Orientasi pasar mencerminkan sejauh- mana perusahaan
menciptakan kepuasan dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan sebagai
prinsip peng- organisasian dalam perusahaan (Baker dan Sinkula, 2008).
Orientasi pasar adalah sangat bernilai, langka, tidak dapat dipertukarkan, dan
tidak dapat ditiru dengan sempurna, yang dinilai sebagai salah satu dari
kemampuan internal dan sumber daya yang berpotensi dapat menciptakan keung-
gulan bersaing (Zhou et al., 2008).
Orientasi pasar memuat tiga dimensi yakni orientasi
pelanggan (customer orientation) yang terdiri dari analisis pelanggan dan
respon terhadap pelanggan, orientasi pesaing (competitor orientation) yang
terdiri dari analisis pesaing dan reaksi menantang pesaing, dan koordinasi
interfungsional (inter-functional coordination) yang terdiri dari penyebaran
informasi, pengumpulan data dan pemanfaatan informasi (Taleghani, et al.,
2013).
Indikator pengukuran orientasi pasar antara lain
adalah fokus pada kepuasan pelanggan, fokus pada pemenuhan ke- butuhan pelanggan,
tindakan yang siste- matis untuk menciptakan kepuasan, mem- perhatikan layanan
purna jual, berorientasi pada peningkatan nilai bagi pelanggan dan pengurangan
biaya, dan menekankan pada kualitas produk. Oetintasi pesaing diukur melalui
kemampuan merespon dengan cepat terhadap aktivitas pesaing, menyebarkan
informasi pesaing ke elemen perusaha- an, pemberian informasi kekuatan dan
strategi pesaing, dan kepemilikan keunggulan bersaing. Koordinasi inter
fungsional di- ukur melalui kepemilikan data klien pada layanan operasional,
menjawab kebutuhan klien pada inter fungsional, semua fungsi layanan
berkontribusi dalam memberikan nilai yang unggul bagi pelanggan, seluruh staf
menyadari pentingnya data pasar, dan staf pada bagian pemasaran dan penjualan berperan
dalam pengembangan produk baru (Liu et al., 2011).
Orientasi pasar adalah kemampuan dan dasar budaya
yang bersifat prinsip dari organisasi. Tujuan utama dari orientasi pasar adalah
untuk mengantarkan nilai yang unggul bagi pelanggan yang di- dasarkan pada
pengetahuan yang berasal dari analisis pelanggan dan pesaing, di- mana
pengetahuan ini diperoleh dan di- sebarkan ke seluruh elemen organisasi.
Orientasi pasar mendorong budaya eksperi- men dan fokus pada peningkatan terus
menerus pada proses dan sistem perusaha- an (Kumar et al., 2011).
Orientasi pasar merupakan perspektif organisasional
yang mendorong tiga aspek utama yakni: (1) upaya pengumpulan intelegensi pasar
secara sistematik dengan sumber utama pelanggan dan pesaing, (2) penyebaran
intelegensi pasar kepada semua unit atau departemen dalam organisasi dan (3)
Respon organisasi terkoordinasi, dan menyeluruh terhadap intelegensi pasar.
Orientasi pasar adalah strategi yang digunakan untuk mencapai keunggulan
bersaing yang berkelanjutan berbasis pada penciptaan dan penggunaan informasi
dalam organisasi dan pemilihan pasar yang akan dipuaskan (Olivares dan Lado,
2008).
Bisnis berorientasi pasar menunjukkan sejauh mana
komitmen perusahaan dalam memberikan respon, desiminasi intelejen pasar dan pengumpulan
intelejen pasar yang dapat diberlakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan saat ini dan masa mendatang, strategi pesaing dan langkah-langkah
yang ditempuh, dan lingkungan bisnis yang luas (Afsharghaseni, 2013).
Untuk dapat bertahan di tengah tingginya kompetisi,
UKM harus dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Dengan demikian
maka perusahaan akan dapat memusatkan perhatiannya pada pada aspekaspek yang
menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan pada produk atau jasa yang dihasilkan.
UKM yang berorientasi pasar akan dapat memenuhi apa yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh pelanggan, kerena orientasi pasar adalah komitmen dari
pengusaha UKM untuk memberikan nilai yang lebih kepada pelanggan. UKM yan
berorientasi pasar menunjukkan bahwa seluruh elemen dalam organisasi mempunyai
tanggung jawab yang sama dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan dari
pasar sasaran
Upaya UMKM dalam mempersiapkan orientasi pasar harus
ditekankan pada tiga hal. Pertama, mempertahankan dan meningkatkan kualitas
produk. Kedua, memacu kuantitas produk yang dihasilkan. Dalam hal ini tingkat
produktivitas yang dipicu oleh faktor efisiensi dan efektifitas harus
dikedepankan. Ketiga, menjaga kontinuitas produk yang akan memantapkan
kepercayaan pasar terhadap produk-produk yang dihasilkan.
Faktor organisasional yang dapat mempercepat usaha
mikro kecil dan menengah untuk berorientasi pasar adalah kesiapan sumber daya
manusia, kemampuan di bidang manajerial, kemampuan mengelola keuangan dan
kemampuan menjalankan fungsi-fungsi pemasaran. Sedangkan faktor lingkungan yang perlu
dipersiapkan bagi UMKM yang dapat mempercepat orientasi pasar adalah Perusahaan
(kemampuan manajerial, pencatatan keuangan, desain produk, tekhnis produksi),
Pemasok (ketersediaan bahan baku, kemudahan memperoleh bahan baku, harga bahan
baku ), Perantara pemasaran (peran pengecer, akses ke retail modern), Pesaing
(antar kelompok, usaha besar, perangkat peraturan pemerintah.), Pasar Pelanggan
(pasar konsumen, pasar bisnis, pasar pemerintah) dan Masyarakat (masyarakat
keuangan, masyarakat lokal, masyarakat pemerintah)
Dengan kata lain bahwa penerapan strategi orientasi
pasar pada UMKM menggunakan pengetahuan
pasar untuk menentukan strategi perusahaan dari UMKM. Organisasi didorong oleh pasar serta
memiliki fokus pelanggan, kesadaran pesaing, dan pemahaman tentang pasar.
Strategi ini merupakan strategi yang berorientasi pada pasar yang mencakup company (C1), customer (C2), serta competitor (C3) dan berusaha memberikan
nilai yang superior bagi pelanggannya untuk mendapatkan keunggulan bersaing di
pasar, karena orientasi utamanya adalah untuk memperbaiki akses pasar.
Perusahaan yang menggunakan strategi orientasi pasarmendapatkan keuntungan yang
superior secara selektif dengan memelihara pelanggan dan keuntungan yang
potensial
No comments:
Post a Comment