Persepsi adalah proses pencarian informasi untuk
dipahami. Alat untuk memperoleh informasi adalah melalui pengindraan
(penglihatan, pendengaran, peraba dan sebagainya). (Wirawan, 2002). Pengalaman
seseorang yang berinteraksi dengan lingkungan sekitar dalam berbagai aspeknya
sangat menentukan persepsi seseorang terhadap sesuatu. Pengalaman seseorang
sangat dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, budaya, agama maupun tradisi keseharian
dari masyarakatnya. Persepsi seseorang terhadap suatu obyek dapat berubahubah.
Proses perubahan persepsi disebabkan oleh proses pada sistem saraf pada indera
manusia dan proses psikologis yang antara lain dijumpai dalam pembentukan dan
perubahan sikap.
Persepsi masyarakat terhadap suatu obyek atau
peristiwa merupakan landasan pokok bagi timbulnya sikap dan perilaku. Makna positif
atau negatif sebagai hasil persepsi seseorang terhadap sesuatu sangat tergantung
dari bentuk dan proses interaksinya. Pengalaman seseorang merupakan faktor yang
penting dalam pembentukan persepsinya terhadap sesuatu. Pengalaman seseorang
yang berinteraksi dengan lingkungan sekitar dalam berbagai aspeknya sangat
menentukan persepsi seseorang terhadap sesuatu. Pengalaman seseorang sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik sosial, ekonomi, budaya, agama maupun
tradisi keseharian dari masyarakatnya.
Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari
masyarakat terhadap proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan
(Mikkelsen, 2003) dalam Arifin (2007). Partisipasi masyarakat adalah proses dimana
masyarakat turut serta mengambil keputusan. Pada hakekatnya pelibatan
masyarakat merupakan bagian dari proses perencanaan untuk mengakomodasi kebutuhan,
aspirasi dan fokus mereka. Tujuannya adalah untuk mengeliminir kemungkinan
terjadinya dampak negatif. Ini tidak hanya sekedar menghindari protes
masyarakat, tetapi sebagai upaya untuk memperoleh input dari masyarakat tentang
segala sesuatu yang menyangkut nasib mereka. Ada beberapa pandangan tentang
partisipasi ditinjau dari kualitas yaitu:
a.
Partisipasi
sebagai masukan kebijaksanaan, dimana informasi, aspirasi dan “concern” dari
publik akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
b.
Partisipasi
sebagai strategi, dalam konteks ini partisipasi diperlakukan sebagai alat untuk
memperoleh dukungan dari publik.
c.
Partisipasi
sebagai komunikasi, dilakukan berdasarkan anggapan bahwa pemerintah (project
proponent) memiliki tanggung jawab untuk menampung aspirasi dari masyarakat
d.
Partisipasi
sebagai media pemecahan publik, sebagai cara untuk mengurangi ketegangan dan
memecahkan konflik
e.
Partisipasi
sebagai terapi sosial, dilakukan untuk menyembuhkan “penyakit sosial” seperti
alienation, pawerlessness seperti rasa minder dan sebagainya.
Batasan tentang masyarakat cukup beragam dan
mencakup berbagai faktor. Beberapa ahli telah mencoba memberi definisi tentang
masyarakat. Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari
wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan dari
pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Keseluruhan yang
selalu berubah itulah yang dinamakan dengan masyarakat. Masyarakat merupakan
jalinan hubungan sosial dan masyarakat selalu berubah. Masyarakat merupakan
setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai
suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
Raph Linton dalam Soerjono Soekanto (1995:26).
Manusia senantiasa mempunyai naluri yang kuat untuk hidup bersama dengan
sesamanya. Semenjak dilahirkan manusia mempunyai naluri untuk hidup bersama.
Pada hubungan antara manusia dengan sesamanya, maka reaksi yang timbul
mengakibatkan bertambah luasnya sikap dan tindakan seseorang. Reaksi dalam
hubungan antar manusia cenderung untuk menyerasikan dengan sikap dan tindakan
pihak lain. Hal ini pada dasarnya disebabkan manusia mempunyai dua hasrat yang
kuat dalam dirinya, yaitu keingingan untuk menjadi satu dengan sesamanya atau
manusia lain di sekelilingnya. Manusia mempergunakan pikiran, perasaan dan
kehendaknya untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua
lingkungan tersebut, yakni lingkungan sosial dan alam. Selain itu, dalam
menyerasikan diri dengan lingkungan-lingkungan tersebut manusia senantiasa
hidup dengan sesamanya untuk menyempurnakan dan memperluas sikap dan
tindakannya agar tercapai kedamaian dengan lingkungannya.
Masyarakat pada dasarnya merupakan sistem adaptif
karena masyarakat merupakan wadah untuk memenuhi berbagai kepentingan dan juga
untuk bertahan. Masyarakat juga xl mempunyai berbagai kebutuhan yang harus
dipenuhi agar masyarakat dapat hidup terus. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara
lain: informasi, energi, materi, sistem komunikasi, sistem produksi, sistem
distribusi, sistem organisasi sosial, sistem pengendalian sosial, perlindungan
warga masyarakat terhadap ancaman-ancaman yang tertuju pada jiwa dan hartanya.
Masyarakat senantiasa merupakan suatu sistem karena mencakup berbagai komponen
dasar yang saling berkaitan secara fungsional.
Masyarakat Indonesia pada umumnya adalah masyarakat
yang bercorak agraris tradisional. Lebih dari 80% penduduk Indonesia berada di
daerah pedesaan. Integrasi sosial pada masyarakat yang bercorak agraris
tradisional didasarkan atas nilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang merupakan
kesepakatan di antara para anggotanya. Nilai-nilai itu memiliki daya mengatasi
perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan di atara para anggota masyarakat
(Nasikun, 1984: 9).
Secara sosial, struktur masyarakat Indonesia
dicirikan masih adanya pelapisan sosial yang cukup tajam antara lapisan bawah
dan lapisan atas. Pada masyarakat Indonesia tumbuh polaritas sosial berdasarkan
kekuatan politik dan kekayaan. Lapisan bawah adalah mereka yang berposisi
lemah, baik secara ekonomi maupun politik, sedangkan lapisan atas adalah mereka
yang secara ekonomi relatif kaya dan berkuasa. Semakin meluasnya pertumbuhan
sektor ekonomi modern, perbedaan antara pelapisan sosial lapisan bawah dan
lapisan atas semakin tajam.
No comments:
Post a Comment