Pada umumnya semua jenis air dapat
digunakan untuk stabilisasi semen, air minum termasuk yang paling baik air
dengan kandungan organik tinggi dapat menyebabkan masalah sehingga penggunaanya
harus dihindari.Beberapa loam dan lempung membutuhkan kadar air tinggi pada
saat pemadatan,dan dapat menyebabkan kekuatan yang lebih rendah Ingels dan
Metcalf (1972) dalam Hardiyatmo (2002).
Kadar
air selalu tergantung pada daya pemadatan, bilamana daya pemadatan berlainan
maka kadar air optimum juga akan berlainan.(Wesley 1997).
Tanah
berbutir halus khususnya tanah lempung akan banyak dipengaruhi air, karena pada
tanah berbutir halus luas permukaan spesifik menjadi lebih besar, variasi kadar
air akan mempengaruhi plastisitas tanah.(Hardiyatmo,2002).
Hardiyatmo
(2002), menyatakan Satu molekul air merupakan batang yang mempunyai muatan
positif dan negatif pada ujung yang berlawanan atau dipolar (dobel kutub).Mekanisme yang menyebabkan
molekul air dipolar dapat tertarik oleh permukaan partikel lempung secara
elektrik (Gambar 2.1):
1. Tarikan antara permukaan bermuatan negatif
dari partikel lempung dengan ujung positif dari dipolar.
2. Tarikan antara kation dalam lapisan ganda
dengan muatan negatif dari ujung dipolar kation-kation ini tertarik oleh
permukaan partikel lempung yang bermuatan negatif.
G. Stabilisasi Tanah
Ingles dan Metcalf (1972), menyatakan
bahwa perubahan sifat tanah untuk mendapatkan persyaratan teknis tertentu
disebut Stabilisasi.
Stabilisasi adalah usaha untuk mempertinggi kemampuan tanah untuk
mendapatkan pemadatan optimal.(Soekoto,1984).
Stabilisasi tanah menurut Bowles (1984), adalah
meliputi salah satu tindakan dibawah ini yaitu :
1. Menambah kerapatan tanah;
2. Menambah material yang tidak aktif
sehingga meningkatkan kohesi dan atau tahanan
gesek yang timbul;
3. Menambah bahan tertentu yang menyebabkan
terjadinya perubahan kimiawi dan atau fisis pada tanah;
4. Menurunkan muka air tanah;
5. Menganti tanah yang buruk dengan tanah
yang lebih baik;
Secara umum stabilisasi tanah dapat
dibedakan kedalam dua jenis stabilisasi yaitu : Stabilisasi mekanis yang bertujuan untuk menambah kekuatan atau
kapasitas dukung tanah dan mengatur gradasi butir tanah.Sedangkan stabilisasi kimiawi adalah mengandalkan
kepada suatu bahan stabilisator yang dapat mengubah dan mengurangi sifat tanah
yang kurang menguntungkan dalam mencapai kestabilan yang tinggi.(Soekoto,1984)
Umumnya tanah yang mengandung
banyak lempung sulit dicampur dan kadang bahan tambah dibutuhkan untuk
menghasilkan perubahan sifat yang berarti, diketahui bahwa hasil yang baik
dalam stabilisasi semen adalah bila tanah bergradasi baik dan mempunyai butiran
halus kurang dari 50%, serta plastisitas kurang dari 18% serta batas cair
kurang dari 40%.Stabilisasi tanah-semen untuk lempung walaupun kadar semen
sudah ditinggikan dalam tanah lempung namun kekuatan campuran lempung - semen
sangat lebih kecil dibandingkan dengan tanah berpasir dan kerikil berpasir.(
Hardiyatmo,2006).
Semen dapat bereaksi dengan semua jenis tanah dan jumlah semen yang
ditambahkan untuk stabilisasi tanah lempung berkisar antara 6% - 10% berat
kering tanah.(Soekoto,1984).
Lambe (1962) dalam Hardiyatmo (2006), menyatakan banyaknya kadar semen
dalam campuran tanah-semen dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Kadar semen yang baik untuk
campuran tanah-semen ( Lambe,1962)
Macam tanah
|
Kadar semen (% terhadap berat)
|
Kerikil
|
5 - 10
|
Pasir
|
7 - 12
|
Lanau
|
12 – 15
|
Lempung
|
12 - 20
|
No comments:
Post a Comment