Model goal programming sudah sering
dipergunakan dalam penelitian-penelitian terdahulu untuk pemodelan masalah
multi sasaran. Goal programming merupakan salah satu model matematis
yang dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan untuk
menganalisis dan membuat solusi persoalan yang melibatkan banyak sasaran
sehingga diperoleh solusi yang optimal. Aran Puntosadewo (2013) mengatakan
bahwa pendekatan dasar goal programming adalah untuk menetapkan suatu
tujuan yang dinyatakan dengan angka tertentu untuk setiap tujuan, merumuskan
suatu fungsi tujuan untuk setiap tujuan, dan kemudian mencari penyelesaian yang
meminimumkan jumlah (tertimbang) penyimpangan-penyimapangan pada fungsi tujuan.
Model goal programming berusaha untuk meminimumkan deviasi diantara
berbagai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebagai targetnya, maksudnya
nilai ruas kiri persamaan kendala sebisa mungkin mendekati nilai ruas kanannya.
Model goal programming merupakan perluasan
dari model pemograman linier yang dikembangkan oleh A. Charles dan W. M.
Cooper pada tahun 1956 sehingga seluruh asumsi, notasi, formulasi matematika,
prosedur perumusan model dan penyelesaian tidak berbeda. Perbedaannya hanya
terletak pada kehadiran sepasang variabel deviasional yang akan muncul di
fungsi tujuan dan fungsi kendala. Pemrograman linier sendiri adalah
sebuah model matematis yang dipergunakan untuk menemukan suatu penyelesaian
optimal dengan cara memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan terhadap satu
kendala susunan. Model goal programming mempunyai tiga unsur utama,
yaitu variable keputusan, fungsi tujuan dan fungsi kendala.
Beberapa asumsi dasar yang diperlukan dalam goal
programming adalah sebagai berikut
1)
Linieritas
Asumsi ini menunjukkan perbandingan antara input
yang satu dengan input yang lain atau suatu input dengan output besarnya tetap
dan terlepas pada tingkat produksi. Hubungannya bersifat linear. 33
2)
Proporsionalitas
Asumsi ini menyatakan bahwa jika peubah pengambil
keputusan berubah, maka dampak perubahannya akan menyebar dalam proporsi yang
sebanding dengan fungsi tujuan dan juga fungsi kendalanya. Jadi tidak berlaku
hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang.
3)
Aditivitas
Asumsi ini menyatakan nilai parameter suatu
kriteria optimisasi merupakan jumlah dari nilai individu-individu. Dampak total
terhadap kendala ke-i merupakan jumlah dampak individu terhadap peubah
pengambilan keputusan.
4)
Disibilitas
Asumsi ini menyatakan bahwa peubah pengambilan
keputusan jika diperlukan dapat dibagi ke dalam pecahan-pecahan.
5)
Deterministik
Asumsi ini menghendaki agar semua parameter tetap
dan diketahui atau ditentukan secara pasti.
Ada beberapa istilah yang dipergunakan dalam Goal
Programming, yaitu:
1)
variabel
keputusan (decision variables), adalah seperangkat variabel yang tidak
diketahui yang berada di bawah kontrol pengambilan keputusan, yang berpengaruh
terhadap solusi permasalahan dan keputusan yang akan diambil. Biasanya
dilambangkan dengan Xj (j=1, 2,3, ..., n)
2)
nilai
sisi kanan (right hand sides values), merupakan nilai-nilai yang
biasanya menunjukkan ketersediaan sumber daya (dilambangkan dengan bi)
yang akan ditentukan kekurangan atau penggunaannya
3)
koefisien
teknologi (technology coefficient), merupakan nilai-nilai numerik yang
dilambangkan dengan yang akan dikombinasikan dengan variabel keputusan, dimana
akan menunjukkan penggunaan terhadap pemenuhan nilai kanan
4)
variabel
deviasional (penyimpangan), adalah variabel yang menunjukkan kemungkinan
penyimpangan-penyimpangan negatif dan positif dari nilai sisi kanan fungsi
tujuan. Variabel penyimpangan negatif berfungsi untuk menampung penyimpangan
yang berada di bawah sasaran yang dikehendaki, sedangkan variabel penyimpangan
positif berfungsi untuk menampung penyimpangan yang berada di atas sasaran.
Dalam Goal Programming dilambangkan dengan penyimpangan negatif dan
untuk penyimpangan positif dari nilai sisi kanan tujuan
5)
fungsi
tujuan, adalah fungsi matematis dari variabel-variabel keputusan yang
menunjukkan hubungan dengan nilai sisi kanannya, fungsi tujuan dalam Goal
Programming adalah meminimumkan variabel devisional
6)
fungsi
pencapaian, adalah fungsi matematis dari variabel-variabel simpangan yang
menyatakan kombinasi sebuah objektif
7)
fungsi
tujuan mutlak (non negatif), merupakan tujuan yang tidak boleh dilanggar dengan
pengertian mempunyai penyimpangan positif dan atau negatif bernilai nol.
Prioritas pencapaian dari fungsi tujuan ini berada pada urutan pertama, solusi
yang dapat dihasilkan adalah terpenuhi atau tidak terpenuhi
8)
prioritas,
adalah suatu sistem urutan dari banyaknya tujuan pada model yang memungkinkan
tujuan-tujuan tersebut disusun secara ordinal dalam Goal programming.
Sistem urutan tersebut menempatkan sasaran-sasaran tersebut dalam susunan
dengan seri
9)
pembobotan,
merupakan timbangan matematis yang dinyatakan dengan angka ordinal yang
digunakan untuk membedakan variabel simpangan i dalam suatu tingkat
prioritas k.
Dalam goal programming terdapat tiga unsur
utama yaitu fungsi tujuan, kendala tujuan, dan kendala non negatif.
Penjelesannya sebagai berikut :
1) Fungsi Tujuan
Fungsi tujuan dalam goal programming pada
umumnya adalah masalah minimisasi, karena dalam fungsi tujuan terdapat variabel
simpangan yang harus diminimumkan. Fungsi tujuan dalam goal programming adalah
meminimumkan total penyimpangan tujuan yang ingin dicapai.
2) Kendala Non Negatif
Kendala non negatif dalam goal programming adalah
semua variabel-variabel bernilai positif atau samadengan nol. Jadi variabel
keputusan dan variabel deviasi dalam masalah goal programming bernilai
positif atau samadengan nol. Pernyataan non negatif dilambangkan
3) Kendala Tujuan
Menurut Rio Armindo (2006), dalam goal
programming ada enam jenis kendala tujuan yang berlainan. Tujuan dari
setiap jenis kendala itu ditentukan oleh hubungannya dengan fungsi tujuan.
No comments:
Post a Comment