Daya tarik wisata atau “tourist
attraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang
menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu (A.
Yoeti, 2008). Daya tarik wisata adalah sesuatu yang memiliki daya tarik
untuk dilihat dan dinikmati yang layak dijual ke pasar wisata (Zaenuri, 2012). Hermawan
& Brahmanto (2018) menekankan pentingnya keaslian
dalam menentukan kriteria kualitas daya tarik wisata, baik dari segi
originalitas, maupun otentisitasnya. Kemudian Sugiono (2004) dalam
Irawan (2017) berpendapat
bahwa berhasilnya suatu tempat wisata hingga tercapainya kawasan wisata sangat tergantung pada
atraksi (attraction), seperti tingkat keunikan, nilai objek wisata, ketersedian
lahan, dan kondisi fisik objek
wisata. Berdasarkan Kementan (2012), daya tarik wisata
adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Daya Tarik wisata adalah sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dari
alam maupun budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang menjadi sasaran tertentu
guna untuk kunjungan wisatawan (I Ketut Muskin, 2016).
Attraction atau
atraksi adalah produk utama sebuah destinasi. Atraksi berkaitan dengan what to see dan what to do. Apa yang bisa dilihat dan dilakukan oleh wisatawan di
destinasi tersebut. Atraksi bisa berupa keindahan dan keunikan alam, budaya
masyarakat setempat, dan peninggalan bangunan bersejarah. Seharusnya sebuah
atraksi harus mempunyai nilai diferensiasi yang tinggi. Unik dan berbeda dari
daerah atau wilayah lain (Isdarmanto,
2017). Daya tarik wisata yang biasanya ditampilkan di destinasi
pariwisata adalah daya tarik wisata alam (natural
tourist attractions), segala bentuk daya tarik yang dimiliki oleh alam,
misalnya: laut, pantai, gunung, danau, lembah, bukit, air terjun, ngarai,
sungai, hutan. Daya tarik wisata buatan manusia (man-made tourist attractions), meliputi daya tarik wisata budaya (cultural tourist attractions), misalnya
tarian, wayang, upacara adat, lagu, upacara ritual dan daya tarik wisata yang
merupakan hasil karya cipta, misalnya bangunan seni, seni pahat, ukir, lukis (Isdarmanto, 2017).
Daya tarik wisata
adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan (I Ketut dan I
Gusti, 2017). Daya tarik
wisata merupakan segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan, dan nilai yang tinggi, yang menjadi tujuan
wisatawan datang ke suatu daerah tertentu (Suryadana, 2015).
Penelitian yang
dilakukan oleh Basiya R dan Hasan A R (2012) menyimpulkan bahwa daya tarik wisata alam
(natural attraction) meliputi pemandangan alam lautan, pantai, iklim, dan
ciri khas geografis lainnya dari tempat
tujuan wisata. Daya
tarik wisata berupa arsitektur
bangunan (building attraction) meliputi bangunan-bangunan dengan
arsitektur modern, arsitektur bersejarah,
monumen, promenades, taman dan kebun, convention center, arkeologi, manage visitor attractions
generally, lapangan golf, toko toko khusus, dan themed retailareas. Daya tarik wisata budaya
(cultural attraction)
meliputi history and folklore, religion
and art, teater, musik, tari-tarian (dance)
dan entertainment lainnya, museum, dan peristiwa-peristiwa khusus
sepertifestival dan drama bersejarah (pageants). Daya tarik wisata sosial (social attraction) seperti gaya hidup,
bahasa penduduk di tempat tujuan wisata, serta kegiatan sehari-hari. Masing-masing daya tarik wisata ini memiliki hubungan langsung dan positif terhadap minat
berkunjung ulang para pengunjung.
No comments:
Post a Comment