Saturday, April 25, 2020

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (skripsi dan tesis)

Beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan yaitu tingkat pertumbuhan penjualan, stabilitas penjualan, karakteristik industri, struktur aktiva, sikap manajemen, dan sikap pemberi pinjaman (Weston dan Copeland, 1996). Menurut Weston dan Brigham (1997) 19 faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah stabilitas perusahaan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan perusahaan. Husnan (2000) menyatakan bahwa yang paling mempengaruhi struktur modal adalah lokasi distribusi keuntungan, stabilitas penjualan dan keuntungan, kebijakan dividen, pengendalian dana risiko kebangkrutan. Sedangkan menurut Riyanto (2008) faktorfaktor yang mempengaruhi struktur modal adalah tingkat bunga, stabilitas pendapatan, susunan aktiva, kadar risiko aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, dan besarnya suatu perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2011), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain: 1. Stabilitas Penjualan Perusahaan yang penjualannya relatif stabil secara aman dapat mengambil hutang dalam jumlah yang lebih besar dan mengeluarkan beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. 2. Struktur Aset Perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan pinjaman cenderung akan cukup banyak menggunakan hutang. Aset 20 umum yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan dapat menjadi jaminan yang baik. 3. Leverage Operasi Jika hal yang lain dianggap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih rendah akan lebih mampu menerapkan leverage keuangan karena perusahaan tersebut akan memiliki risiko yang lebih rendah. 4. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. 5. Profitabilitas Perusahaan dengan tingkat pendapatan yang besar cenderung akan lebih sedikit dalam menggunakan hutang karena dapat membiayai kebutuhan perusahaan dengan modal sendiri atau laba ditahan. Profitabilitas akan berpengaruh langsung terhadap struktur modal karena perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi tidak akan menggunakan banyak hutang. 6. Pajak Bunga adalah suatu beban yang dapat mengurangi pajak, dan pengurangan ini akan lebih bermanfaat bagi perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi. Jadi, semakin tinggi pajak perusahaan maka semakin tinggi keunggulan dari hutang. 21 7. Kendali Pengaruh hutang dibandingkan saham pada posisi kendali suatu perusahaan dapat mempengaruhi struktur modal. Jika manajemen saat ini memiliki kendali hak suara (lebih dari 50% saham) tetapi tidak berada dalam posisi untuk membeli saham tambahan lagi, maka manajemen akan memilih hutang sebagai pendanaan baru. Dilain pihak manajemen mungkin memutuskan untuk menggunakan ekuitas jika situasi keuangan perusahaan begitu lemah sehingga penggunaan hutang mungkin dapat membuat perusahaan menghadapi risiko gagal bayar. Karena jika perusahaan gagal bayar, manajemen kemungkinan akan kehilangan pekerjaan, akan tetapi jika hutang yang terlalu sedikit, manajemen menghadapi risiko pengambilalihan. Jadi pertimbangan kendali dapat mengarah pada penggunaan baik itu hutang maupun ekuitas karena jenis modal yang memberikan perlindungan terbaik kepadda manajemen akan bervariasi dari satu situasi ke situasi yang lain. Apapun kondisinya jika manajemen merasa tidak aman maka manajemen akan mempertimbangkan situasi kendali. 8. Sikap Manajemen Tidak ada yang membuktikan bahwa satu struktur modal akan mengarah pada harga saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur yang lain. Manajemen dapat melaksanakan pertimbangannya sendiri tentang struktur modal yang tepat. Beberapa manajemen cenderung lebih konservatif dibandingkan yang lain, dan menggunakan hutang dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata 22 perusahaan didalam industrinya, sementara manajemen yang agresif menggunakan lebih banyak hutang untuk mendapat laba yang lebih tinggi. 9. Sikap Pemberi Pinjaman dan Lembaga Pemeringkat Tanpa mempertimbangkan analisis manajemen sendiri atas faktor leverage yang tepat bagi perusahaan, sikap pemberi pinjaman dana lembaga pemeringkat seringkali akan mempengaruhi keputusan keuangan. Perusahaan seringkali membahas struktur modalnya dengan pihak pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat serta sangat memperhatikan saran dari mereka, apakah perusahaan harus menggunakan hutang atau ekuitas sebagai pendanaan perusahaan. 10. Kondisi Pasar Kondisi pasar saham dan obligasi mengalami perubahan dalam jangka panjang maupun jangka pendek yang dapat memberikan arahan penting pada struktur modal optimal perusahaan. Jika perusahaan berperingkat rendah yang membutuhkan modal terpaksa lari ke pasar saham atau pasar hutang jangka pendek, tanpa melihat sasaran struktur modalnya. Namun, apabila kondisi melonggar, perusahaan-perusahaan akan menjual obligasi jangka panjang untuk mengembalikan struktur modalnya kembali pada sasaran. 11. Kondisi Internal Perusahaan Kondisi internal perusahaan juga mempengaruhi sasaran struktur modal. Misal, suatu perusahaan sudah menyelesaikan satu program litbang, dan perusahaan meramalkan laba yang lebih tinggi dalam jangka 23 waktu tidak sama lagi. Namun, laba baru ini belum diantisipasi oleh investor, sehingga tidak tercermin dalam harga sahamnya. Perusahaan tersebut tidak akan menerbitkan saham, perusahaan lebih memilih menerbitkan hutang sampai laba yang dicapai tinggi dan tercermin dalam harga saham. Selanjutnya perusahaan akan menjual penerbitan saham biasa menggunakan hasilnya untuk melunasi hutang dan kembali pada struktur modal yang menjadi sasaran. 12. Fleksibilitas Keuangan Keuangan perusahaan yang dapat berubah-ubah juga mempengaruhi keputusan struktur modal. Suatu perusahaan yang kondisi keuangannya baik maka pemasukan modal baik itu saham atau obligasi akan baik. Namun, apabila suatu perusahaan kondisinya buruk maka penyedia dana akan menawarkan dana dengan syarat seperti si penyedia dana diberi posisi yang lebih kuat dan maksudnya adalah hutang. Ketika perusahaan menjual emisi saham baru maka hal lain akan terjadi serta mengirimkan sinyal negatif dan kepada penyedia sehingga penjualan saham yang dilakukan oleh perusahaan yang sudah mapan.

No comments:

Post a Comment