Menurut Engel, Blackwell dan Miniard dalam Suryani (2008:8) pemahaman
terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap tindakan yang
langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan tersebut. Hal yang hampir sama diungkapkan oleh Sciffman
dan kanuk dalam Suryani (2008:9) bahwa perilaku konsumen merupakan studi
yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan
sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang, dan usaha) untuk
mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.
Sedangkan menurut Swastha (1990) perilaku konsumen dapat didefinisikan
sebagai kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang-barang dan jasa termasuk didalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut, perilaku
konsumen dalam mengambil keputusan, mempertimbangkan barang dan jasa apa
yang akan di beli, dimana, kapan, bagaimana, berapa jumlah dan mengapa
membeli produk tersebut.
Loudon dan Bitta dalam Suryani (2008:21) menjelaskan juga bahwa perilaku
konsumen mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan
konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan penggunaan atau
mendapatnkan barang dan jasa. Jadi dalam menganalisis perilaku konsumen tidak
hanya menyangkut factor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan saat
pembelian, akan tetapi juga meliputi proses pengambilan keputusan yang
menyertai pembelian. Merujuk pada beberapa pengertian tentang perilaku
konsumen, maka terlihat bahwa memahami perilaku konsumen bukanlah suatu
pekerjaan yang mudah karena banyaknya variabel yang mempengaruhi dan
variabel-variabel tersebut saling berinteraksi.
Perilaku konsumen merupakan proses yang kompleks dan multi dimensional.
Pemasar dituntut untuk bisa mengkaitkan perilaku konsumen dengan strategi
pemasaran yang akan disusunnya. Strategi yang baik pada hakekatnya didasarkan
pada apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumennya. Perusahaan yang mampu
memahami perilaku konsumen akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar
karena dapat menyusun strategi pemasaran yang tepat dan dapt memberikan
kepuasan yang lebih baik dibandingkan pesaing.
Konsumen saat ini lebih bersifat menuntut. Mereka tidak lagi seperti dulu yang
cenderung hanya menerima semua perlakuan penjual. Bahkan konsumen
menginginkan sentuhan personal emosional yang tinggi. artinya konsumen ingin
agar mereka dapat mengerti mereka dan bukan sebaliknya. Pemasaran perlu
mengembalikan cara-cara yang cerdas untuk menciptakan hubungan personal
yang lebih mendalam antara merek dengan konsumen (ferinadewi, 2008:141)
No comments:
Post a Comment