Monday, July 8, 2024

Indikator Kinerja

 


Sehubungan dengan ukuran penilaian prestasi kerja maka kinerja
karyawan, menurut Simamora (2004) dalam Ade (2014), diukur dengan
indikator-indikator sebagai berikut:
1) Kuantitas hasil kerja, yaitu meliputi jumlah produksi kegiatan yang
dihasilkan.
2) Kualitas hasil kerja, yaitu yang meliputi kesesuaian produksi
kegiatan dengan acuan ketentuan yang berlaku sebagai standar
proses pelaksanaan kegiatan maupun rencana organisasi.
3) Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, yaitu pemenuhan
kesesuaian waktu yang dibutuhkan atau diharapkan dalam
pelaksanaan kegiatan

Faktor Penilaian Kinerja

 


Menurut Dessler (2007) dalam Widodo (2015) ada lima fakor dalam
penilaian kinerja yaitu sebagai berikut:
1) Prestasi pekerjaan, meliputi: akurasi, ketelitian, ketrampilan, dan
penerimaan kaluaran.
2) Kuantitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi.
3) Kepemimpinan yang diperlukan, meliputi: membutuhkan saran, arahan
atau perbaikan.
4) Kedisiplinan, meliputi: kehadiran, sanksi, warkat, regulasi, dapat
dipercaya/diandalkan dan ketepatan waktu.
5) Komunikasi, meliputi: hubungan antar pegawai maupun dengan
pimpinan, media komunikasi

Manfaat Penilaian Kinerja

 


Menurut Fahmi (2014) penilaian kinerja memiliki beberapa manfaat yaitu:
1) Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum.
2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan, seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian.
3) Mengidentifikasian kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan
dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan.
4) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka.
5) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan 

Pengertian Penilaian Kinerja

 


Penilaian kinerja dalam manajemen SDM memegang peranan yang
penting dalam menunjang keberhasilan organisasi. Penilaian kinerja
adalah salah satu tugas penting untuk dilakukan oleh seorang manajer atau
pimpinan. Menurut Dessler (2007) dalam Widodo (2015) penilaian kinerja
merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi yang
efektif dan efiseien. Menurut Fahmi (2014) penilaian kinerja adalah suatu
penilaian yang dilakukan kepada pihak manajemen perusahaan baik para
karyawan maupun manajer yang selama ini telah melakukan pekerjaannya.
Menurut Bacal (2012) dalam Wibowo (2016) penilaian kinerja adalah
proses dengan mana kinerja individual diukur dan dievaluasi. Penilaian
kinerja menjawab pertanyaan, seberapa baik pekerja berkinerja selama
periode waktu tertentu

Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

 


Berikut faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Mangkunegara
(2013) adalah sebagai berikut :
1) Faktor Kemampuan, secara psikologis kemampuan pegawai terdiri
dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realiti (skill). Artinya,
pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan
pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam
mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah
mencapai kinerja yang diharapkan. Jadi, jika seorang pemimpin atau
karyawan tersebut mempunyai potensi atau keahlian dalam bekerja di
suatu organisasi bisa jadi akan meningkatkan kemajuan dari organisasi
tersebut.
2) Faktor Motivasi, motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam
menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan
organisasi.
Faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Widodo (2015) adalah
sebagai berikut :
1) Sasaran: adanya rumusan sasaran yang jelas tentang apa yang
diharapkan oleh organisasi untuk dicapai.
2) Standar: apa ukurannya bahwa seseorang telah berhasil mencapai
sasaran yang diinginkan.
3) Umpan balik: informasi terhadap kegiatan yang berkaitan dengan
upaya mencapai sasaran sesuai standar yang telah ditentukan.
4) Peluang: beri kesempatan orang itu untuk melaksanakan tugasnya
mencapai sasaran tersebut.
5) Sarana: sediakan sarana yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan tugasnya.
6) Kompetensi: beri pelatihan yang efektif, yaitu bukan sekedar belajar
tentang sesuatu, tetapi belajar bagaimana melakukan sesuatu.
7) Motivasi: harus bisa menjawab pertanyaan “mengapa saya harus
melakukan pekerjaan ini”?
Faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Simanjuntak (2005)
dalam Widodo (2015) adalah sebagai berikut:
1) Kualitas dan kemampuan pegawai, yaitu hal-hal yang berhubungan
dengan pendidikan / pelatihan , etos kerja, motivasi kerja, sikap
mental, dan kondisi fisik pegawai.
2) Sarana pendukung, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan
lingkungan kerja (keselamatan kerja, kesehatan kerja, sarana
produksi, teknologi) dan hal-hal yang berhubungan dengan
kesejahteraan pegawai (upah/gaji, jaminan sosial, keamanan kerja).
2) Supra sarana, yaitu hal-hal hal-hal yang berhubungan dengan
kebijaksanaan pemerintah dan hubungan industrial manajemen

Pengertian Kinerja Karyawan

 Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance prestasi kerja atau

prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian Kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan padanya Mangkunegara (2013). Kinerja menurut Fahmi
(2014) adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi
tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan
selama satu periode waktu. Menurut Simanjuntak (2005) dalam Widodo
(2015) Kinerja adalah tingkatan pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas
tertentu. Simanjuntak juga mengartikan kinerja individu sebagai tingkat
pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dilaksanakan
dalam kurun waktu tertentu.

Ciri- ciri kepemimpinan transformasional

 


Menurut Wuradji (2009). Kepemimpinan transformasional
mempunyai ciri-ciri
1) Mempunyai keberanian dalam dirinya untuk melakukan
perubahan yang lebih baik ketingkat yang lebih tinggi, dan
membawah organisasinya menuju kualitas yang bermutu
2) Mambu memberikan motivasi dan semangat serta mampu
membangkitkan bawahanya untuk ikut bekerja keras
3) Mampu meberikan dan mengembangkan semangatnya untuk
lebih disiplin dan memotivasi agar memberikan contoh yang
lebih baik dan bisa memajukan suatu organisasinya
4) Mampu membangun organisasinya dan memiliki kesadaran
rasa bertanggung jawab kepada organisasinya, serta mengerti
organisasinya dan membangun kemauan untuk prestasi yang
lebih baik berkualitas
5) Mampu memberikan kenyamanan dan mengayomi dikalangan
pengikutnya
6) Mampu menampung semua kepentingan pengikutnya
7) Menggunakan kemampuanya untuk kegiatan yang positif
bermutu secara pintar dalam berkualitas
8) Pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk memberikan
peraturan atau pendapat yang harus bisa dipatuhi oleh
pengikutnya dengan ikhlas
9) Dapat memperjuangkan kemauan hak pengikutnya
10) Mampu menyakinkan pengikutnya apa yang di cita-citakan
dalam satu organisasi atau kelompok akan terwujud, tercapai
sesuai dengan keinginan bersama
11) Pengikutnya mempunyai pemikiran bahwa pemimpinya itu
unggul dalam memimpin
12) Pemimpin mampu menempatkan diri sebagai motivasi
perubahan dalam organisasinya
13) Pemimpin tranformasional tidak pernah puas akan
kinerjanya, pemimpin tranformasional selalu semangat
belajar terus menerus
14) Pepimpin transformasional mampu memecahkan masalah
didalam organisinya
15) Pemimpin transformasional selalu menghargai pendapat
pengikutnya, potensi dan kebutuhan pengikutnya
16) Memiliki kepercayaan diri yang kuat dalam melawan
tantangannya yang menghambat organisasinya