusahaan terhadap seluruh pegawai untuk
memastikan bahwa pegawai bekerja sesuai dengan keinginan perusahaan.
c) Disiplin Kerja
Sikap pegawai dalam mematuhi segala peraturan dan norma yang berlaku
di perusahaan termasuk mematuhi segala perintah atasan mengenai tugas
dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab pegawai di perusahaan,
termasuk penyelesaian tugas sebelum deadline tugas yang diberikan.
d) Motivasi Kerja
Dorongan kuat yang mampu mendorong pegawai untuk bekerja lebih baik
yang disebabkan adanya motif dan harapan.
e) Kompensasi
Besar kompensasi yang diberikan perusahaan untuk apa yang dikerjakan
oleh pegawai, baik kompensasi financial seperti bonus, gaji, jaminan
kesehatan dan lain-lain, serta kompensasi non financial seperti promosi
jabatan, pujian, penambahan waktu cuti dan lain sebagainya

Pengertian Efektivitas

 


Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu
terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang telah
dicapai.
Menurut Siagian (2016:24) efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya,
sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa kegiatan yang
dijalankan. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya
sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran,
berarti makin tinggi efektivitasnya.
Menurut pendapat diatas, bahwa konsep efektivitas merupakan suatu
konsep yang bersifat multi-dimensional, artinya dalam mendefinisikan efektivitas
berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang dimiliki walaupun tujuan akhir dari
efektivitas adalah pencapaian tujuan. Kata efektif sering dicampuradukkan dengan
kata efisien walaupun artinya tidak sama, sesuatu yang dilakukan secara efisien
belum tentu efektif.
Suatu organisasi yang berhasil diukur dengan melihat seberapa jauh
organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, hal
ini menyangkut tingkat efektivitas kerja pada organisasi tersebut. Menurut Gibson
(2016:28) mengemukakan bahwa efektivitas dalam konteks perilaku organisasi
merupakan hubungan optimal antara produksi, kualitas, efisiensi, fleksibilitas,
kepuasan, keunggulan dan pengembangan. Mondy (2015:11) juga
mengungkapkan bahwa efektivitas adalah pemanfaatan sumber sarana dan
prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk
menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya

Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Karyawan

 


Kecerdasan emosional (emotional intelligence) mengacu pada
kemampuan mengenali, mengendalikan perasaan diri sendiri dan orang lain, dan
kemampuan pada memotivasi diri sendiri. Serta menggunakan perasaan –
perasaan tersebut untuk berfikir dan bertindak (Goleman, 2018: 512–513).
Kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan
seseorang. Maka, kecerdasan emosional dapat mempengaruhi cara seseorang
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari – hari
mulai dari keluarga, pekerjaan, dan lingkungan sosialnya. Kinerja karyawan
bukan hanya tentang kemampuan pekerjaannya saja, tetapi kemampuan untuk
mengelola, mengendalikan diri, dan membangun hubungan yang baik sangat
penting bagi setiap karyawan. Oleh karena itu, kecerdasan emosional sangat
dibutuhkan untuk berhasil dan berprestasi dalam bekerja

Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan

 


Beban kerja merupakan suatu proses atau aktivitas berlebihan yang
menyebabkan stres pada seseorang. Hal ini, dapat mengakibatkan menurunnya
kinerja karyawan karena kecepatan kerja yang terlalu cepat, tingkat keahlian
yang tinggi, dan volume kerja yang terlalu banyak (Sunyoto, 2017). Karyawan
sering dihadapkan pada situasi dimana mereka harus menyelesaikan dua atau
lebih tugas secara bersamaan. Tugas – tugas ini tentu saja membutuhkan waktu,
energi, dan sumber daya lain untuk diselesaikan. Beban kerja yang datang
dengan sumber daya yang terbatas pasti akan menurunkan kinerja karyawan.
Masalah yang mungkin timbul antara lain menurunnya daya tahan karyawan dan
adanya perasaan tertekan (Rolos et al., 2018). Beban kerja yang terlalu rendah
juga dapat menyebabkan kebosanan, mengurangi kepekaan terhadap
lingkungan, dan hilangnya kepedulian pada sekitar (Balqis & Sugiono, 2020).
Jadi, beban kerja yang diberikan haruslah seimbang, tidak terlalu sedikit dan
tidak terlalu banyak juga. Jika seseorang percaya dan merasa bahwa tugas yang
diberikan merupakan tantangan yang harus diselesaikan, meskipun tugas
tersebut terlalu banyak, maka karyawan tersebut akan tetap senang dengan
pekerjaannya. Sebaliknya, jika tugas yang berlebihan dianggap sebagai beban,
lambat laun mereka akan merasa lelah secara fisik dan mental sehingga
menurunkan kinerja (Astianto, 2014)