Etika adalah bidang studi mengenai
moralitas tindakan manusia. Etika merupakan ilmu yang menentukan nilai-nilai di
dalam perilaku manusia dan memutuskan apa yang harus diperbuat dalam berbagai
keadaan dan situasi yang berbeda. Etika engineering
mewakili upaya-upaya para engineer profesional
untuk mendefinisikan tindakan yang layak dilakukan dalam berhubungan antara
satu sama lain, dengan klien dan pemberi kerja, dan dengan masyarakat umum.
Bertens (1993) menuliskan bahwa seperti halnya dengan banyak istilah yang
menyangkut konteks ilmiah, istilah ”etika” pun berasal dari bahasa Yunani kuno.
Kata Yunani “ethos” dalam bentuk
tunggal mempunyai banyak arti, yaitu tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam
bentuk jamak “ta-etha” artinya adalah
adat kebiasaan. Lebih lanjut kemudian Bertens merumuskan etika sebagai nilai
dan norma sosial yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. Rumusan etika tersebut juga dipandang sebagai sebuah
sistem nilai dalam hidup manusia, baik secara individu maupun secara
berkelompok. Menurut Bertens, etika dapat dipakai dalam arti kumpulan asas atau
nilai moral, yang disebut kode etik, misalnya kode etik advokat, kode etik
dokter, dan lain-lain. Bertens juga merumuskan bahwa etika juga dapat dipakai
dalam arti ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, yang disebut dengan
filsafat moral.
Sebagai suatu ilmu, objek dari etika
dalah tingkah laku manusia. Akan tetapi, berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang
juga meneliti tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif,
yaitu melihat perbuatan manusia dari sudut baik dan buruk. Etika seseorang
dapat berpengaruh terhadap persepsi yang dimiliki setiap individu. Individu
yang memiliki etika yang tinggi dianggap memiliki persepsi etis yang tinggi,
sehingga tidak akan melakukan kecurangan dalam menjalankan tugas profesinya.
Permasalahan dengan etika engineering,
sebagaimana juga di dalam profesi-profesi lainnya, berakar pada kenyataan bahwa
seorang profesional memiliki pengetahuan yang istimewa yang lebih tinggi dari
yang dimiliki oleh klien, pemberi kerja, maupun masyarakat umum. Dengan
pengetahuan yang demikian, seorang engineer
yang jujur dan bertanggungjawab dapat menjadi anggota masyarakat yang
bermanfaat. Seorang engineer yang
korup dan tidak bertanggungjawab dapat melemahkan kepercayaan publik terhadap
profesi engineering dan bahkan
menjadi anggota masyarakat yang
berbahaya.
Ironisnya, sebagai suatu bidang atau
disiplin ilmu yang tajam dipertanyakan, etika engineering ternyata masih muda, jauh lebih muda, misalnya daripada
etika medis atau etika legal. Engineering
merupakan profesi terdidik yang paling besar, dan memiliki dampak terhadap kita
semua di dalam kebanyakan aspek kehidupan. Hasil karya engineering dapat kita temui hampir setiap kali kita menolehkan
kepala dan melakukan sesuatu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh satu dokter
atau pengacara biasanya memiliki dampak terhadap satu orang pada suatu waktu
tertentu, tapi pertimbangan yang dilakukan oleh seorang engineer dalam bidang desain dapat memberikan dampak terhadap
ratusan jiwa pada suatu waktu.
Shuriye (2011) menjelaskan bahwa
etika engineering berfungsi untuk
mencapai tujuan pada penciptaan produk dan layanan teknologi yang berguna dan
aman bagi masyarakat luas. Etika engineering
mencakup prinsip-prinsip moral dan hubungannya dengan profesionalisme seorang engineer. Etika engineering adalah tentang hak moral seorang engineer. Hak moral yang merujuk pada apa yang secara moral dan
etis bagi seorang engineer. Hal ini
juga mencerminkan kemampuan engineer
untuk mengklaim apa yang secara moral adalah miliknya, apa yang berada dibawah
kendalinya, dan tindakan apa yang secara moral dapat diterima.
Lebih lanjut Shuriye (2011) menjelaskan bahwa etika engineering mengatur bagaimana seorang engineer berprilaku dan apa jenis standar moral yang harus mereka
ikuti, dan mencakup berbagai macam masalah yang berhubungan dengan pekerjaan engineering dan profesinya, yaitu
prinsip kerahasiaan, korupsi, konflik kepentingan, dan whistleblowing. Dalam engineering,
prinsip kerahasiaan adalah proses untuk memastikan bahwa informasi hanya dapat
diakses oleh mereka yang memiliki wewenang untuk itu. Prinsip kerahasiaan
memiliki skema bahwa tidak ada fakta, data, atau informasi apapun yang bisa
diakses tanpa persetujuan klien. Korupsi adalah apapun yang diperoleh oleh
pribadi atau organisasi secara tidak sah/ilegal. Suap adalah hadiah yang
ditawarkan kepada seorang engineer untuk melakukan tindakan tidak jujur dan
melawan etika profesinya. Tindakan korupsi merupakan tindakan yang memiliki
makna lebih luas dari praktek suap karena memungkinkan untuk mencakup tindakan
penipuan dan penyalahgunaan kekuasaan. Konflik kepentingan mengacu pada
serangkaian kondisi dimana penilaian profesional terlalu dipengaruhi oleh
kepentingan pribadi. Potensi konflik kepentingan dapat terjadi pada situasi
dimana seorang engineer menjalin
hubungan pertemanan/persahabatan dengan supplier,
klien, atau provider.
Whistleblowing merupakan
tindakan seorang engineer untuk
mengungkapkan perilaku tidak etis atau ilegal yang dilakukan oleh atasan atau
organisasi kepada pihak manajemen yang lebih tinggi atau ke ranah publik.
Seorang engineer memiliki kewajiban untuk
melakukan whistleblowing pada
tindakan atau proyek yang melanggar nilai-nilai etika, agama, atau nilai moral
pada umumnya yang dianut oleh masyarakat luas.
No comments:
Post a Comment