Network planning sebagai salah satu alat
perencanaan dan pengendalian proyek yang menyajikan jaringan dari kegiatan dan
kejadian serta logika ketergantungannya satu sama lain. Dengan network planningini sudah dapat
digambarkan perencanaan tahapan kerja sekaligus dapat mengatasi jika tahapan
kerja tersebut dilaksanakan. Pemakaian metoda network planning memungkinkan melihat urutan kerja yang akan
dilakukan secara sistematis dapat melihat kegiatan mana yang tidak bisa ditunda
mengakibatkan memperpanjang waktu keseluruhan proyek. Dalam menyusun network planning suatu proyek yang perlu
kita tinjau, yaitu:
a.
Kegiatan-kegiatan (activities)
b.
Kejadian-kejadian (event)
c.
Logika hubungan atau ketergantungan satu sama lain (logica interrelationship).
Dengan
ketiga unsur tersebut diatas sudah dapat digambarkan rencana mendetail yang
merupakan sebuah jaringan kerja (network),
dimana didalam taraf pertama ini belum diperhitungkan dan dipertimbangkan
faktor waktu dan sumber daya dan biaya.
Di
dalam taraf kedua ini adalah peninjauan unsur waktu, berdasarkan teori dan
perhitungan ditambah pengalaman, dapat dilakukan perkiraan terhadap waktu (duration) kegiatan, dengan memasukkan
masalah waktu ini dapat diketahui lamanya masing-masing kegiatan atau antar
kegiatan. Dalam peninjauan ini dapat dilihat bahwa terdapat sebuah atau lebih
lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan
network yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek yang
disebut lintasan kritis. Untuk jalur kegiatan yang tidak kritis mempunyai
jangka waktu yang lebih pendek dibanding lintasan kritis sehingga lintasan yang
tidak kritis ini mempunyai waktu untuk bisa terlambat atau waktu tenggangnya (float). Float digunakan pada waktu pengerjaan penetapan penentuan jumlah
material, equipment dan tenaga kerja
yang dapat memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah network. Diantara berbagai versi
analisis network planning yang amat
luas pemakaiannya adalah Metode Precedence
Diagram Method (PDM).
No comments:
Post a Comment