Tuesday, July 9, 2024

Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

 


Memberikan motivasi kepada pegawai oleh pimpinannya
merupakan proses kegiatan pemberian motivasi kerja, sehingga pegawai
tersebut berkemampuan untuk melaksanakan pekerjaan dengan penuh
tanggung jawab. Tanggung jawab adalah kewajiban bawahan untuk
melaksanakan tugas sebaik mungkin yang diberikan oleh atasan, dan inti
dari tanggung jawab adalah kewajiban (Siagian, 2002). Nampaknya
pemberian motivasi oleh pimpinan kepada bawahan tidaklah begitu
sukar, namun dalam praktiknya pemberian motivasi jauh lebih rumit.
Siagian (2002) menjelaskan kerumitan ini disebabkan oleh :

  1. Kebutuhan yang tidak sama pada setiap pegawai, dan berubah
    sepanjang waktu. Disamping itu perbedaan kebutuhan pada setiap
    taraf sangat mempersulit tindakan motivasi para manajer. Dimana
    sebagian besar para manajer yang ambisius, dan sangat termotivasi
    untuk memperoleh kepuasan dan status, sangat sukar untuk
    memahami bahwa tidak semua pegawai mempunyai kemampuan dan
    semangat seperti yang dia miliki, sehingga manajer tersebut
    menerapkan teori coba-coba untuk menggerakkan bawahannya.
  2. Feeling dan emotions yaitu perasaan dan emosi. Seseorang manajer
    tidak memahami sikap dan kelakuan pegawainya, sehingga tidak ada
    pengertian terhadap tabiat dari perasaan, keharusan, dan emosi

Pengertian Motivasi

 


Dalam kehidupan berorganisasi, pemberian dorongan sebagai
bentuk motivasi kerja kepada bawahan penting dilakukan untuk
meningkatkan kinerja karyawan. Robbins (2015) mengemukakan
motivasi sebagai suatu kerelaan berusaha seoptimal mungkin dalam
pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha
memuaskan beberapa kebutuhan. Motivasi seringkali disamakan dengan
dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan
jasmani untuk berbuat, sehingga motivasi tersebut merupakan driving
force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan perbuatan
itu mempunyai tujuan tertentu. Memahami motivasi sangatlah penting,
karena kinerja reaksi terhadap kompensasi dan persoalan sumber daya
manusia yang lain dipengaruhi dan mempengaruhi motivasi. Pendekatan
untuk memahami motivasi berbeda-beda, karena teori yang berbeda
mengembangkan pandangan dan model mereka sendiri.
Kebutuhan seseorang merupakan dasar untuk model motivasi.
Kebutuhan adalah kekurangan yang dirasakan oleh seseorang pada saat
tertentu yang menimbulkan tegangan yang menyebabkan timbulnya
keinginan. Karyawan akan berusaha untuk menutupi kekurangannya
dengan melakukan suatu aktivitas yang lebih baik dalam melaksanakan
pekerjaannya. Dengan melakukan aktivitas yang lebih banyak dan lebih
baik, karyawan akan memperoleh hasil yang lebih baik pula sehingga
keinginannya dapat terpenuhi. Keinginan yang timbul dalam diri
karyawan dapat berasal dari dalam dirinya sendiri maupun berasal dari
luar dirinya, baik yang berasal dari lingkungan kerjanya maupun dari luar
lingkungan kerjanya. Pendapat tersebut didukung oleh Sutrisno (2009)
mengatakan motivasi mempunyai kaitan dengan suatu proses yang
membangun dan memelihara perilaku ke arah suatu tujuan.

Indikator Kinerja

 


Adapun indikator dari kinerja karyawan menurut Mangkunegara
(2011) adalah sebagai berikut :

  1. Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan
    mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.
  2. Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja
    dalam satu harinya. Kuantitas ini dapat dilihat dari kecepatan
    kerja setiap pegawai itu masing-masing.
  3. Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu
    melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan.
  4. Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan
    kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang
    diberikan perusahaan.
    Sedangakan indikator dari kinerja karyawan menurut
    Sudarmanto (2015) adalah sebagai berikut:
  5. Quality, terkait dengan proses atau hasil mendekati semprna/
    ideal dalam memenuhi maksud atau tujuan.
  6. Quantity, terkait dengan satuan jumlah atau kuantitas yang
    dihasilkan.
  7. imeliness, terkait dengan waktu yang diperlukan dalam
    menyeleseaikan aktivitas atau menghasilkan produk.
  8. Cost Effectiveness, terkait dengan tingkat penggunaan sumber-
    sumber organisasi (orang, uang, material, teknologi) dalam
    mendapatkan hasil atau pengurangan pemborosan dalam
    penggunaan sumber-sumber organisasi.
  9. Need For Supervision, terkait dengan kemampuan individu dapat
    menyelesaikan pekerjaan atau fungsi pekerjaan tanpa
    pengawasan dari pimpinan.
  10. Interpersonal Impact, terkait dengan kemampuan individu dalam
    meningkatkan perasaan harga diri, keinginan baik, dan kerja sama
    diantara sesama pekerja adan anak buah

Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

 


Menurut Mathis (2006) faktor yang mempengaruhi karyawan
dalam bekerja, yaitu kemampuan karyawan untuk melakukan pekerjan
tersebut, tingkat usaha yang dicurahkan, dan dukungan organisasi.
Kinerja karyawan berkurang apabila salah satu faktor ini berkurang atau
tidak ada. Masalah kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan kepada karyawan. Kinerja meliputi kualitas output serta
kesadaran dalam bekerja. Ada tiga alasan yang berkaitan mengapa
penentuan sasaran mempengaruhi kinerja, yaitu :

  1. Penentuan sasaran mempunyai dampak mengarahkan, yaitu
    memfokuskan aktivitas–aktivitas kearah tertentu dari pada kearah
    lainnya.
  2. Disebabkan oleh sasaran-sasaran yang telah diterima, maka orang-
    orang cenderung mengarahkan upaya secara proporsional terhadap
    kesulitan sasaran.
  3. Sasaran-sasaran yang sukar akan membuahkan ketekunan
    dibandingkan sasaran-sasaran yang ringa

Pengertian Kinerja Karyawan

 


Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual
Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
oleh seseorang). Kinerja merupakan hasil dari pekerjaan yang dicapai
oleh seorang karyawan dalam melakukan tugas yang telah diberikan
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kinerja adalah motivasi
serta kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas, ketersediaan
keterampilan karyawan tidaklah cukup dalam melaksanakan pekerjaan
tanpa pemahanan sesuai dengan apa yang dikerjakan.
Mangkunegara (2011) mengemukakan bahwa kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Hal ini disebabkan karyawan dituntut untuk
memberikan waktu, tenaga dan usahanya untuk memperoleh apa yang
mereka inginkan, misalnya keuntungan ekonomi, fellowship dan juga
status sosial. Bernardin (2001) dalam Sudarmanto (2015) juga
menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil yang diproduksi
(dihasilkan) atas fungsi pekerjaan tertentu atau
aktivitas selama periode tertentu. Sedangkan Moeheriono (2012) dalam
Ma’ruf (2014) mendefinisikan kinerja adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang
dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja
pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
karyawan sehingga mereka mempengaruhi seberapa banyak mereka
memberi kontribusi kepada instansi atau organisasi termasuk kualitas
pelayanan yang disajikan. Berhasil tidaknya kinerja yang dicapai
organisasi tersebut di pengaruhi kinerja karyawan secara individual
maupun kelompok. Dengan asumsi semakin baik kinerja karyawan
maka semakin baik kinerja organisasi

Faktor Suksesnya Penerapan Teknologi

 


Faktor penerapan teknologi infromasi dalam organisasi menurut O’Brien
(2005), Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan suatu
organisasi/perusahaan sukses dalam menerapkan sistem infromasi, yaitu:

  1. Keterlibatan pengguna
  2. Dukungan pimpinan (Manajemen ekslusif)
  3. Kejelasan pernyataan kebutuhan
  4. Perencanaan yang tepat
  5. Harapan yang realistis

Hubungan Teknologi Terhadap Kinerja karyawan

 


Adanya sistem informasi berbasis teknologi mengacu pada tujuan
sistem informasi itu sendiri. Anggraeni, E. Y. (2017) sistem informasi
mendukung fungsi penyediaan informasi bagi pihak manajemen, serta
sebagai sarana pendukung untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-
hari. Keunggulan utama dari sistem informasi berbasis teknologi adalah
sifatnya yang online dan realtime. Laporan dapat dihasilkan langsung
dari basis data transaksi sehingga mencerminkan kondisi terkini dari
operasional bisnis. Dengan mengetahui kondisi terkini organisasi, maka
para pemangku kepentingan di organisai bisa mengambil langkah dan
keputusan strategis untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Pendapat tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Mirma dan Imam Ghozali (2016) yang meneliti pengaruh teknologi
informasi terhadap proses output dan kualitas kinerja. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa teknologi informasi memberikan pengaruh
yang positif terhadap output dan kualitas kinerja. Dampak strategis
pemanfaatan teknologi informasi bagi organisasi dapat dilihat dari dapat
tidaknya teknologi informasi menunjang dan membantu organisasi
dalam melaksanakan dan mencapai strategi organisasi secara
keseluruhan