Monday, July 8, 2024

Pengertian Motivasi

 


Menurut Hasibuan (2016) motivasi adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan, dan medukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil optimal.
Motivasi berkaitan dengan dorongan yang ada pada diri pegawai baik
internal maupun eksternal untuk meningkatkan potensi di dalam diri agar
mencapai kinerja yang terbaik untuk perusahaan. Menurut Sutrisno (2011)
motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan
suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula
sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.
Sedangkan menurut widodo (2015) motivasi adalah kekuatan yang ada
dalam seseorang, yang mendorong perilakunya untuk melakukan tindakan.
Besarnya intensitas kekuatan dari dalam diri seseorang untuk melakukan
suatu tugas atau mencapai sasaran memperlihatkan sejauh mana tingkat
motivasinya.
Menurut Darmawan (2013) motivasi adalah keadaan jiwa yang
mendorong, mengaktifkan atau menggerakan seseorang yang kelak
mengarahkan serta menyalurkan perilaku, sikap dan tindakan yang selalu
dikaikan dengan pencapaian tujuan, baik tujuan pribadi masing-masing
pegawai.

Indikator Lingkungan Kerja

 


Menurut Nitisemito (2014), menyatakan bawah indikator lingkungan kerja
adalah sebagai berikut:
1) Fasilitas
Terdapat fasilitas yang memadai sehingga mampu mendukung sarana dan
prasarana dari kinerja para pegawai.
2) Pencahayaan
Diupayakan dalam sebuah lingkungan kerja memiliki pencahayaan.
3) Suhu udara
Tujuan suhu udara adalah agar mampu mengontrol situasi suasana dalam
bekerja.
4) Tata ruang
Tata ruang adalah salah satu hal mendasarkan dalam mengupaya adanya
sebuah struktur ruangan yang memadai dalam beekerja.
5) Hubungan antara pegawai
Adanya sebuah korelasi hubungan antara satu pegawai dengan pegawai
lain agar mencapai tujuan kinerja bersama

Jenis-Jenis Lingkungan Kerja

 


Sedarmayanti (2010) menyatakan bawah secara garis besar, jenis
lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yaitu:
1) Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah “semua keadaan yang berbentuk fisik
terdapat disekitar tempat kerja dapat mempengaruhi karyawan baik secara
langsung maupun tidak langsung”. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi 2
kategori, yaitu:
a) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan, seperti
pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya.
b) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut
lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya;
temperature, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,
getaran mekanis, bau tidak sedap, warna dan lain-lain.
2) Lingkungan Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi dan yang
berkaitan dengan hubungan kerja.
a) Hubungan dengan atasan
b) Hubungan sesama rekan kerja
c) Hubungan dengan bawahan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

 


Menurut Sunyoto (2013) faktor-faktor yang berkaitan dengan lingkungan
kerja, sebagai berikut;
1) Hubungan karyawan
Dalam hubungan karyawan terdapat dua hubungan yaitu, hubungan
sebagai individu dan hubungan sebagai kelompok. Hunungan sebagai
individu, motivasi yang diperoleh seorang karyawan datangnya dari
rekan-rekan sekerja maupun atasan. Menjadi sebuah motivasi, jika
hubungan karyawan dengan rekan sekerja maupun atasan. Sedangkan
untuk hubungan sebagai kelompok, maka seorang karyawan akan
berhubungan dengan banyak orang, baik dengan secara individu maupun
secara kelompok.
2) Tingkat kebisingan lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang tidak tenang atau bising akan dapat menimbulkan
pegaruh yang kurang baik yaitu, adanya ketidak tenangan dalam bekerja.
Bagi para pegawai tentu saja ketenangan lingkungan kerja yang sangat
membantu dalam penyelesaian pekerjaan.
3) Peraturan kerja
Peraturan kerja yang baik dan jelas akan memberikan pegaruh yang baik
terhadap kepuasan dan kinerja para pegawai untuk pengembangan karier
di perusahaan tersebut. Dengan perangkat peraturan tersebut pegawai
akan dituntut untuk menjalankan aktivitasnya agar mencapai tujuan
perusahaan maupun tujuan individu.
4) Keamanan
Lingkungan kerja dengan rasa aman akan menimbulkan ketenangan den
kenyamanan. Keamanan yang dimaksudkan kedalam lingkungan kerja
adalah keamanan yang memiliki ke pribadian pegawai.

