Dari
sejarah dapat diketahui bahwa aspal, atau asphalt (Amerika) atau bitumen (Inggris)
telah digunakan sejak dahulu untuk beberapa keperluan baik digunakan untuk
pengerasan jalan, maupun untuk pengawetan jenasah dan lain-lain.
Aspal
tersusun atas senyawa hydrogen (H) dan karbon (C) yang terdiri dari parafins,
naptene dan aromatic. Bahan-bahan tersebut membentuk
kelompok-kelompok yang disebut:
a.
Asphaltenese
Kelompok ini membentuk butiran halus, berdasarkan aromatic benzene structure serta
mempunyai berat molekul yang tinggi.
b.
Oils
Kelompok ini membentuk cairan yang melarutkan asphaltenese, tersusun dari paraffin
(waxy), cyclo paraffin (wax-free),dan
aromatic serta mempunyai berat
molekul yang rendah
c.
Resins
Kelompok ini membentuk cairan yang menyelubungi asphaltenese dan mempunyai berat molekul
yang sedang. Selanjutnya gabungan resin dan oil sering disebut sebagai maltenese.
Menurut
jenisnya aspal dapat dibedakan menjadi: (Suprapto, 2004)
a.
Aspal alam
Aspal jenis ini banyak terdapat di alam, seperti lake
asphalt di Trinidad Bermuda dan rock asphalt di Pulau Buton Indonesia yang
terkenal dengan sebutannya Asbuton (aspal batu buton). Biasanya aspal jenis ini
banyak tedapat di daerah yang mengandung minyak bumi.
Kadar bitumen pada aspal alam ini hanya mencapai kurang
lebih 30 % sehingga kurang baik untuk langsung digunakan. Oleh karenanya banyak
usaha yang dilakukan unuk memperbaiki karakteristik aspal alam.
b.
Aspal Panas
Aspal atau bitumen yang merupakan campuran dari hydrogen
(H) dan Carbon (C) yang sangat kompleks. Aspal panas dapat diperoleh dari dari
(1) bahan hewani yang diperoleh dari crude oil pada proses akhir pengolahan
minyak, di dalam proses penyaringan crude oil, tidak semuanya dapat
menghasilkan aspal (2) bahan nabati yang diperoleh dari pengolahan batu bara
(disebut tar). Perbedaan kedua jenis aspal minyak ini adalah dari baunya.
Aspal jenis ini banyak digunakan pada pekerjaan
coating/pelapisan jalan (misalnya: perbaikan) dan pembuatan beton aspal
campuran dingin (cold mix) atau
digunakan sebagai bahan campuran untuk membuat aspal semen atu aspal lain
dengan wujud yang berbeda.
c.
Apal Emulsi (Emulsified Asphalt)
Aspal ini dibuat dari bahan dasar aspal, air, dan bahan
tambah (agent) dengan cara mendispersikan
aspal ke dalam diaran (air) dalam bentuk butiran-butiran halus. Agar bahan yang
dicampur dapat bertahan yaitu butiran aspal tidak berkumpul dan menggumpal maka
perlu diberikan tambahan bahan lain yaitu surface
active agent (bahan pengemulsi).
Daya lekat antara aspal emulsi dan permukaan batu/jalan,
sangat tergantung dari proses penguapan air dan realsi kimia antara kedua
permukaan yang bersentuhan tersebut. Kelebihan aspal emulsi ini adalah tidak
adanya bahaya kebakaran pada saat penggunaannya (hingga sering disebut aspal
dingin), tidak ada polusi, bitumen keras dapat diperoleh dalam keadaan cair,
cocok dengan pekerjaan yang relative kecil dengan unskilled labour.
Perbandingan keunggulan dan
kekurangan antara aspal emulsi dan aspal panas,dapat dilihat pada table
berikut:
Tabel 3.1. Perbandingan Keunggulan
dan Kekurangan Aspal Emulsi dan Aspla Panas
|
Jenis Aspal
|
Keunggulan
|
Kekurangan
|
|
Aspal Panas
|
-
Harga satuan lebih murah
-
Tidak terpengaruh oleh cuaca
hujan
-
Dapat digunakan sebagai
campuran untuk membuat beton aspal
|
-
Efisiensi penggunaan rendah
karena bentuknya semi padat sehingga banyak tertinggal di dalam drum
-
Dibutuhkan pemanasan terlebih
dahulu sebelum digunakan
-
Peralatan dan pengerjaan
lebih sulit dan tidak cocok dengan pekerjaan yang relaitf kecil dengan unskilled labour
-
Dapat terjadi bahaya kebakaran
pada saat penggunaannya, dan menyebabkan polusi.
|
|
Aspal Emulsi
|
-
Efisiensi penggunaan tinggi
karena bentuknya cair sehingga dapat digunakan sampai habis
-
Tidak dibutuhkan pemanasan
terlebih dahulu sebelum digunakan
-
Peralatan dan pengerjaan cukup
mudah dan cocok dengan pekerjaan yang relative kecil dengan unskilled labour
-
Tidak adanya bahaya kebakaran
pada saat penggunaannya, tidak ada polusi.
|
-
Harga satuan lebih mahal
-
Terpengaruh oleh cuaca hujan
karena akan larut dalam air
-
Tidak dapat digunakan sebagai
campuran untuk membuat beton aspal
|
Sumber: PT Hutama Prima (2003)
No comments:
Post a Comment