Peningkatan kesadaran perusahaan akan kerusakan
lingkungan mengarah pada peningkatan biaya perusahaan yang meliputi peralatan, pemulihan, pencatatan dan
pengawasan lingkungan. Biaya yang dikeluarkan inilah yang dimaksud dengan biaya
lingkungan. Sementara kewajiban perusahaan mengeluarkan biaya lingkungan serta
melakukan semua kegiatan yang menyangkut peralatan, pemulihan, pencatatan dan
pengawasan disebut dengan kewajiban lingkungan. Setiap kegiatan yang menyangkut
kewajiban lingkungan mempunyai perbedaan dalam pembebanan biaya perusahaan.
Biaya lingkungan yang termasuk dalam produksi langsung dibebankan langsung ke
dalam produk atau lini produk sedangkan biaya lingkungan yang berupa akibat
dampak limbah dimasukkan ke dalam biaya overhead (Abdul Rohman, 2002)
Penilaian biaya
lingkungan akibat dampak limbah mempunyai permasalahan umum yaitu menentukan
nilai ekonomis potensi kerusakan lingkungan yang dapat berubah setiap waktu
seiring dengan produktivitas perusahaan sehingga dalam penghitungan biaya
lingkungan seringkali menggunakan banyak asumsi. Beberapa pendekatan dalam
penentuan nilai ekonomis terhadap sumber daya dalam lingkungan adalah hasil bersih (net price) atau sewa bersih (unit rent) (Robert Reppetto, 1989). Hasil
bersih adalah beda antara harga jual dengan seluruh biaya produksi termasuk
laba yang layak bagi usaha produksi dengan tetap memperhitungkan pjak serta
pungutan-pungutan lain. Pendekatan nilai ekonomis ke dua dengan menggunakan
nilai sekarang (net present value) (El
Seraffi, 1990).
Langkah awal dari implementasi baiya lingkungan dalam
langkah kerja perusahaan adalah mengelompokkan besar dampak limbah dengan meperhatikan beberapa aspek seperti :
lokasi limbah, jenis limbah, jumlah dan kondisi lingkungan sekitar perusahaan.
Berdasarkan pengaruh limbah terhadap lingkungan maka lingkungan dapat dibagi
menjadi: pencemaran tanah (soil
contamination), pencemaran air tanah (ground
water contamination), pencemaran air permukaan (surface water contamination), pencemaran emisi udara (air emission conatmination) (Stanko,
1995).
Metode yang dapat digunakan untuk mengukur jenis dan
besar biaya lingkungan yang dapat ditanggung perusahaan antara lain menggunakan
metode cost benefit. Metode cost benefit merupakan laporan atas
pertanggungjawaban sosial yang terdiri dari unsur biaya dan manfaat sosal.
Suatu kegiatan dapat dimasukkan ke dalam manfaat sosial bila aktivitasnya
meliputi perbaikan keadaan lingkungan atau mengurangi kerusakan lingkungan yang
terjadi. Contohnya bila terdapat potensi pencemaran air maka besar biaya
lingkungan dapat dihitung berdasarkan jjumlah biaya untuk membeli atau memasang
pengendali limbah produk. Sedangkan aktivitas dalam biaya sosial bila aktivitas
itu menimbulkan kerusakan lingkungan atau menambah kerusakan lingkungan. Misal,
mengukur besar kerugian dengan mengukur bentuk biaya pengobatan ke dokter dan
turunnya penghasilan masyarakat setempat karena produktivitas yang menurun ((Abdul
Rohman, 2002).
Sedangkan metode pengukuran besar dan jenis dampak
lingkungan yang dapat ditanggung perusahaan oleh Mohan Monasinghe dan Ernst Luz
(1991) dibedakan menjadi :
- Penilaian langsung,
Metode ini mendasarkan diri secara langsung pada harga
pasar atau produktivitas. Hal ini dimungkinkan bila perubahan dalam kondisi
lingkungan mempengaruhi kemampuan produktivitas. Yang lebih jelas diuraikan
menjadi pendekatan yaitu yang pertama yang dan yang ke dua yang. dibedakan
menjadi :
1.
Perubahan produktivitas yaitu
menyangkut produktivitas yang berubah akibat perubahan kondisi lingkungan,
misalkan untuk kondisi perairan yang tercemar dan menyebabkan turunnya populasi
ikan maka menurunnya populasi ikan yang dapat ditangkap dinilai dengan
menggunakan harga ikan di pasar atau harga ikan
diperkirakan.
