Angka kejadian obesitas pada
masa kanak-kanak meningkat secara
cepat diseluruh dunia. Rata-rata
penyebabnya adalah anak-anak menghbiskan lebih banyak waktu
didepan TV, komputer atau perangkat video game dari pada bermain diluar
ruangan. Ditambah dengan tipikal keluarga masa kini yang sangat sibuk dan
biasanya hanya mempunyai sedikit waktu
untuk menyiapkan makanan sehari-hari. Edukasi
nutrisi anak pada orang tua terus digencarkan, mengingat negeri Indonesia masih
memiliki fenomena paradoks pediatrik yang unik, jutaan anak mengalami malnutrisi, sementara di lain sisi
jutaan anak pula yang mengalami obesitas.
Obesitas pada anak-anak secara khusus akan
menjadi masalah karena berat ekstra yang dimiliki sianak pada akhirnya akan menghantarkan nya pada
masalah kesehatan yang biasanya dialami orang dewasa seperti diabetes,tekanan
darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Obesitas pada anak juga secara
otomatis meningkatkan angka kejadian Diabetes Mellitus (DM) tipe 2. Banyak hal
yang – multi dimensional - yang menyebabkan anak menjadi obes, namun jalur
metabolisme pada akhirnya akan menyebabkan imbalans energi, yakni
ketidakseimbangan kalori yang masuk dengan kalori yang dihabiskan. DM tipe 2
yang sejak dulu menjadi langganan kaum tua, saat ini sudah menjamur merambah
kalangan anak-anak (Aurora, 2007)
Anak yang obesitas, terutama apabila
pembentukan jaringan lemaknya (the adiposity rebound) terjadi sebelum
periode usia 5-7 tahun, memiliki kecenderungan berat badan berlebih saat tumbuh
dewasa. Sama seperti orang dewasa, kelebihan berat badan anak terjadi karena
ketidak seimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar; terlalu
banyak makan, atau terlalu sedikit beraktivitas, atau pun keduanya. Akan
tetapi, berbeda dengan orang dewasa, berat badan anak pada kasus obesitas
tidak boleh diturunkan, karena penyusutan berat akan sekaligus
menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan. Laju pertumbuhan
berat badan sebaiknya dihentikan atau diperlambat sampai proporsi berat
terhadap tinggi badan mencapai normal. Perlambatan ini dapat dicapai dengan cara
mengurangi makan sambil memperbanyak olahraga.
No comments:
Post a Comment