Pengertian Lingkungan Kerja

 


Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk
diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan
proses produksi dalam suatu perusahaan , namun lingkungan kerja
mempunyai pengaruh langsung terhadap para pegawai yang melaksanakan
proses produksi tersebut. Lingkungan kerja adalah suasana dimana pegawai
melakukan aktivitas setiap harinya.
Menurut Kasmir (2016), lingkungan kerja adalah suasana atau kondisi
disekitar lokasi tempat bekerja. Lingkungan kerja dapat berupa ruangan,
loayout, sarana dan prasarana serta hubungan kerja dengan sesame rekan
kerja.
Lingkungan kerja merupakan komponen yang sangat penting untuk
karyawan yang melakukan aktivitas bekerja oleh Sunyoto (2013). Dengan
memperhatikan lingkungan kerja yang baik maka kita dapat menciptakan
kondisi kerja yang mampu memberikan motivasi untuk para pekerja, maka
akan membawa pengaruh terhadap kegairahan atau meningkatkan kinerja
pegawai.
Menurut Sedarmayanti (2010) adalah “ keseluruhan alat perkasa dan
bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja,
metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan
maupun sebagai kelompok”.
Menurut Danang Sunyoto (2012) lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja merupakan
segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja, bukan berasal dari internal
pegawai. Tetapi lingkungan kerja mampu mempengaruhi pegawai dalam
kinerjanya.

Indikator Kompetensi

 


Menurut Gordon dalam Sutrisno (2011) indikator kompetensi adalah sebagai
berikut;
1) Pengetahuan
Kesadaran dalam bidang kognitif. Misalnya, seorang karyawan
mengetahui cara melakukan identifikasi belajar dan bagaimana
melakukan pembelajaran yang baik sesuai dengan kebutuhan yang ada
dengan efektif dan efesien di perusahaan.
2) Pemahaman
Kedalam kognitif dan afektif yang dimiliki individu. Misalnya, seorang
karyawan dalam melaksanakan pembelajaran harus mempunyai
pemahaman yang baik tetang karakteristik dan kondisi secara efektif dan
efesien.
3) Kemampuan
Sesuatu yang dimiliki oleh individu yang melaksanakan tugas atau
pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya, kemampuan karyawan
dalam memilih metode kerja yang dianggap lebih efektif dan efesien.
4) Nilai
Suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah
menyatu dalam diri seorang. Misalnya, standar perilaku para karyawan
dalam melaksanakan tugas (kejujuran, keterbukaan, demokratis dan lain-
lain).
5) Sikap
Yaitu perasaan (senang tidak senang, suka tidak suka) atau reaksi
terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya, reaksi
terhadap krisis ekomoni, perasaan terhadap kenaikan gaji dan sebagainya.
6) Minat
Kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Misalnya,
melakukan aktivitas kerja.

Tujuan Kompetensi

 


Menurut Hutapea dan Nuriana (2011) mengungkapkan bawah penggunaan
kompetensi dalam organisasi atau perusahaan pada umumnya memiliki
beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut:
1) Pembentukan Pekerjaan
Kompetensi teknis dapat digunakan untuk menggambarkan fungsi,peran,
dan tanggung jawab pekerjaan di suatu organisasi, hal-hal tersebut
dipengaruhi oleh tujuan intansi. Sedangkan kompetensi perilaku digunakan
untuk menggambarkan tuntutan pekerjaan atas perilaku pemangku jabatan
agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan prestasi luar biasa.
2) Evaluasi Pekerjaan
Kompetensi dapat dijadikan salah satu factor pembobot dalam pekerjaan,
yang digunakan untuk mengevaluasi pekerjaan. Pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan serta
tantangan pekerjaan yang merupakan komponen yang memberikan porsi
terbesar dalam penuntut. Pengetahuan dan keterampilan tersebut adalah
komponen dasar pembentukkan kompetensi.
3) Rekrutmen dan Seleksi
Kompetensi dapat digunakan sebagai salah satu komponen dalam
persyaratan jabatan, yang akan dijadikan pedoman untuk menyeleksi calon
pegawai yang akan mendudukin jabatan atau melaksanakn pekerjaan
tersebut.
4) Pembentukan dan Pengembangan organisasi
Kompetensi dapat menjadi suatu pondasi yang kuat untuk pembentukan
dan pengembangan organisasi kearah organisasi yang lebih produktif.
5) Membenuk dan Memperkuat dan Budaya Organisasi
Peran kompetensi sangat diperlukan untuk membentuk dan
mengembangkan nilai budaya organisasi. Hal ini dapat terjadi apabila nilai
budaya organisasi sesuai dengan kompetensi dalam perusahaan.
6) Pembelajaran Organisasi
Peran kompetensi bukan hanya untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan melainkan juga untuk membentuk karakter pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan pegawai.
7) Manajemen Karier dan Penilaian Potensi Pegawai
Kompetensi dapat digunakan untuk membantu organisasi atau instansi
untuk menciptakan pengembangan karir, bagi pegawai yang mencapai
jenjang karir yang disesuai dengan potensi yang dimiliki.
8) Sistem Imbal Jasa
Pemberian imbal jasa yang dihubungkan dengan pencapaian kompetensi
individu akan mendukung pelaksanaan sistem kompetensi yang digunakan
oleh organisasi secara keseluruhan.