Kinerja Proyek dalam penelitian ini
yang terdiri dari kinerja biaya, kinerja mutu, kinerja waktu, kinerja pelaksanaan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan kinerja lingkungan. Masing-masing
kriteria kinerja proyek tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a)
Kinerja biaya
Biaya
merupakan pertimbangan utama dari suatu proyek konstruksi, karena bagaimana dan
berapa lama suatu proyek konstruksi yang akan dibuat tergantung pada biaya yang
tersedia. Pada umumnya biaya yang dibutuhkan dalam suatu proyek konstruksi
sangat besar. Ketidak tepatan yang terjadi dalam penyediaanya akan berakibat
terganggunya kinerja proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu pembiayaan
perlu di anggarkan untuk selanjutnya dituangkan ke dalam jadwal pekerjaan dan
rencana sepesifikasi. (Ervianto, 2005)
b)
Kinerja mutu
Mutu proyek
konstruksi adalah kesesuaian pekerjaan di lapangan dengan spesifikasi dari
suatu proyek konstruksi. Spesifikasi merupakan dokumen legal yang harus
dipenuhi dan merupakan bagian dari sebuah kontrak antara pemilik proyek dengan
kontraktor. Tujuan utama dari spesifikasi adalah menyamakan persepsi antara pengguna
jasa dengan penyedia jasa. (Ervianto, 2004)
c)
Kinerja waktu
Kinerja
waktu dalam suatu proyek berkaitan dengan penundaan waktu proyek dari yang
seharusnya direncanakan. Penundaan (delay)
adalah sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan
rencanan, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang mengikuti menjadi
tertunda atau tidak dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan. (Ervianto, 2004)
Keterlambatan
atau penambahan durasi proyek dari yang direncanakan dalam proyek konstruksi
secara umum biasanya disebabkan oleh perbedaan kondisi lokasi, perubahan
desain, pengaruh cuaca, tidak terpenuhinya kebutuhan pekerja, material atau
peralatan, kesalahan perencanaan, dan keterlibatan pemilik proyek.
Keterlambatan akan menyebabkan bertambahnya biaya konstruksi.
d)
Kinerja pelaksanaan kesehatan dan keselamatan
kerja (K3)
Proses
pembangunan proyek konstruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak
mengandung bahaya. Oleh karena itu keselamatan kerja mutlak diperhatikan karena
menyangkut permasalahan, perikemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi, aspek
hukum, pertanggung jawaban serta citra organisasi itu sendiri.
Secara umum
faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi (1) faktor
pekerja itu sendiri/kehati-hatian pekerja (2) faktor metode konstruksi (3)
peralatan K3 yang tersedia (4) keputusan manajemen. Sedangkan usaha-usaha
pencegahan kecelakaan kerja yang dapat dilakukan adalah (1) pengelompokan
pekerjaan berdaarkan resiko kerja (2) pelatihan keselamatan kerja bagi pekerja
konstruksi (3) pengawasan intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan (4)
ketersediaan alat K3 (5) pelaksanaan pengaturan di lolasi proyek konstruksi (Ervianto,
2005)
e)
Kinerja lingkungan.
Lingkungan
merupakan pendukung dasar dari semua sistem yang ada, oleh karena itu daya
dukung lingkungan perlu sangat diperhatikan. Pelaksanaan proyek konstruksi pada
hakekatnya adalah merupakan upaya penyediaan infrastruktur yang dapat mendukung
kegiatan ekonomi dan sosial manusia. Jika pelaksanaan proyek konstruksi tidak
memperhatikan daya dukung lingkungan, maka akan menyebabkan kerusakan alam yang
pada hakekatnya akan merugikan manusia termasuk makhluk hidup yang lain.
(Kodoatie, 2005)
Kesesuaian
antara pembangunan suatu proyek konstruksi dengan daya dukung alam, dituangkan
dalam dokumen AMDAL yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah. Oleh karena itu
dokumen ini wajib dimiliki oleh suatu proyek konstruksi, apalagi yang berskala
besar.
No comments:
Post a Comment