Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan
kejadian di masa depan (Heizer dan Render, 2004). Menurut Kusuma (1999),
peramalan adalah tingkat permintaan satu atau lebih produk selama beberapa
periode mendatang. Peramalan produksi penting dan perlu karena beberapa hal,
sebagai berikut :
a.
Ada
ketidakpastian aktivitas produksi di masa yang akan datang
b.
Kemampuan
& sumber daya perusahaan yang terbatas
c.
Untuk
dapat melayani konsumen lebih baik, melalui tersedianya hasil produksi yang
baik.
Tujuan peramalan dalam manajemen operasional
adalah untuk mengurangi ketidakpastian produksi, agar langkah
proaktif/antisipatif dapat dilakukan, dan untuk keperluan penjadwalan produksi.
Peramalan dapat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan lingkungan internal
perusahaan. Lingkungan eksternal dapat berupa pendapatan konsumen, promosi
pesaing, harga pesaing, ketersedian
produk, efektifitas kompetitif, efesiensi saluran yang digunakan, karakteristik
pelanggan, dan lain sebagainya. Sedangkan lingkungan internal adalah
kebijakan-kebijakan yang dilakukan dalam perusahaan, berupa kebijakan promosi,
biaya dan saluran perusahaan (Makridakis et al., 1995).
Beberapa langkah yang perlu diperhatikan untuk
memastikan bahwa peramalan permintaan yang dilakukan dapat mencapai taraf
ketepatan yang optimal (Baroto, 2002) adalah sebagai berikut :
1. Penentuan tujuan. Tujuan peramalan tergantung pada
kebutuhan informasi para manajer. Analisis peramalan membicarakan dengan cara „decision
maker‟ untuk mengetahui apa kebutuhan mereka dan selanjutnya menentukan:
a.
Variabel
apa yang diramalkan,
b.
Siapa
yang menggunakan hasil peramalan,
c.
Untuk
tujuan apa hasil peramalan digunakan,
d.
Peramalan
jangka panjang atau jangka pendek yang diperlukan,
e.
Derajat
ketepatan peramalan yang diinginkan,
f.
Kapan
peramalan diperlukan,
g.
Bagian-bagian
peramalan yang diinginkan, seperti peramalan untuk kelompok pembeli, kelompok
produk, atau daerah geografis.
2. Pengembangan model. Model mempermudah pengolahan dan
penyajian data untuk dianalisis, bila dimasukkan data input akan menghasilkan
output berupa ramalan di masa yang akan datang. Validitas dan reliabilitas
ramalan sangat ditentukan oleh model yang digunakan.
3. Pengujian Model. Pengujian model bertujuan untuk melihat
tingkat akurasi, validitasi, dan reliabiltas yang diharapkan. Bila model telah
memenuhi tingkat akurasi, validitas, dan reliabilitas yang telah ditetapkan
(langkah 1), maka model ini dapat diterima. Perlu dipahami model yang dipilih
belum tentu merupakan model yang terbaik.
4. Penerapan model. Penerapan model dengan cara memasukkan
data historis (data masa lalu) untuk menghasikan suatu ramalan.
5. Revisi dan evaluasi. Hasil ramalan yang telah dibuat
harus senantiasa ditinjau ulang untuk diperbaiki. Perbaikan perlu bila terdapat
perubahan berarti pada variabel input-an. Hasil peramalan harus dibandingkan
dengan kondisi nyata untuk menentukan apakah model peramalan yang digunakan
masih memiliki tingkat akurasi yang ditetapkan. Bila tidak, maka model
peramalan harus dikembangkan ulang.
Umumnya jumlah yang diproduksi sangat ditentukan
oleh besarnya permintaan akan produk. Berdasarkan jumlah permintaan yang
diramalkan operasi, maka sub sistem operasi merencanakan dan merancang sistem,
dan menjadwalkan sistem serta mengendalikan sistem tersebut. Dalam merencanakan
dan merancang sistem tercakup perancangan produk, perancangan proses, investasi
dan penggantian peralatan, serta perencanaan kapasitas. Sedangkan dalam
penjadwalan sistem tercakup perencanan produksi menyeluruh dan penjadwalan operasi.
Dalam pengendalian sistem (controlling the system) mencakup
pengendalian produksi, pengendalian persediaan, pengendalian tenaga kerja dan
pengendalian biaya. Ketiga kegiatan tersebut, yaitu perencanaan sistem,
penjadwalan sistem, dan pengendalian sistem menentukan hasil keluaran berupa
barang atau jasa.
No comments:
Post a Comment