2. Pendapatan yang hilang menggambarkan pengaruh terhadap kesehatan
akibat adanya perubahan kondisi lingkungan. Ini bisa dilihat dari besarnya
kesediaan membayar individu untuk memperbaiki kesehatan. Dalam praktek, cara lain digunakan dengan melihat
hilangnya penghasilan karena sakit atau kematian awal.
3. Pengeluaran untuk mencegah atau
mempertahankan merupakan penilaian berdasarkan jumlah biaya perusahaan untuk
mencegah rusaknya lingkungan. Pada umumnya kita mengetahui bahwa biaya
pencegahan pencemaran akan lebih murah daripada biaya untuk memperbaiki
lingkungan yang sudah terkena dampak limbah. Oleh karena itu pendekatan ini
akan memberikan nilai lebih rendah bagi kondisi lingkungan.
- Nilai pengganti
Metode ini menggunakan informasi pasar secara tidak
langsung. Masing-masing cara yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan
sehingga untuk menganalisa menggunakan metode ini harus dapat memilih dengan
tepat sesuai dengan situasi dan kondisi.
1.Nilai rumah dan tanah. Pendekatan metode ini menggunakan penilaian
pada sebidang lahan. Tujuan dari pendekatan ini adalah menentukan harga
implisit dari memburuknya kondisi lingkungan atau memperkirakan manfaat dari
perbaikan mutu lingkungan..
2.Perbedaan tingkat upah. Pendekatan ini didasarkan pada teori dalam
pasar persaingan sempurna di mana tingkat upah tenaga kerja akan sama dengan
nilai dan produktivitas marginal tenaga kerja terebut sedangkan penawaran
tenaga kerja akan sesuai dengan kondisi kerja dan taraf hidup di suatu daerah.
Oleh karena itu tingkat upah yang tinggi diperlukan untuk menarik tenaga kerja
agar mau bekerja di daerah yang tercemar.
Perbedaan tingkat upah di dua daerah yang berbeda
tingkat pencemarannya dapat dianggap sebagai biaya dari adanya pencemaran
tersebut.
3.Biaya perjalanan. Pendekatan ini digunakan untuk menilai manfaat
yang diberikan oleh adanya biaya yang dikelurkan untuk perjalanan wisata.
Wisata yang dekat tempat tinggalnya dengan daerah wisata akan membayar biaya
transpor yang lebih murah daripada mereka yang tinggal dngan jarak yang lebih
jauh.
4.Barang yang dipasarkan sebagai proxi untuk barang yang tidak
dipasarkan. Beberapa keadaan menunjukkan bahwa barang yang dihasilkan oleh
lingkungan merupakan barang substitusi yang dekat dengan barang-barang yang
dipasarkan.
- Kesediaan membayar atau
pengeluaran potensial
Dalam pendekatan ini menggunakan perkiraan manfaat yang
dapat dilakukan dengan menghitung biaya lingkungan untuk mengganti jasa-jasa
lingkungan yang rusak atau hilang karena adanya proyek atau aktivitas
perusahaan atau dapat pula melihat berapa besar masyarakat bersedia membayar (willingness to pay) usaha perlindungan
lingkungan.
1.
Biaya pengganti yaitu
pendekatan dengan memperkirakan besarnya biaya yang digunakan untuk
menggantikan kekayaan yang hilang. Perkiraan ini tidak megukur manfaat yang timbul
karena mneghindari kerusakan, sebab biaya kerusakan dapat lebih tinggi atau
lebih rendah dari nilai penggantian tersebut. Sebagai contoh adalah manfaat
dari pencegahan erosi maka nilai manfaat didasarkan pad penghitungan nilai
pupuk yang diperlukan untuk mengganti kesuburan atu unsur hara karena erosi
tanah.
2.
Proyek bayangan yaitu
pendekatan menggunakan proyek yang dapat
dlaksanakan untuk jasa-jasa pengganti guna mengimbangi hilangnya sumber daya
alam akibat proyek atau aktivitas perusahaan.
3.
Penilaian masyarakat yaiu
pendekatan yang didasarkan atas sederet pertanyaan mengenai kesediaan
masyarakat untuk membayar guna menghindari kerusakan lingkungan atau bahkan
membatalkan atau menutup aktivitas perusahaan. Dari pendekatan ini kita
mendapatkan peningkatan atau penurunan jumlah barang dalam pasar. Kesediaan membayar
dipengaruhi pula oleh tingkat kesehjateraan masyarakat sedangkan tingkat
kesediaan untuk menerima kerusakan tidak dipengaruhi apapun. Sebagai hasil
akhir maka kita mendapatkan kurva permintaan terhadap produk atau proyek yang
bersangkutan.
No comments:
Post a Comment